Ucapan Ketua DPRD Kuningan Sebut 'Jangan Sampai Husnul Khotimah Bawa Limbah' Disebut Multitafsir

Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy mengeluarkan kata-kata ‘jangan sampai Husnul ini hanya membawa limbah, limbah wabah dan limbah segalanya'beredar luas

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
TribunCirebon.com/Ahmad Ripai
Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Beredar luas di sosial media tentang video ungkapan Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy yang mengeluarkan kata-kata ‘jangan sampai Husnul ini hanya membawa limbah, limbah wabah dan limbah segalanya'.

Pernyataan tersebut tidak direspon oleh pihak Ponpes Husnul Khotimah.

Hal itu dikatakan Sanwani salah seorang pengurus sekaligus juru bicara Ponpes Husnul Khotimah saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Minggu (4/10/2020).

“Atas dasar perintah yayasan dan pimpinan, kami tak menanggapi soal kalimat yang dikeluarkan Ketua Dewan. Namun hingga kini, kami fokus lakukan penanganan kesehatan santri dan lingkungan ponpes dari jumlah terkonfirmasi Covid-19,” kata Sanwani.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Praktisi Hukum Indonesia (PPHI) Kabupaten Kuningan, Toto Suripto, menilai kata-kata Ketua DPRD Kuningan bisa multitafsir dan perlu diklarifikasi.

“Dari kata-kata Ketua DPRD ini bisa menuai dan menilai keberadaan Pondok Pesantren Husnul Khotimah selama ini terkesan negatif, karena hanya membawa limbah atau membawa yang tidak bernilai, baik itu berupa wabah ataupun limbah yang lainnya,” kata Toto.

Belasan Rumah di Kuningan Rusak Akibat Pergerakan Tanah, Kerugian Capai Rp 500 Juta

Petugas Medis Alami Kekerasan Saat Melacak Pasien Covid-19, Dipukuli dan Digigit Keluarga Pasien

Sebut Ada yang Sok-sokan Mau Lockdown Kota dan Provinsi, Presiden Jokowi Sindir Siapa?

Penempatan kata Limbah yang disandingkan dengan kata Wabah, kata Toto, maka seolah adanya wabah di pesantren Husnul Khotimah, tidak hanya saat sedang terjadi Pandemi Covid 19 saja.

“Terlebih lagi adanya kata-kata limbah segalanya," ujarnya.

Harusnya, kata Toto, kalimat itu dapat dijelaskan oleh ketua DPRD Kabupaten Kuningan secara objektif dan logis.

“Karena kedudukannya sebagai pejabat publik yang terikat oleh Kode Etik dan sebagai warga negara yang harus memiliki perlakuan yang sama dihadapan hukum, maka statemennya harus dipertanggungjawabkan secara hukum," ujar di damping Sekretaris PPHI  Kuningan, Dadan Somantri Indra Santana.

Dadan menilai pernyataan Nuzul Rachdi sangat berlebihan dan tendensius. “Mestinya selaku pejabat publik dalam menyampaikan pandangan atau pendapatnya jangan sampai sifatnya multitafsir,” ujarnya.

Seorang Ibu Pingsan Saat Tahu Putrinya yang Masih SMP Jadi PSK, Awalnya Izin Bikin Konten Youtube

Terpisah, Koordinator APIK (Aliansi Persaudaraan Islam Kuningan)  Andi Budiman, merasa sangat kecewa dan sangat tersinggung dengan pernyataan tersebut.

"Tidak pantas saudara Nuzul menyampaikan pernyataan seperti itu, karena asumsi limbah itu kan kotoran, sementara pondok pesantren adalah  tempat mendidik umat, mengajarkan kebaikan," katanya.

Andi juga menuntut agar ketua dewan dari partai PDIP tersebut segera mengklarifikasi pernyataannya untuk menghindari kegaduhan di tengah masyarakat.

"Umat muslim ibarat satu tubuh, dan jangan sampai menimbulkan kegaduhan di Kabupaten Kuningan," katanya.

Galuh dan Galih, Kakak Beradik Asal Indramayu Punya 12 Jari Tangan & 12 Jari Kaki, Kisahnya Viral

Mengulas pernyataan Ketua DPRD Kuningan, kata Andi, ini dapat membuat asumsi bahwa pondok pesantren adalah sumber wabah.

“Padahal, jauh-jauh hari sebelumnya dampak wabah korona ini sudah menyebar dan Pondok Pesantren Husnul Khotimah sudah berbuat banyak bukan hanya untuk Kabupaten Kuningan, tapi juga untuk negara Indonesia,” ujarnya.

Lebih dari 5000 alumni yang tersebar di 33 negara itu banyak yang menjadi doktor dan pejabat publik. Ratusan hafidz/ hafidzhoh dihasilkan setiap tahun.

Galuh dan Galih, Kakak Beradik Asal Indramayu Punya 12 Jari Tangan & 12 Jari Kaki, Kisahnya Viral

“Tak hanya itu, keberadaan Ponpes Husnul Khotimah, ekonomi masyarakat sekitar sangat terbantu, perputaran uang lebih dari 100 milyar per tahun mulai Loundry, Kantin, Pegawai semua menikmati keberadaan Husnul Khotimah selama lebih dari 26 tahun,” katanya. 

Pulangkan Santri

 Manajeman Pondok Husnul Khotimah mulai memulangkan santri ke rumah masing-masing ke sejumlah daearah.

"Untuk saat ada 30 orang santri yang terpapar Covid-19 sudah dinyatakan sembuh," ungkap Juru Bicara Satgas Covid-19 Ponpes, Sanwani saat ditemui di lingkungan ponpes, Jum'at (2/10/2020).

Menurut Sanwani, jumlah 30 orang santri yang sembuh itu sebelumnya sudah menjalani tes swab kedua dan melakukan karantina.

"Ponpes Husnul Khotimah sendiri saat ini masih melakukan tes swab kepada para santri, guru dan pegawai lainnya," katanya.

Pelaksanaan swab di beberapa lokasi dan menambah tenaga kesehatannya sehingga dari sebelumnya sehari 300 orang sekarang bisa 500 swab perhari.

"Mudah-mudahan semua selesai dilakukan swab dan kita tunggu hasilnya, untuk kemudian lakukan sterilisasi lingkungan ponpes saat santri di rumah masing-masing," katanya.

Seperti diketahui, sebanyak 95 orang di Ponpes Husnul Khotimah Kuningan positif Covid-19.

Sementara Juru Bicara Satgas Covid-19 Kuningan, Agus Mauludin menyampaikan kasus terkonfirmasi positif di klaster Ponpes Husnul Khotima mengalami peningatan.

"Hari ini total sebanyak 402 orang dan kenaikan pada klaster Ponpes Husnul Khotimah ada sebanyak 62 orang," ujar Agus.

Untuk kasus yang masih ikuti karantina ada 232 orang.

 Tambah 37 Kasus Baru Covid-19 di Klaster Ponpes Husnul Khotimah Kuningan Total 93, Didominasi Santri

 PROMO JSM ALFAMART Akhir Pekan 2-4 Oktober 2020, Dapatkan Harga Murah Beras Minyak Goreng

"Sedangkan untuk kasus kontak erat total ada 765 orang dengan discarded ada 765 orang, kasus kontak erat dari Laki-laki ada 379 orang dan Perempuan sebanyak 386 orang," katanya.

Ditanya soal klaster BRI, kata Agus, hingga saat ini data belum masuk.

"Namun Petugas Covid-19 Kabupaten, telah menyiapkan sejumlah tempat untuk isolasi dan karantina karyawan BRI tersebut," kata Agus seraya menambahkan bahwa untuk tempat di pecah.

"Salah satunya RS Citra Ibu," imbuhnya.

2.000 Orang Swab Tes

 Sebanyak 2000 orang telah menjalani swab test dan rapid test di lingkungan klaster Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kuningan.

“Hingga sekarang jumlah yang sembuh itu ada sebanyak 48 dari kalangan santri dan karyawan di lingkungan ponpes, yang sebelumnya sebanyak 93 orang terpapar,” kata Sanwani saat dihubungi via ponselnya, Minggu (4/10/2020).

Menurutnya, penanganan terhadap kasus terkonfirmasi postif Covid-19 terus dilakukan.

 Fitnah Kejam Rizki DA pada Nadya Mustika Dibongkar Kakak Ipar, Ridho DA Langsung Komentar Begini

Bagi santri dan karyawan lainnya yang negative atau sehat, sudah dipulangkan beberapa hari lalu

Teknis pemulangan, kata dia, dilaksanakan pada santri mulai kelas 7 hingga kelas 12.

“Mereka yang pulang, ada yang dijemput dan ada yang mandiri naik angkutan umum,” katanya.

Mengenai jumlah kelas 7 hingga kelas 12 yang sudah pulang ke rumah masing – masing mencapai 817.

 Seorang Ibu Pingsan Saat Tahu Putrinya yang Masih SMP Jadi PSK, Awalnya Izin Bikin Konten Youtube

 Ucapan Ketua DPRD Kuningan Sebut Jangan Sampai Husnul Khotimah Bawa Limbah Disebut Multitafsir

“Hingga saat ini ada sebanyak 817 santri dan karyawan, sisanya ada yang belum swab tes dan ada juga sedang jalani isolasi mandiri,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved