Pertamina Wujudkan Mimpi Disabilitas Tunarungu Indramayu Dapat Pekerjaan Layak di Teman Istimewa

Teman Istimewa Cofffee memperkerjakan delapan barista penyandang disabilitas tunarungu.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Nur (kiri), barista tunarungu yang bekerja di Kafe Teman Istimewa Coffee, Sabtu (7/9/2024). 

Cerita Nur kembali berlanjut, kali ini soal ekonomi. Nur rupanya sosok wanita tangguh yang tidak kenal menyerah.

Nur sempat membuka warung usaha jajanan di rumahnya pada tahun 2009. Usaha itu menyesuaikan hobinya yang gemar memasak. 

Awalnya Nur mencoba berjualan cimplo makanan khas Indramayu, tapi tidak laku. Kemudian beralih jualan seblak, beralih lagi jualan es dan jajanan lainnya. Tapi hasil yang didapat Nur tetap sama, warungnya selalu sepi.

Ia bercerita, bahkan pernah ada anak-anak yang mampir untuk jajan di warungnya. Anak itu malah kabur saat tahu Nur tidak bisa bicara. Ada juga anak-anak yang datang ke warung Nur hanya untuk mengejek dirinya.

Nur tidak menampik, kondisi itu membuatnya sedih. Tapi, ia juga sadar soal keterbatasan yang dimilikinya.

Jika putus asa menuntun beberapa orang untuk menyilet tangan atau memaki di status media sosial, putus asa justru menuntun Nur untuk tidak mudah menyerah.

Di Kafe Teman Istimewa Coffee sendiri, Nur terbilang karyawan yang paling baru, terhitung baru 4 bulan ia bekerja sana.

Nur awalnya mengenal Winanda, barista tunarungu yang sudah lebih dahulu bekerja di Kafe Teman Istimewa Coffee. Winanda pun merekomendasikan Nur, kebetulan juga saat itu pihak kafe memang tengah butuh karyawan baru.

Ini kali pertamanya Nur bekerja, bagi Nur kesempatan tersebut adalah momen yang sangat luar biasa, selayaknya mimpi yang menjadi kenyataan. 

Apalagi Nur yang memang hobi memasak, ia punya cita-cita ingin menjadi juru masak. Nur pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

“Senang kerja di sini, kalau di sini ramai, pelanggannya banyak,” ujar dia.

Teman Istimewa Coffee 2
Kafe Teman Istimewa Coffee, Sabtu (7/9/2024).

Barista Tunarungu

Total ada delapan barista yang bekerja di Kafe Teman Istimewa Coffee. Mereka adalah Arida, Santi, Carnoto, Saefudin, Wulan, Wulandari, Winanda, dan Nur.

Semuanya memiliki kendala yang sama, yakni tidak bisa mendengar dan berbicara. 

Dalam bekerja, Nur dan kawan-kawan itu didampingi oleh Sespri Maulana, pemuda berusia 33 tahun itu ditunjuk oleh PT KPI RU VI Balongan untuk menjadi pendamping teknis sekaligus mengelola Kafe Teman Istimewa Coffee.

Sore itu, Sespri tampak cekatan membantu karyawan-karyawannya membuat pesanan pelanggan. Ia juga mengajarkan mereka cara berinteraksi yang baik dengan tamu.

Saat senggang, Sespri turut bercerita soal pendampingan yang dilakukannya tersebut. Menurutnya, Teman Istimewa Coffee adalah rumah bagi para disabilitas khususnya penyandang tunarungu.

Di sana mereka bisa mendapat penghasilan, tidak peduli meskipun punya keterbatasan tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara.

Nama Teman Istimewa pun terinspirasi dari kondisi para tunarungu tersebut yang saling menguatkan satu sama lain dan tidak menyerah demi melangkah menjadi lebih baik.

“Kita di sini punya tagline, mendengarkan dengan hati, memaknai dengan rasa," ujar Sespri soal kafe tersebut.

Secara pribadi, Sespri mengaku sangat memahami kondisi para penyandang tunarungu. Salah satu saudaranya juga menderita kekurangan yang sama.

Menurutnya, mereka butuh uluran tangan untuk membantunya mandiri agar tidak terus merasa dimanja. Ia yakin, dengan terbiasa bekerja keras, disabilitas seperti Nur dan kawan-kawannya bisa memiliki kehidupan yang layak seperti masyarakat umum lainnya.

Di sisi lain, kata Sespri, beragam keluh kesah pun sudah sering ia dengar seputar golongan masyarakat satu ini, keluh kesah juga datang dari orang tua mereka.

Mayoritas mengeluh karena mereka tidak percaya diri, sehingga setelah lulus dari Sekolah Luar Biasa (SLB) banyak penyandang disabilitas tunarungu hanya menghabiskan waktu berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun.  

Menurut Sespri, hal tersebut karena pola didik yang salah. Apalagi sebagian besar orang tua penyandang disabilitas ini memang terlalu memanjakan anaknya.

Sikap senang dimanja ini kemudian menular hingga mereka menginjak usia dewasa. Hasilnya, mereka tidak bisa hidup tanpa ulur tangan orang tua maupun saudara.

"Mereka ini sebenarnya hanya tidak bisa mendengar dan bicara, tapi secata fisik mereka sempurna," ujar dia.

Di Kafe Teman Istimewa Coffee, para disabilitas yang bekerja juga diajarkan soal mimpi. 

Sespri berharap setelah berhenti bekerja di Teman Istimewa Coffee, mereka bisa menggapai cita-cita yang mereka impikan dan kelak memiliki kehidupan yang layak.

Progres yang Luar Biasa

Sejak dibuka Agustus 2023 lalu, Kafe Teman Istimewa Coffee rupanya menunjukkan progres yang sangat luar biasa. Pengunjung kafe ini tidak pernah sepi.

Sespri bercerita, banyak tamu yang mengaku menjadi pelanggan tetap karena kagum dengan semangat bekerja yang ditunjukkan oleh teman-teman barista tunarungu.

“Dibanding ngopi di tempat lain, mending di sini katanya, mereka juga ingin ikut bantu biar teman-teman di sini punya penghasilan,” ujar Sespri.

Peningkatan pembeli ini juga berdampak pada tampilan kafe yang sudah banyak berubah. 

Dari yang awalnya hanya kafe sederhana, kini Teman Istimewa Coffee sudah memiliki ruang VIP lengkap dengan monitor yang bisa juga digunakan untuk meeting.

Setiap sudut kafe itu kini juga dipenuhi oleh karya fotografi. Kata Sespri, foto-foto itu merupakan jepretan dari teman sesama disabilitas tunarungu, ada foto yang memperlihatkan kebudayaan Indramayu, aktivitas masyarakat lokal, dan lain sebagainya.

Di sana juga terdapat ornamen-ornamen penunjang lainnya sebagai penghias untuk menambah kenyamanan kafe.

Teman Istimewa Coffee sekarang juga memiliki workshop kreatif untuk pelatihan handcaft.

Termasuk beragam menu yang lebih bervariatif untuk ditawarkan kepada tamu yang datang.

Bagi para pecinta kopi, ada menu best seller Kopi Susu Istimewa, Vietnam Drip, V60, dan varian kopi lainnya. Bisa dipesan dingin maupun panas, harganya pun dibandrol mulai dari Rp 15-20 ribu.

Ada pula varian menu non kopi yang dijual mulai harga Rp 10-18 ribu, seperti Matcha, Chocholate, Susu Hazelnut, dan lain-lain.

Untuk makanannya juga beragam, ada Nasi Telur Gimbal yang cuma Rp 12 ribu, Nasi Goreng Kampung Rp 15 ribu, Nasi Ayam Serundeng Rp 20 ribu, dan menu lainnya.

Termasuk menu Bakso Kuah, Bakso Siomay, Bakso Ikan. Khusus menu ini sengaja diambil dari UMKM yang ada di sekitaran kafe agar masyarakat setempat juga bisa ikut terbantu dengan keberadaan Teman Istimewa Coffee.

Sespri mengatakan, omzet yang didapat Teman Istimewa Coffee sekarang ini bisa mencapai Rp 2,5 juta per hari.

Dari omzet yang didapat itu, nantinya akan digunakan untuk operasional kafe, gaji karyawan, hingga tabungan serta jaminan sosial untuk mereka.

Teman Istimewa Coffee sendiri buka setiap hari dengan sistem kerja sif. Sif pertama mulai pukul 10.00-16.00 WIB dan shif kedua mulai pukul 16.00-22.00 WIB.

Dalam satu sif, kata Sespri ada 2-3 barista tunarungu yang bekerja.

Gaji yang diterima Nur dan kawan-kawannya pun bervariatif, tergantung jam mereka bekerja. Dengan kisaran rata-rata Rp 1,5 juta per bulan.

“Jadi tidak setiap hari, ganti-gantian. Dalam seminggu ada yang kebagian 3 hari, ada yang 4 hari. Semakin banyak jam kerja makin banyak gaji yang diterima,” ujar dia.

Sejalan dengan Program Pemerintah

Bekerjanya para barista tuli di Kafe Teman Istimewa Coffee ini sejalan dengan program pemerintah soal kelangsungan hidup setiap warga negara. 

Penyandang disabilitas juga mempunyai kedudukan hukum dan memiliki hak asasi manusia yang sama sebagai warga negara.

Menurut data dari Kemenko PMK, jumlah penduduk penyandang disabilitas di Indonesia mencapai sekitar 22,97 juta jiwa pada tahun 2023 atau sekitar 8,5 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Di Kabupaten Indramayu sendiri pada tahun 2023 menurut data dari BPS Jabar ada sebanyak 739 penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas sendiri diketahui adalah kaum yang rentan. Mereka mengalami risiko sosial ekonomi, keterbatasan akses informasi, akses lapangan pekerjaan, akses kesehatan, akses pendidikan, dan akses-akses lainnya.

Untuk menangani problematika ini, pemerintah sudah mengambil langkah serius dengan menerbitkan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas untuk menjamin pemenuhan kesamaan dan kesempatan penyandang disabilitas dalam segala aspek penyelenggaraan negara.

Pemenuhan hak penyandang disabilitas sendiri memiliki tujuan untuk mewujudkan taraf kehidupan kaum disabilitas agar lebih berkualitas, adil, sejahtera lahir dan batin.

PT KPI RU VI Balongan mencoba ambil bagian dalam menjalankan amanat Undang Undang tersebut. Kafe Teman Istimewa Coffee hadir sebagai program layanan inklusif.

Menurut Area Manager Communication Relation & CSR RU VI Balongan, Mohamad Zulkifli, dilihat dari progres sekarang, Teman Istimewa Coffee menunjukkan progres yang luar biasa dan kini sudah mandiri.

Dari penghasilan kafe tersebut, sekarang ini sudah bisa memenuhi berbagai kebutuhan operasional, bahkan menyediakan jaminan sosial untuk karyawan apabila ada yang sakit, dan lain sebagainya.

Pada kesempatan itu, Mohamad Zulkifli turut menceritakan soal ide awal didirikannya kafe unik satu ini. PT KPI RU VI Balongan kala itu mencoba mencari konsep CSR yang benar-benar bermanfaat dan menyentuh masyarakat yang membutuhkan.

"Ada banyak sisi yang diambil di sini, satu pengembangan ekonomi masyarakat. Kemudian dari sisi teman-teman yang jarang dilirik oleh pasar kerja karena keterbatasan fisik," ujar dia.

Mohamad Zulkifli mengatakan, teman-teman disabilitas tunarungu itu pun tidak tiba-tiba langsung direkrut. Mereka harus menjalani pelatihan dahulu lewat program magang selama dua bulan di kedai kopi sungguhan yang sudah menjalin kerja sama dengan Pertamina.

Mereka belajar cara meracik kopi, melayani pesanan, cara menghadapi pelanggan, dan pelatihan-pelatihan dasar lain sebagai barista kopi.

Bagi pelanggan yang ingin memesan dan tak mengerti bahasa isyarat pun tak perlu khawatir, cukup dengan menunjuk pesanan pada papan menu, barista yang sedang bekerja akan langsung mengerti dan melayani pesanan tersebut.

“Di Kafe Teman Istimewa Coffee ini, pelanggan juga bisa belajar bahasa isyarat yang diajari langsung oleh para penyandang disabilitas tunarungu,” ujar dia.

Tidak hanya itu, disampaikan Mohamad Zulkifli, karyawan di sana juga diajarkan digitalisasi melalui penerapan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). 

Ini untuk memfasilitasi apabila ada pelanggan yang melakukan pembayaran non-tunai. Ini juga sekaligus upaya agar Nur dan kawan-kawannya bisa beradaptasi dengan tren digital yang semakin berkembang.

Menurut Mohamad Zulkifli, pelatihan yang dilakukan kepada Nur dan teman-temannya ini juga sejalan dengan konsep program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang coba diterapkan Pertamina.

Mulai dari pematangan ide, kemudian dibantu pelatihan, termasuk dibantu untuk permodalan, perizinan, mendatangkan pelanggan, sampai akhirnya penyandang tunarungu ini bisa mandiri.

Mohamad Zulkifli juga tidak menampik, apabila ada tamu dinas yang datang, ia pasti akan mengarahkan tamu tersebut untuk pertemuan di kafe.

Semua itu, kata Mohamad Zulkifli menjadi implementasi dari tanggungjawab Pertamina tehadap sosial dan lingkungan. 

"Kopi ini hanya salah satu dan masih banyak lagi program-program untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat lainnya," ujar dia.

PT KPI RU VI Balongan berharap, layanan inklusif ini bisa dijadikan percontohan agar semakin banyak lagi instansi yang peduli kepada kaum penyandang disabilitas, dengan harapan mereka bisa hidup layak seperti masyarakat pada umumnya.

Apalagi, kaum disabilitas seperti Nur dan teman-temannya mayoritas berasal dari keluarga yang kurang mampu.

"Semoga ini menjadi contoh, menjadi obor. Saat nyalanya sudah terang kita harapkan juga bisa menular dicontoh oleh instansi-instansi lain," ujar dia.

Baca juga: Berkah di Tengah Panasnya Cirebon, SMPN 7 Miliki Panel Surya, Ubah Sinar Matahari Jadi Listrik

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved