Beredar Video Percakapan Guru di Lamongan Bentak Siswa dan Gebrak Meja Berujung Viral

oknum guru perempuan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan, Jawa Timur, membentak siswa dan menggebrak meja, baru-baru ini viral.

YouTube MAN 1 Lamongan
MAN 1 LAMONGAN - oknum guru perempuan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan, Jawa Timur, membentak siswa dan menggebrak meja 

Duduk perkara kasus nilai siswa tidak masuk

Dikutip dari TribunMataraman.com, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah, pada Selasa (4/2/2025) mengungkapkan, awal mula masalah timbul karena miskomunikasi.

Menurut Endah, secara administratif siswa tidak mengalami masalah karena tahun ini pihak sekolah telah menerapkan sistem baru, yaitu e-rapor.

Namun, ternyata ada 22 siswa yang nilainya tidak terbaca dalam sistem e-rapor. 

Akibatnya, mereka tidak terdaftar sebagai siswa eligible untuk mengikuti seleksi SNBP.

Endah memaparkan, tahun ini pihaknya menerapkan sistem baru berupa e-rapor dari Rapot Digital Madrasah (RDM) yang terhubung ke Pusdatin. 

Baca juga: Viral Guru di Tangerang Tega Banting Balita 23 Bulan Terekam CCTV, Pelaku Terancam 5 Tahun Penjara

Klarifikasi Kepala Sekolah

Kepala MAN 1 Lamongan  yang ditemui media pada Selasa mengatakan, viralnya video oknum guru membentak siswa dan menggebrak meja dapat dijadikan pembelajaran agar baik siswa maupun guru dapat berhati-hati.

Saat ditemui media, ia menyinggung tentang siswa Gen Z yang merekam dan mengunggah video viral tersebut.

“Ini hanya miskomunikasi. (Guru) yang nggebrak (meja) juga nggak ada niatan untuk seperti itu. Saya yakin itu hanya saking tanggungjawabnya dia sebagai penanggungjawab untuk menyukseskan anak-anak,” katanya, dikutip Tribunjogja.com dari video wawancara Nur Endah Mahmudah dengan awak media.

“Begitu juga anak-anak. Kenapa sampai terjadi seperti itu, karena anak-anak ini Gen Z, apa pun yang terjadi, inginnya semua di-up, semua di-up. Padahal apa pun itu kan tidak bisa langsung semua di-up, karena harus ada privacy, apalagi ada Undang-Undang ITE,” ucapnya.

“(Video viral) itu momen menyampaikan ke anak-anak, karena apa, karena anak-anak tidak bisa mengikuti yang dari eligible kan, sehingga disampaikan, karena harus disampaikan ke anak-anak, nggak mungkin kita tutup, oh ini tahu-tahu nggak ikut, nah ini juga kita transparan, kita sampaikan ke anak-anak,” imbuhnya.

Mengutip TribunMataraman.com, Kepala MAN 1 Lamongan mengatakan, 22 siswa yang nilainya tidak terbaca masih memiliki banyak alternatif untuk masuk PTN melalui jalur lain, seperti SPAN, PTKIN, atau jalur mandiri.

“Kami memahami kekecewaan siswa, tetapi ini bukan akhir dari segalanya. Masih ada banyak peluang lain yang bisa mereka tempuh,” katanya.

Terkait dengan solusi bagi siswa yang terdampak, pihak sekolah menerima kabar bahwa ada kesempatan bagi siswa untuk mendaftar kembali, meskipun masih menunggu kepastian teknis.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved