Banjir di Majalengka

Pilu Warga Dawuan dan Petugas BPBD Majalengka, Jeritan Hati Tak Ingin Banjir Melanda Lagi

Banjir melanda sejumlah desa di Majalengka pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari.

Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Adim Mubaroq
MENGUNGSI KE MASJID - Warga korban banjir di Majalengka mengungsi ke Masjid Al Itihad Dawuan. 

“Saat itu saya lagi piket, tugas evakuasi di Blok Jonggol. Tapi pikiran saya ke rumah terus, ingat orang tua saya,” ucap Hendru di Kantor Desa Dawuan.

Meski pikirannya bercabang antara tugas negara dan keluarga, Hendru tetap menjaga profesionalitas. Ia meminta izin ke atasannya, Reza, untuk memastikan keluarganya aman. 

Ia pun bergegas ke Dawuan. Rumah orang tuanya yang berada di RT 2 RW 1 sudah terendam air setinggi betis, sekitar 30 sentimeter.

Di dalamnya ada ayah dan ibunya. Ia tak bisa menunda lagi, langsung mengevakuasi mereka ke Masjid Al-Ijtihad.

“Saat saya tiba, ketinggian air sudah betis orang dewasa. Tapi 30 menit kemudian, sudah sepaha,” kenangnya.

Bagi Hendru, banjir ini bukan sekadar bencana tahunan, melainkan peringatan keras tentang pentingnya perhatian terhadap lingkungan dan infrastruktur. Ia berharap ke depan ada normalisasi sungai yang sudah lama dangkal. 

Di tengah kesibukan menyelamatkan warga, Hendru tetap seorang anak. Ia membuktikan bahwa mereka yang berada di garda terdepan penanggulangan bencana, juga punya rumah yang harus diselamatkan. Dan di Dawuan, hari itu, rumah dan tugas bertabrakan dalam satu arus banjir yang sama.

Di Masjid Al-Ijtihad yang penuh dengan alas tidur seadanya, serta diiringi kekurangan bantuan makanan, para pengungsi memanjatkan doa. Sambil menyeka sisa lumpur dari lengan, mereka hanya berharap satu: ini tidak terulang lagi.

Bukan Banjir Biasa

Menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Majalengka, Reza Permana, ketinggian air di sejumlah lokasi bahkan mencapai dua meter.

“Air sudah surut, warga sudah kembali. Lebih dari 250 warga kami evakuasi. Sebagian besar lansia, anak-anak, dan warga sakit,” ujar Reza, Sabtu pagi (17/5/2025).

Bencana ini bukan hal baru bagi warga sekitar. Seperti diungkapkan Reza, kawasan Dawuan dan Kadipaten tahun ini sudah dua kali mengalami banjir. Namun kali ini yang besar.

“Banjir besar juga pernah terjadi pada 2021. Kami imbau masyarakat tetap waspada karena potensi hujan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan,” katanya.

Kapolsek Kadipaten, AKP Budi Wardana, menyebutkan ada sedikitnya 404 rumah dan 514 kepala keluarga terdampak. Tim gabungan dari Polres, TNI, BPBD, dan aparat desa dikerahkan untuk evakuasi dan pendataan warga.

Namun di balik banjir ini, ada suara-suara protes yang menyeruak dari warga. Mereka menduga penyebab banjir bukan semata hujan. Warga menduga ada bendungan di Karangsambung yang turut jadi penyebab banjir.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved