Abah Sarji Meninggal Dunia

Bersamaan dengan Abah Sarji Meninggal Dunia, Sejumlah Monyet Liar Masuk Pemukiman Warga, Ada Apa Ya?

Sejumlah hewan priamata alias monyet liar mucul di pemukiman lingkungan rumah duka Abah Sarji secara tiba-tiba.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Tribuncoirebon.com/Ahmad Ripai
Bersamaan dengan Abah Sarji Meninggal Dunia, Sejumlah Monyet Liar Masuk Pemukiman Warga, Ada Apa Ya? 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sejumlah hewan priamata alias monyet liar mucul di pemukiman lingkungan rumah duka Abah Sarji secara tiba-tiba.

"Kematian Abah Sarji, monyet pun pada keluar. Itu lihat disana ! (Bangunan eks asrama STIKU)," ungkap Rohimat saat ditemui dekat bangunan eks asrama Mahasiswa STIKU di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, Rabu (4/8/2021).

Dia mengatakan, sosok Abah Sarji diketahui sangat baik terhadap warga dan lingkungan alam sekitar.

Baca juga: BREAKING NEWS: Abah Sarji Bobotoh Persib yang Kerap Lihat Arwah Gentayangan di Kuningan Meninggal

Semasa hidupnya, Abah Sarji kerap memberi makanan pada monyet liar yang berada dekat pemukiman tersebut.

"Iya sewaktu hidup, Abah Sarji emang suka ngasih makan monyet - monyet liar juga," ujarnya.

Kabar duka demikian jelas sangat sedih dan telah hilang sosok orang tua di desa setempat. "Ya sedihlah, Bah Sarji orang baik," katanya.

Baca juga: Abah Sarji Disebut-Sebut Sulit Mati karena Memiliki Ilmu Batara Karang Kini Wafat di Usia 102 Tahun

Abah Sarji saat ditemui di pos ronda dekat rumahnya di lingkungan pemakaman umum Desa Lengkong Kecamatan Garawangi Kuningan Jawa Barat
Abah Sarji saat ditemui di pos ronda dekat rumahnya di lingkungan pemakaman umum Desa Lengkong Kecamatan Garawangi Kuningan Jawa Barat (Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai)

Informasi sebelumnya, kepergian selamanya bagi sosok Abah Sarji sekaligus Warga Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, tentu banyak menyisakan kesan dan pesan kebaikan terhadap lingkungan sekitar.

"Ya orang tua kami (Abah Sarji) sangat hebat. Beliau tidak lepas kita untuk meningkatkan ibadah," kata Zaenudin sekaligus menantu almarhum Abah Sarji saat ditemui usai pemakaman tadi, Rabu (4/8/2021).

Zaenudin mengatakan, lima hari sebelum meninggal dunia, Abah Sarji menyuruh jangan pulang dan berharap bareng hidup dalam beberapa hari.

"Masih saya ingat, saat  silaturahmi ke Abah, itu lima sebelum meninggal. Saya malah jangan pulang dan disuruh untuk bareng dulu. Namun, dari sana saya gak ngeh terhadap permintaan Abah jelang meninggal tersebut," katanya.

Baca juga: INNALILLAHI, Abah Sarji yang Sempat Mengaku Melihat Pocong, Meninggal Dunia, Ini Dugaan Penyebabnya

Mang Zaen sapaan akrab Zaenudin mengaku sangat kehilangan sosok orang tua yang baik serta tidak bosan mengingatkan untuk lebih sadar dan selalu ibadah. "Yang teringat bagi saya pribadi itu, Abah minta saya untuk giat lebih rajin ibadah," kata Mang Zaen seraya menatap lokasi Saung pertama di kawasan tempat pemakaman umum desa setempat.

"Ya dulu Abah hidup di Saung ini, pengakuan Abah untuk menebus dosa, jujur saya tahu juga dari pemberitaan hingga Abah saya terkenal," katanya.

Diberitakan sebelumnya, masih ingat dengan Abah Sarji, warga di Kabupaten Kuningan sekaligus Bobotoh Persib tertua di Jawa Barat, kini meninggal dunia.

Baca juga: SOSOK Almarhum Abah Sarji di Mata Zaenudi Sang Menantu: Orang Tua Kami Sangat Hebat

Hal itu setelah sebelumnya, Abah Sarji (102) tidak nafsu makan selama lebih sepekan terakhir.

"Abah, meninggal tadi jam 10 an, sebelumnya Abah memang tidak masuk nasi dan makanan lainnya. Selama lebih satu Minggu, Abah hanya mau minum saja," kata Ridwan yang juga cucu dari Abah Sarji saat ditemui di lokasi rumah duka, di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, (4/8/2021).

Irwan menyebut sebelum mengemhembus nafas terakhir, Abah Sarji sempat berkomunikasi dan makan agar - agar dulu. Namun selang beberapa waktu berikutnya, detak jantung dan kondisi badan Abah Sarji terdiam secara menyeluruh.

"Iya, tadi sebelum meninggal. Abah makan agar - agar, saat itu ada Bapak saya dan saudara lainnya di dalam Saung. Tidak lama dari waktu saat bersamaan tadi, Abah sudah tidak bernafas lagi, Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji'un," ujar Irwan lagi.

Irwan menceritakan, kondisi terpuruk Abah Sarji hingga menutup usia. Itu diketahui sejak beberapa bulan terakhir, setelah Abah Sarji jatuh saat hendak duduk di Pos Ronda yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Ada lebih satu bulan, Abah jatuh saat mau duduk di Pos Ronda. Nah, dari sana Abah sudah tidak nafsu makan seperti biasa. Hanya dua sendok bubur ayam dan banyak minum air putih saja.

Untuk jatuh, sebenarnya itu sudah biasa pada waktu dulu - dulu juga, namun kemarin jatuh malah sampai kesakitan dan meninggal," kata Irwan seraya bermohon maaf untuk kematian Abah Sarji saat menjalani kehidupan sebelumnya.

Dari musibah jatuh tersebut, Irwan mengaku mendapat giliran untuk menemani Abah Sarji, terutama pada malam hari. Pasalnya, Abah Sarji diketahui sudah tidak tidur malam seperti pada umumnya.

"Ya semenjak Abah memilih tinggal di Saung dekat pemakaman, Abah tidak tidur malam seperti dulu. Jadi, pas Abah mengalami kesakitan dari jatuh itu, saya dan Bapak kena giliran jaga malam untuk menemani Abah," ujarnya.

Pantauan di lokasi rumah duka, sejumlah warga terus berdatangan untuk melakukan takjiah. Terlebih diketahui semasa hidupnya Abah Sarji merupakan sosok warga yang baik antar sesama dan di lingkungan masyarakat sekitar.

"Iya banyak datang itu untuk melayad atau takjiah. Ya mungkin karena kebaikan Abah semasa hidupnya," katanya.

Sekedar informasi, Abah Sarji mulai banyak dikenal itu tinggal di Saung dekat tempat pemakaman umum desa setempat.

Tindakan itu dilakukan sebagai penebus dosa di waktu hidup hingga tidak jarang melihat arwah gentayangan atau mahluk gaib pada umumnya. (*) 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved