Pandemi Covid-19, Guru di Majalengka Ini Sulap Batok Kelapa Jadi Kerajinan Unik Berupa Wayang Corona

Maya Berlin (50), pria paruh baya asal Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran yang bisa membuat boneka atau wayang yang berbahan dasar dari batok kela

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Eki Yulianto
Kerajinan Wayang Corona yang dibuat oleh Maya Berlin, guru asal Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka. 

Alasan membuat wayang dengan figur seram, sambung dia, untuk menyelaraskan dengan situasi kini pandemi Covid-19.

Ya, Berlin mengibaratkan wayang tersebut merupakan sebuah virus yang menakutkan.

Ia berharap, siapa pun yang melihat wayang Corona ini agar menjaga jarak, jangan sampai terkena dampak buruk jika terlalu dekat.

"Nah, kalau Corona kan dicegahnya dengan imun yang kuat. Jadi saya sama-sama kan saja. Yang intinya, jika kita tidak menerapkan protokol kesehatan, pasti akan terinfeksi. Saya juga suka menyebutnya Wayang Corona," jelas dia.

Berlin mengungkapkan, meski ia berprofesi sebagai PNS, tak memungkiri bahwa pandemi Covid-19 terlebih di masa PPKM Darurat ini berdampak juga untuk dirinya.

Terutama, terdampak dari segi aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum pandemi menyerang.

"Pasti terdampak juga, saya guru seni budaya, harus mengajar secara tatap muka, susah kalau daring, karena kita seringnya belajar praktik," katanya.

Sementara dalam pembuatan boneka atau wayang Corona, ia hanya perlu membutuhkan 1 setengah batok kelapa.

Selain itu, ranting bambu, benang dan aksesoris pakaian yang sudah disesuaikan.

Cara membuatnya, setengah batok kelapa yang dalam keadaan basah diukir dengan membuat dua buah mata, hidung, maupun mulut.

Cara mengukirnya pun cukup sederhana, dengan hanya membayangkan sosok seram yang langsung diaplikasikan ke batok kelapa tersebut.

Setelah itu, batok kelapa yang sudah menyerupai wajah diberi rambut dari serabut kelapa dengan menggunakan lem.

Sedangkan bahan batok lainnya, digunakan untuk membuat badan.

Batok berbentuk badan diberi aksesori pakaian dan dua buah tangan yang terbuat dari bambu.

Setelah sudah berbentuk sebuah wayang, langkah selanjutnya wayang tersebut dijemur di bawah sinar matahari.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved