Berita Kuningan Hari Ini

BPS Klaim Angka Kemiskinan di Kuningan Turun Signifikan, Ekonomi Tumbuh Pesat

Kemiskinan di Kuningan Turun Signifikan, Ekonomi Tumbuh Pesat di Bawah Kepemimpinan Bupati Dian Rachmat Yanuar

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Istimewa
Bupati Kuningan H Dian Rachmat Yanuar. BPS Klaim Angka Kemiskinan di Kuningan Turun Signifikan, Ekonomi Tumbuh Pesat selama kepemimpinan beliau. 

Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Upaya Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam memulihkan ekonomi dan mempercepat pembangunan mulai menunjukkan hasil nyata.

Sejak dilantik pada 20 Februari 2025, Bupati Dr. H. Dian Rachmat Yanuar dan Wakil Bupati Tuti Andriani berhasil membawa perubahan positif, terutama dalam menekan angka kemiskinan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan Tahun 2025, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat 119,67 ribu jiwa — angka terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: TERANCAM 7 Tahun Penjara, Polisi Tangkap Dua Pencuri Ikan di Keramba Waduk Darma Kuningan

“Capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh unsur pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak yang berkolaborasi dalam pembangunan daerah,” ujar Kepala BPS Kuningan, Urif Sugeng Santoso, Selasa (4/11/2025).

Menurutnya bahwa capaian ini sebagai hasil kerja keras bersama seluruh unsur  pemerintahan, masyarakat dan pihak lainnya.  “Angka ini menandai sebuah pencapaian luar biasa, terutama jika dibandingkan dengan data dari tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam di Jogjakarta dan Solo Hari Ini 4 November 2025 Naik Segini

Pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin masih tercatat sebanyak 131,83 ribu jiwa, dalam setahun terjadi penurunan sekitar 12,16 ribu jiwa.

"Jika dibandingkan dengan Maret 2023, jumlah penduduk miskin bahkan berkurang hingga 14,21 ribu jiwa," katanya.

BPS juga mencatat tingkat kemiskinan pada Maret 2025 berada di angka 10,74 persen, turun 1,14 poin persentase dibandingkan Maret 2024, dan 1,38 poin persentase lebih rendah dari Maret 2023.

“Ini menandakan tren yang sangat positif. Penurunan ini tidak hanya karena faktor ekonomi makro, tetapi juga karena berbagai kebijakan nyata di lapangan yang menyentuh langsung masyarakat,” katanya.

Baca juga: TERANCAM 7 Tahun Penjara, Polisi Tangkap Dua Pencuri Ikan di Keramba Waduk Darma Kuningan

Informasi sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Kuningan, Nuzul Rachdy, mempertanyakan rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut pertumbuhan ekonomi Kuningan meroket hingga 10,4 persen pada Triwulan II 2025.

"Kami menilai data tersebut janggal dan perlu diklarifikasi karena tidak sejalan dengan kondisi riil sosial ekonomi masyarakat," ungkap Zul sapaan akrab Politisi dan Ketua DPRD Kuningan saat memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung DPRD Kuningan, Jalan m RE Martadinata, Senin (3/11/2025).

Menurut ‎Nuzul Rachdy mengungkap bahwa secara khusus menyoroti kontradiksi data ini dengan rilis BPS tahun sebelumnya. Terlebih diketahui pada tahun tahun kemarin BPS juga yang mengumumkan Kuningan masuk daerah termiskin.

Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam di Jogjakarta dan Solo Hari Ini 4 November 2025 Naik Segini

"Tiba-tiba setahun kemudian mengumumkan capaian sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik se-Jawa," kata Zul.

‎Sebagai pimpinan legislatif, Nuzul Rachdy mengaku bersyukur jika data pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu benar adanya. Muncul rilis data yang bombastis ini terkesan dipaksakan dan belum tepat dengan kondisi yang ada.

"Betul ini identik dengan tagline 'Melesat', tapi jangan dipaksakan. Kalau kondisi ekonomi memang sudah ada perbaikan signifikan, ya wajar dipublish. Namun jika baru setahun saja, saya kira belum pas lah,"  kata Zul.

‎Bentuk realitas di lapangan belum mencerminkan data statistik tersebut.

Baca juga: TERANCAM 7 Tahun Penjara, Polisi Tangkap Dua Pencuri Ikan di Keramba Waduk Darma Kuningan

"Kami menyoroti harga-harga kebutuhan pokok yang faktanya terus mengalami kenaikan. Kondisi harga telur ayam kini stabil di angka Rp30 ribu per kilogram, sementara harga ayam potong hampir menembus Rp50 ribu per kilogram. Bahwa angka inflasi yang diklaim rendah tidak sejalan dengan kenyataan daya beli masyarakat di pasar," katanya.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved