Pertamina Wujudkan Mimpi Disabilitas Tunarungu Indramayu Dapat Pekerjaan Layak di Teman Istimewa

Teman Istimewa Cofffee memperkerjakan delapan barista penyandang disabilitas tunarungu.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Nur (kiri), barista tunarungu yang bekerja di Kafe Teman Istimewa Coffee, Sabtu (7/9/2024). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Nur (32) adalah salah satu baristra tunarungu yang bekerja di Teman Istimewa Coffee. Kafe ini berlokasi di Jalan Istiqomah Nomor 21 Kelurahan Lemahmekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Belakangan diketahui bahwa tempat tersebut adalah surga kecil bagi masyarakat inklusi, tidak ada diskriminasi, tidak memandang rendah, semua saling menghargai satu sama lain di sini.

Sabtu (7/9/2024) sore, Nur kebagian sif untuk bekerja. Ia datang menaiki sepeda motor Honda Supra X dari rumahnya di Desa Pawidean, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu.

Sebelum ke Kafe, Nur terlebih dahulu mengantar suaminya ke tempat kerja di sebuah tempat cukur yang ada di kota Indramayu

Maklum, motor Honda Supra X yang dibeli dalam keadaan bekas itu satu-satunya harta karun yang ia dan suaminya miliki.

Ini pula yang membuat suami Nur sangat apik merawatnya, motor yang biasa diisi pertalite Rp 20 ribu setiap dua hari sekali di SPBU itu dituntut harus selalu prima.

Lokasi bekerja Nur dan suaminya memang tidak dekat, sekitar 20-30 kilometer dari rumah, sangat sayang jika harus berpergian naik kendaraan umum yang mesti mengeluarkan biaya lebih karena harus naik turun angkot.

Motor Supra X itu pun kembali melanjutkan perjalanannya, kali ini Nur yang menyetir seorang diri, tujuan selanjutnya Kafe Teman Istimewa Coffee.

Sesampainya di kafe, ia langsung membereskan apapun yang bisa dikerjakan. Mulai dari mengelap meja, membereskan dapur, mengepel, dan lain sebagainya.

Setiap bekerja, Nur pasti memakai kaos lengan panjang coklat, di sisi kanan kaos itu tertulis ‘Teman Istimewa’, sedangkan di sisi kirinya ‘Kilang Pertamina Internasional’. Bangga sekali Nur dengan seragam tersebut.

Saat ada tamu datang, ia pun dengan ramah menyapa, Nur menyatukan telapak tangan di dada, memberikan salam selamat datang. Maklum ia tidak bisa berbicara maupun mendengar.

Tamu yang datang sebagian sudah paham dengan kondisi karyawan di kafe ini, sebagian lagi yang baru pertama kali datang memang sempat kebingungan.

Nur pun mencoba berkomunikasi dengan bahasa isyarat, cara itu gagal total, tamu masih kikuk, mereka kebingungan untuk memesan menu.

Sejurus kemudian, Nur menunjukkan menu, tidak lupa ia juga menulis di kertas ‘silahkan pesan, tinggal tunjuk saja,’.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved