Musim Kemarau, 22 Ribu Hektare Sawah di Cirebon Diupayakan Tetap Bisa Panen, Distan Lakukan Ini

Iwan memastikan, dari serangkaian upaya itu, pihaknya berhasil memulihkan 144 hektar dari 290 hektar lahan pertanian yang terdampak kekeringan.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Ilustrasi: Salah seorang petani di Kabupaten Cirebon yang sedang melakukan kegiatan panen di musim kemarau. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Sebanyak 22 hektare di Kabupaten Cirebon diupayakan tetap bisa panen meski di musim kemarau.

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon pun saat ini pun terus menjaga luasan lahan pertanian itu dengan berbagai upaya.

Baca juga: Nasib Petani Ketar-ketir? Air Waduk Jatiluhur Menyusut Hingga 10 Meter, Begini Penjelasan PJT II

Beberapa di antaranya melakukan pompanisasi dan menggilir air ke seluruh sawah yang dimaksud.

"Kita saat ini yang masih standing crop mulai Juni-Agustus berjalan ini sekitar 22 ribu hektare lebih di Kabupaten Cirebon yang perlu dijaga."

"Kami juga mengkoordinasikan dengan Dinas PUPR Kabupaten Cirebon dan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung terkait pasokan air untuk lahan pertanian."

"Lalu bantuan juga ada memakai irigasi tetes walaupun kurang efektif," ujar Sub Koordinator Produksi Tanaman Pangan Distan Kabupaten Cirebon, Iwan Mulyawan, Senin (4/9/2023).

Iwan memastikan, dari serangkaian upaya itu, pihaknya berhasil memulihkan 144 hektar dari 290 hektar lahan pertanian yang terdampak kekeringan.

Baca juga: Pemkab Cirebon Distribusikan Air Bersih untuk Desa Terdampak Kekeringan

Lahan-lahan pertanian itu, lanjutnya, tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Cirebon yang dilanda kekeringan pada Juli sampai sekarang. 

"Dari data itu ada yang sudah besarannya di angka 432 hektare. Tapi kondisi saat ini, yang terkena seluas 290 hektare, karena ada yang pulih 141 hektare, sisanya masih terdampak," ucapnya.

Iwan menyebut, dari 290 hektar yang terdampak sekitar 192 hektar sisanya berstatus ringan, 62 hektar berstatus sedang dan 27 hektar statusnya sedang. 

Kemudian, kata dia, lahan yang sudah puso atau mengalami gagal panen sekitar 8 hektare
 
"Itulah kekhawatiran kita soal ancaman tersebut. Takutnya yang ditanam pada musim ketiga ini terganggu karena kekurangan air dan penurunan produksi. Mudah-mudahan bisa bertahan dan dialiri air," jelas dia.

Adapun, menurut Iwan, masa tanam ketiga yang dilakukan hampir di seluruh lahan pertanian di Kabupaten Cirebon itu dimulai pada Juli 2023 lalu.

Baca juga: Bantu Warga Terdampak Kekeringan, BPBD Majalengka Distribusikan Puluhan Ribu Air Bersih

 

 


Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved