Kuncen Tempat Pesugihan Gunung Simpay di Kuningan Bocorkan Persyaratan Untuk Ritual Pesugihan

Kuncen alias juru kunci tempat pesugihan Gunung Simpay, Ading (41) memberikan sedikit bocoran tentang persyaratan bagi mereka yang akan lakukan ritual

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
net/tribun bali
Ilustrasi: Kuncen Tempat Pesugihan Gunung Simpay di Kuningan Bocorkan Persyaratan Untuk Ritual Pesugihan 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kuncen alias juru kunci tempat pesugihan Gunung Simpay, Ading (41) memberikan sedikit bocoran tentang persyaratan bagi mereka yang akan melakukan ritual pesugihan di tempat tersebut.

Sang kuncen yang merupakan warga RT 18 RW 5 Dusun Kaliwon, Desa Pagundan, Kecamatan Lebakwangi, Kuningan, itu menyebut setiap calon pelaku pesugihan harus mengucapkan niat dan tujuannya sejak saat keluar dari rumah tempat tinggalnya masing-masing.

Baca juga: Selama Pandemi Covid-19, Tempat Pesugihan Gunung Simpay Kuningan Tak Pernah Sepi Pengunjung

Suasana di tempat pesugihan Gunung Simpay di Desa Pagundan, Kecamatan Lebakwangi, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (16/2/2021).
Suasana di tempat pesugihan Gunung Simpay di Desa Pagundan, Kecamatan Lebakwangi, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (16/2/2021). (Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai)

Tindakan itu, kata Ading, menjadi bagian dari persyaratan yang menjadi keharusan pengunjung dalam melaksanakan pesugihan di Gunung Simpay.

"Setiap siapapun yang datang, kami terbuka dan jelas kami tanya identitas lengkap si pemohon berikut nama istrinya," ujar Ading, Selasa (16/2/2021).

Informasi tentang identitas calon pelaku pesugihan tersebut harus diungkap secara jujur dan terbuka agar mendapatkan posisi hitungan atau rumus antara boleh dan tidak melakukan ritual.

Baca juga: Warga 1 Kampung di Tuban Mendadak Kaya Raya, Semua Beli Mobil Baru, Pilih Foya-foya, Ogah Buka Usaha

Baca juga: SINOPSIS Ikatan Cinta 17 Februari, Kelicikan Elsa Akhirnya Terbongkar, Penasaran Reaksi Al dan Andin

Karena untuk bisa atau tidaknya seseorang melakukan ritual pesugihan harus melalui hitungan khusus yang menjadi aturan main di tempat pesugihan Gunung Simpay ini.

Dalam rumus itu terdapat bahasa mendasar yang mesti dipahami sebelumnya. Ini juga sebagai ketentuan wajib saat hendak melaksanakan ritual pesugihan.

"Iya dalam rumusan itu kami bagi menjadi 6 istilah. Biasa kami sebut, mulai dari Gunung, Urug, Sagara, Saat (Surut), Pancuran, dan Emas.

Istilah tadi kalau dalam lingkungan Jawa itu seperti Sri, Lungguh, Dunia, Lara dan Pati.

Jadi, jumlah nama terhitung dari pasangan suami istri akan dibagi enam, dan hasilnya ada pada salah satu di antara yang enam tadi," katanya.

Menyinggung bisa keluar jumlah dari nama calon pelaku pesugihan tadi. Rumusnya itu biasa terungkap dalam budaya kejawen.

Baca juga: Ramalan Zodiak 17 Februari, 5 Zodiak Ini Diramalkan Amsyong, Kamu Termasuk yang Untung atau Buntung?

Baca juga: KEKEJAMAN Ayah Kandung, Hamili Anak Gadisnya, Paksa Putrinya Minum Pil Tuntas untuk Gugurkan Janin

"Ya, rumus hitungan jumlah dari nama calon pelaksana (pelaku) tadi.

Itu bisa diketahui dari hitungan dengan rumus Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La, Pa Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga.

Jadi total jumlah berapa itu bisa keluar boleh atau tidak.

Misal, ketentuan yang menjadi hak untuk melanjutkan ritual pesugihan itu jatuh pada hitungan Gunung, Emas, Pancur dan Sagara.

Nah, jika jatuh pada Urug dan Saat atau Surut, kami berikan arahan untuk melakukan pencegahan dan mempersilakan pulang," ungkapnya.

Baca juga: Harga HP Oppo Februari 2021, Tipe A Series Harga Mulai Rp 1 Jutaan Saja, Kamera Oke Dipakai Selfie

Baca juga: UPDATE Daftar Harga Mobil Murah, Punya Budget Berapa? Pilihan Mobil Ada di Sini, Teliti Sebelum Beli

Memasuki tahap selanjutnya, kata dia, calon pelaku pesugihan itu harus melengkapi kebutuhan sebagai sesajii dalam menyambut makhluk gaib atau sejenisnya saat berhadapan untuk melakukan kontrak alias perjanjian.

"Bentuk sesaji itu seperti dua buah kelapa ijo, sate kambing dua tusuk, sembilan butir telur ayam kampung, air lima gelas berbeda rupa (ada kopi manis, kopi pahit, teh manis, teh pahit dan air putih).

Kemudian tidak lupa disediakan uang dengan pecahan terbesar sebagai sampel untuk memberi tahu mahluk gaib dalam berusaha nanti.

Setelah lengkap persyaratan dan pembekalan doa saat ritual nanti. Kami antar ke lokasi dan membuka jalur komunikasi atau istilah ngerekes," ujarnya.

Mengenai durasi dalam pelaksanaan ritual, kata Ading, ini bergantung pada nilai kekhusukan pelaku saat melangsungkan ritual.

"Biasanya, ketika sudah hadir dan berhadapan. Pelaksana pesugihan dan makhluk gaib itu melakukan perjanjian tertentu.

Selesai dari sana, pelaksana pesugihan tadi boleh pulang dan melakukan aktivitas pada umumnya dengan cita-cita tadi," ujarnya.

Diketahui sebelumnya, selama pandemi Covid-19, tempat pesugihan Gunung Simpay,tak pernah sepi pengunjung alias pemohon.

Lokasi tempat pesugihan itu berada di Desa Pagundan, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Baca juga: Tempat Pesugihan di Kuningan Tanpa Kuncen, Asli Bukan Hoax, Dipercaya Dihuni Siluman Ular Perempuan

Tempat dua makam keramat yang suka dijadikan sebagai tempat pesugihan oleh warga yang berziarah, Selasa(2/2/2021). Kedua makam itu terletak di Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.
Tempat dua makam keramat yang suka dijadikan sebagai tempat pesugihan oleh warga yang berziarah, Selasa(2/2/2021). Kedua makam itu terletak di Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. (Tribuuncirebon.com/Ahmad Ripai)

Baca juga: Kisah Abah Lurah Hidup Sendiri di Kampung Mati Kuningan Hidup Tanpa Listrik, Keluarga dan Tetangga

Tempat pesugihan tersebut diyakini warga terdapat sejumlah makam leluhur desa yang dianggap sebagai makam keramat.

Ading (41), warga RT 18 RW 5 Dusun Kaliwon, desa setempat, mengatakan Gunung Simpay merupakan lahan keramat yang memiliki lebih dari satu pasarean alias makam tokoh leluhur desa.

"Di Gunung Simpay, ada Makam Buyut Saringsingan, Kuwu Rongkah, Syeh Semar Kuncung, Eyang Winanta atau Panenjoan Buyut Sakti dan ada Makam Eyang Surajaya," kata Ading saat ditemui di rumahnya, usai mengunjungi lokasi Gunung Simpay, Selasa (16/2/2021).

Nama-nama tokoh yang dimakamkan itu, kata Ading, merupakan tokoh desa di zaman sebelum kemerdekaan dan yang memperkokoh terbentuknya Desa Pagundan.

Meski masa Pandemi Covid-19, pengunjung dari luar daerah itu tetap saja ada.

Kebanyakan dari pengunjung itu bertujuan untuk bisa cepat meraih kesuksesan dalam kehidupan.

"Ya, hampir tiap tahunnya itu ada sekitar 20 orang datang dan melakukan ritual yang diharapkan sebelumnya.

Seperti di masa Pandemi Covid-19 sekarang, pemohon itu rata-rata ingin naik jabatan, pangkat dan meraup kekayaan hingga menjadi miliarder," ungkapnya.

Baca juga: Kata Aparat Soal Tempat Pesugihan Ngipri Siluman Ular di Kuningan Tanpa Kuncen Ramai Didatangi Warga

Baca juga: Kampung Dekat Tempat Wisata Paralayang di Majalengka Itu Berubah Jadi Angker, Ditinggal Penghuninya

Pengunjung pernah datang dan sukses saat usai melakukan ritual di lokasi sakral sebagai tempat pesugihan tadi.

"Ini banyak di datangi dari luar Kabupaten Kuningan. Orang yang datang itu, dari pulau Jawa dan ada juga dari Sumatra dan ada juga dari pulau lainnya," ujar Ading.

Ditemui di tempat yang sama, warga lainnya, Wahidi yang akrab disapa Mang Way (54) mengatakan, tempat pesugihan Gunung Simpay sudah cukup dikenal banyak orang.

"Iya tempat atau makam yang dikeramatkan di sini sudah terkenal dan memiliki juri kunci atau kuncen.

Baca juga: Banyak Postingan Video soal Mistis Dikaitkan dengan Kuningan, Diskominfo Ingatkan Ini pada YouTuber

Baca juga: Ada Tempat Pesugihan Ngipri Siluman Ular di Kuningan Tanpa Kuncen, Selalu Ramai Didatangi Warga

Sesuai dengan apa yang diceritakan tadi oleh Pak Ading itu memang benar terjadi," ujarnya.

Dalam pengalamannya, kata Mang Way, kawasan Gunung Simpay sering menjadi tempat melakukan pemanjatan doa dan pengharapan kebaikan untuk lingkungan sekitar.

"Sewaktu kecil emang di kawasan Gunung Simpay suka dijadikan tempat bermain dan orang tua kami melakukan pemanjatan doa untuk kebaikan bagi keluarga dan lingkungan sekitar," ungkapnya. (*)

Baca juga: Bawang Merah Ternyata Tak Boleh Dimakan Orang dengan 5 Kondisi Ini, Bisa Berakibat Fatal

Baca juga: Di Hadapan Hakim, Marshanda Jawab Soal Tuduhan Selingkuhan Arya, Mantan Suami Kareen Indonesian Idol

Baca juga: Amanda Manopo Berpose Seksi di Bak Mandi, Netizen Mulut Nyinyir Heran Arya Saloka Bisa Tak Tergoda

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved