'Si Abah' Macan Tutul Penguasa Gunung Sawal Ciamis Ditemukan Tinggal Tulang, Ini Diduga Penyebabnya

Macan tutul simbol konservasi Gunung Sawal tersebut ditemukan sudah menjadi kerangka di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang, Cipaku beberapa hari lalu.

Editor: Mumu Mujahidin
Istimewa
Macan Tutul 'Si Abah' semasa hidup terekam kamera trap tanggal 04/09/2019 jam 06.18.05 di Gunung Sawal, Ciamis, Jawa Barat. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Andi M Dani

TRIBUNCIREBON.COM, CIAMISSi Abah, macan tutul (Panthera pardus) penguasa hutan Suaka Marga Satwa Gunung Sawal Ciamis, Jawa Barat telah berpulang.

Macan tutul simbol konservasi Gunung Sawal tersebut ditemukan sudah menjadi kerangka di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang, Cipaku beberapa hari lalu.

Berpulangnya Si Abah dalam usia 13 tahun tidak hanya meninggalkan daerah jelajah teritorial SM Gunung Sawal seluas 5.400 hektare.

Tetapi juga meninggalkan tiga ekor “istri” masing dua ekor macan tutul dan seekor macan kumbang. Serta belasan ekor anak dan cucu.

Si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal ditemukan sudah menjadi kerangka di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang Cipaku beberapa hari lalu.
Si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal ditemukan sudah menjadi kerangka di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang Cipaku beberapa hari lalu. (Dok BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis)

“Si Abah ditemukan di hutan rakyat di Cipaku Girang beberapa hari lalu. Sudah jadi kerangka. Jasad si Abah sekarang disemayamkan di BKSDA untuk diawetkan sebagai simbol semangat konservasi,” ujar Ilham Purwa, pegiat konservasi binaan BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis kepada Tribun Selasa (8/2).

Keberadaan Si Abah pertama kali diketahui menurut Ilham setelah sejumlah kamera pengintai (kamera trap) di pasang di hutan Gunung Sawal tahun 2016 lalu. 

Bulan September 2016, Si Abah teridentifikasi dan aktivitasnya terekam kamera trap. Ciri khas dari si Abah, buah pelir (zakar) nya yang besar.

Bulan September 2018, si Abah tertangkap perangkap yang dipasang warga di Cikupa Lumbung diduga telah memangsa ternak warga.

Sebulan kemudian, tepatnya Oktober 2018, si Abah dilepas liarkan kembali ke hutan Gunung Sawal di Blok Pasir Tamiang Cihaurbeuti. Untuk memudahkan melacak keberadaan si Abah, di lehernya dipasang kalung biocolar.

Baca juga: Macan Tutul Turun Gunung hingga Meresahkan Warga di Kuningan, BKSDA Jabar Turun Tangan

Tahun 2019, keberadaan si Abah terekam kamera trap saat beraktivitas di Blok Awilega.

Namun pada bulan Juni 2020, Si Abah tertangkap kembali oleh warga di Cikupa Lumbung.

Kepastian bahwa macam tutul yang tertangkap warga di Cikupa, dari kalung biocolar yang terpasang di leher si Abah.

Untuk pemulihan kesehatan macan tutul penguasa Gunung Sawal tersebut dititipkan di Bandung Zoo (Kebun Binatang Bandung).

Bulan Agustus 2020, si Abah dilepas liarkan kembali ke habitatnya  hutan Gunung Sawal.

Meski usia sudah tua, Si Abah dilepas liarkan kembali ke hutan Gunung Sawal dengan pertimbangan Si Abah lebih baik mati di habitatnya di samping “anak istrinya”. Ketimbang mati di kebun binatang.

Sekitar bulan November 2021, Si Abah terekam kamera trap tengah memangsa ternak. Namun pada bulan Desember 2021 sudah tidak terlihat lagi keberadaan si Abah, terlebih pada bulan Januari 2022.

Februari 2022, kabar mengagetkan diterima pihak BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis beberapa hari lalu. Ada warga yang menemukan kerangka binatang yang ditemukan di hutan rakyat di Blok Cipaku Girang Cipaku.

Baca juga: Saat Melihat Sosok Macan Tutul, Petani di Kuningan Langsung Naik Pohon, Berikut Reaksi Kades

“Begitu mendapat informasi. Hari  itu juga petugas BKSDA langsung ke lokasi dan hari itu juga kerangka si Abah dievakuasi ke BKSDA,” ujar Ilham, dari Rajsa Giri Sawala.

Pertama warga menduga karngak yang ditemukan tersebut bangkai kambing. Tetapi setelah ditemukan kerangka kepala ternyata ada taring.

Dan dari taring itu pula diyakini bahwa kerangka binatang liar tersebut adalah macan tutul bernama Si Abah. Si Abah diketahui dari ciri, taring bagian  kiri bawah susunan giginya sudah tanggal (sudah tidak ada ).

“Sekarang jasad si Abah sudah berada di BKSDA, tinggal dibersihkan,” katanya.

Si Abah diperkirakan mati ada bulan Januari lalu, karena cuaca lembab dan banyak hujan. Bangkai si Abah cepat membusuk sehingga saat ditemukan sudah menjadi kerangka.

Awal Februari ini, para penggiat konservasi di Ciamis tidak hanya mendapat kabar duka tentang berpulangnya si Abah, macan tutul penguasa Gunung Sawal.

Juga ada informasi keberadaan macan tutul di luar kawasan yang dipergoki warga di perbatasan hutan Perhutani dengan perkebunan PTPN di Cisompet Garut.

Serta keberadaan macan tutul yang dipergoki warga di kebun milik penduduk di Selajambe Kuningan.

Pihak BKSDA sekarang melacak keberadaan dua ekor macan tutul yang berada di luar kawasan di dua lokasi yang berbeda tersebut.

Baca juga: Ini yang Dilakukan Polhut dan BKSDA dalam Menangkap Macan Tutul yang Berkeliaran di Permukiman Warga

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved