One Day One Prison Product, Hasil Budidaya dan Kerajinan Tangan Napi di Majalengka Diborong Pembeli

Warga yang mayoritas ibu-ibu dari keluarga warga binaan itu tampak memperhatikan secara detail kerajinan yang dibuat oleh tangan para warga binaan.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Produk hasil karya dari budidaya dan kerajinan tangan warga binaan dijajakan di halaman Kantor Lapas Kelas IIB Majalengka, Sabtu (8/4/2023) 


Keranjang sampah, wadah pensil, vas bunga dan tanaman sayuran pun mampu dikerjakan selama satu bulan atau sesuai pesanan para konsumen.


"Harganya bervariasi mulai Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu, bergantung jenis barangnya dan ukuran. Kalau sayuran dihargai Rp 3 ribu per ikatnya," ucapnya.


Selain pesanan dari ibu-ibu pegawai lapas, ada juga dari perkantoran dan perseorangan yang ingin membeli produk manufaktur warga binaan.


Kata Wawan, pihaknya juga sering melakukan pemasaran produksi warga binaan itu dengan menjajakannya di halaman Kantor Lapas Majalengka, seperti yang dilakukan pada hari ini.


"Pada kesempatan ini, dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-59, kami melakukan giat One Day, One Day Prison's Product, di mana bertujuan untuk memperkenalkan serta memasarkan produk hasil karya warga binaan," jelas dia.


Masih kata Wawan, hasil budidaya dan kerajinan tangan ini dilakukan oleh beberapa warga binaan.


Mereka yang bekerja dianggap memiliki ahli mengolah limbah rotan dan menanam tanaman di lingkungan terbatas lapas sehingga menjadi sebuah produk bernilai ekonomis.


Tak hanya mereka yang ahli di bidang tersebut, penghuni tahanan lapas lainnya juga bereksperimen dengan membuat kerajinan anyaman rotan lainnya, seperti kursi atau meja.


"Di kami banyak yang memiliki keahlian usaha, kalau kerajinan rotan sintetis ini dilakukan oleh beberapa warga binaan, tapi di kami ada puluhan warga binaan lainnya menganyam rotan sintetis menjadi kursi atau meja," katanya.


Dari hasil penjualan pada hari ini, Wawa menyebut sudah mendapatkan keuntungan sekitar Rp 600 ribuan.


Keuntungan itu langsung dirasakan oleh warga binaan itu sendiri, di mana setiap barang yang terjual mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 20 ribu.


"Alhamdulillah, pada hari pertama dalam kegiatan hari Bhakti kami jajakan kepada masyarakat di halaman kantor, sudah terjual beberapa barang dengan keuntungan sekitar Rp 600 ribu. Keuntungan itu kita akan setorkan ke negara melalui PNBP dan kita potong juga untuk modal dan warga binaan dapat Rp 20 ribu bersih," ujar Wawan.


Dengan kegiatan seperti ini, ia berharap warga binaan bisa memiliki penghasilan sendiri setelah bebas dari masa tahanan.


Bahkan, tak menutup kemungkinan mereka pun akan mampu membuka lapangan kerja bagi warga lainnya di sekitar tempat tinggalnya nanti.


"Kami berharap dengan penyaluran bakat dan keterampilan mereka selama di dalam Lapas, akan memberikan penghasilan saat mereka menyelesaikan masa tahanan," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved