Sistem Penerimaan Murid Baru
SMK Veteran Kota Cirebon Hanya Dapat 11 Siswa Baru, Guru Bertahan dengan Gaji Minim
Sekolah Tak Lagi Jadi Pilihan: SMK Veteran Cirebon Hanya Dapat 11 Siswa Baru, Guru Bertahan dengan Gaji Minim
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Bangunan SMK Veteran Cirebon di Jalan Pemuda tampak lengang.
Hanya beberapa siswa yang tampak lalu-lalang di halaman sekolah.
Di lobi, panitia penerimaan siswa baru masih setia menunggu kedatangan calon peserta didik.
Tapi hingga Jumat (11/7/2025) siang, belum ada tanda-tanda tambahan pendaftar ke-12 dan seterusnya.
Baca juga: DIBANTAI Oxford United, Lampu Mati Jadi Kambing Hitam Kekalahan Telak Arema FC di Jalak Harupat
Di tengah gempuran berbagai aturan baru dan dominasi sekolah negeri, SMK Veteran Cirebon hanya mampu menjaring 11 siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.
Jumlah yang menyedihkan bagi sekolah swasta yang pernah jaya di era 90-an dengan ribuan murid.
“Kondisinya memang sangat-sangat prihatin banget."
"Kami hanya bisa banyak berdoa dan terus mencari siswa baru, meskipun kami bingung, apakah masih ada siswa yang bisa kami cari,” ujar Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidayat, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: MIRIS! Hanya 11 Siswa Daftar ke SMK Veteran Kota Cirebon, Kepsek: Kami Hanya Bisa Berdoa
Wahyu mengaku, tahun ini menjadi salah satu masa terberat bagi SMK Veteran.
Kebijakan terbaru yang memperbolehkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa per kelas, berdampak langsung terhadap turunnya jumlah pendaftar di sekolah swasta.
“Yang gelombang satu saja informasinya ditarik kembali ke negeri."
"Sekolah negeri bahkan yang biasanya menerima sekian siswa, sekarang malah nambah. Kami makin bingung,” ucapnya.
Baca juga: UPDATE Harga Emas Antam Hari Ini di Semarang dan Surabaya Melesat Rp4.000, 1 Gram Jadi Segini
Penurunan jumlah siswa sebenarnya bukan hal baru bagi SMK Veteran Cirebon.
Pandemi Covid-19 pada 2020 menjadi titik awal menurunnya minat belajar di sekolah ini.
Dari sebelumnya masih bisa menjaring 40 hingga 50 siswa, kini jumlahnya makin menyusut.
Tahun lalu hanya 30 siswa yang masuk dan tahun ini tinggal sepertiganya.
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Bus vs Truk Tangki di Tol Cipularang, 1 Tewas dan 5 Luka, Kernet Tewas di TKP
Wahyu yang baru menjabat sejak Januari 2025 mengaku sudah melakukan berbagai cara agar sekolah kembali dikenal.
Namun, usahanya belum membuahkan hasil signifikan.
“Tidak mudah menstabilkan kondisi ini. Saya sudah berusaha mengenalkan kembali SMK Veteran lewat berbagai kegiatan."
"Tapi ya itu, saingan makin banyak, dan aturan juga makin berat bagi sekolah kecil seperti kami,” jelas dia.
Baca juga: DIBANTAI Oxford United, Lampu Mati Jadi Kambing Hitam Kekalahan Telak Arema FC di Jalak Harupat
Dampak dari krisis jumlah siswa ini tidak hanya menyangkut kelangsungan institusi, tapi juga menyentuh urusan perut para guru.
Di sekolah ini, 28 guru masih bertahan mengajar di tengah ketidakpastian, dengan gaji di bawah Rp 300 ribu per bulan.
“Sedih rasanya. Seorang guru lulusan S1 yang mengabdikan diri mendidik anak bangsa, tapi gajinya tidak sampai Rp 300 ribu. Apakah itu pantas?” kata Wahyu, dengan suara bergetar.
Ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap sekolah swasta kecil.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Hari Ini: Keluarga Sakinah, Mawadah Warahmah Menuju Rumah Tangga Surgawi
Menurutnya, pemerintah selama ini terlalu fokus pada sekolah-sekolah besar dan melupakan lembaga pendidikan kecil yang juga punya peran penting.
“Kami tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Tapi yuk, duduk bareng, cari solusi. Kenapa siswa putus sekolah hanya ditarik ke negeri? Kenapa tidak dibagi ke swasta juga? Supaya adil."
"Kalau sekolah swasta tutup, guru-guru bisa kehilangan pekerjaan, dan itu akan berdampak ke keluarga mereka,” ujarnya.
Saat Tribun datang ke lokasi, suasana sekolah tetap tertata rapi.
Baca juga: Pelajar SMP di Indramayu Dikeroyok hingga Tewas, 7 Orang Ditangkap, Rata-rata Masih Usia 15-18 Tahun
Buku-buku di ruang guru dan ruang kepala sekolah tersusun dengan baik.
Beberapa siswa terlihat sedang rapat kegiatan di salah satu ruangan.
Namun, ruang kelas di lantai atas dibiarkan kosong.
Sebagian bahkan atapnya sudah berlubang, dimakan usia.
Baca juga: DIBANTAI Oxford United, Lampu Mati Jadi Kambing Hitam Kekalahan Telak Arema FC di Jalak Harupat
“Dulu kita pernah jaya karena sekolah swasta belum banyak. Kita terkenal murah, disiplin dan dicari. Tapi sekarang kondisinya sangat berbeda,” ucap Wahyu.
SMK Veteran Cirebon saat ini memiliki 25 ruang kelas, namun kebanyakan tak lagi terisi.
Mereka masih menunggu keajaiban di masa pendaftaran siswa baru gelombang selanjutnya.
Namun, di tengah ketidakpastian ini, para guru tetap bertahan.
Mereka mengajar bukan semata karena gaji, tapi karena hati.
SMK Veteran Cirebon
| NASIB Pilu Sekolah Swasta di Indramayu, Ada yang Tak Dapat Siswa Satu Pun Siswa, Ini Daftarnya |
|
|---|
| MIRIS! Hanya 11 Siswa Daftar ke SMK Veteran Kota Cirebon, Kepsek: Kami Hanya Bisa Berdoa |
|
|---|
| Paling Lambat 1 Juli 2025, Segera Klik Link Pendaftaran SPMB Jabar Tahap 2 di Sini |
|
|---|
| SPMB Cirebon Dibilang Aman, Tapi Masih Ada Orang Tua yang Bingung Baca Juknis |
|
|---|
| SPMB Tingkat SMP Kabupaten Cirebon Siap Digelar, Anak Satu Desa dengan Sekolah Jadi Prioritas |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/cirebon/foto/bank/originals/wgrsinjhoir.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.