Kekeringan di Indramayu

Musim Kemarau, DKPP Indramayu Terima Laporan 383 Hektare Sawah Alami Kekeringan, Ada yang Puso

Menurut laporan ke DKPP, bahkan ada 112 hektare sawah di Indramayu yang mengalami puso.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Istimewa
Petani saat melakukan aksi lomba balap lari di areal sawah yang kering dan retak-retak di Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Selasa (20/8/2024). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Petani di Indramayu kini dihadapkan dengan kegalauan, karena padi yang mereka tanam mengalami kekeringan hingga terancam gagal panen. 

Penyebabnya karena berkurangnya pasokan air di saluran irigasi.

Seperti yang dialami petani di wilayah Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.

Wilayah setempat berada di hilir sungai sehingga sulit mendapat pasokan air di musim tanam II saat ini.

Para petani di sana pun melakukan aksi protes dengan balap motor dan balap lari di lahan sawah yang kering dan retak-retak.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu mencatat berdasarkan laporan yang masuk ada sekitar 765 hektare lahan pesawahan yang terdampak kekeringan.

Terdiri dari Kecamatan Gantar 383 hektare, Kroya 154 hektare, Gabuswetan 17 hektare, Terisi 151 hektare, dan Kandanghaur 60 hektare.

Selain itu, DKPP juga mencatat ada 112 hektare sawah yang mengalami puso.

Meliputi Kecamatan Gantar 14 hektare, Kroya 16 hektare, Gabuswetan 10 hektare, dan Terisi 72 hektare.

Kepala Bidang Tanaman Pangan DKPP Kabupaten Indramayu, Imam Mahdi mengatakan, penyebab utama kekeringan karena musim kemarau.

“Ini karena pengaruh cuaca, di mana musim hujan itu mundur,” ujar dia kepada Ttibuncirebon.com, Selasa (20/8/2024).

Selain karena faktor alam, tersendatnya aliran air untuk mengairi sawah petani juga karena adanya proyek BBWS yang saat ini masih berjalan.

Kemudian faktor lainnya juga dipengaruhi oleh berebutnya petani dalam mendapatkan air.

Imam mengatakan, dari hasil survei di lapangan, pihaknya juga menemukan banyak petani yang mengambil air dengan melakukan penyedotan di daerah hilir.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved