DBD Kuningan
Anggota Dewan Kuningan Ingatkan Warga Soal Bahaya Penyakait DBD dan Covid-19
Ancaman berbahaya terhadap penyakit DBD, kata dia, karena penyakit ini lebih cepat menumbangkan seseorang jika terjangkit.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Kontributor Tribuncirebon.com, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Menghadapi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) seorang Anggota DPRD Kuningan, gencar melakukan konsolidasi dan sosialisasi terhadap lingkungan masyarakat sekitar.
“Kami sering ingatkan kepada warga untuk selalu waspada dan bergaya hidup sehat. Sebab selain masa Pandemi Covid-19 sekarang, ada penyakit yang lebih berbahaya yakni Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan lingkungan tidak bersih,” kata Rosalina Devi Yanti kepada wartawan di Gedung DPRD Kuningan, Selasa (17/6/2020).
Ancaman berbahaya terhadap penyakit DBD, kata dia, karena penyakit ini lebih cepat menumbangkan seseorang jika terjangkit.
“Sebab, serangan DBD ini bisa menghilangkan nyawa seseorang, tanpa ada penyerta penyakit lain,” katanya.
“Nah, ketika warga terpapar covid-19 yang saat boming belum ada vaksin, ini bisa ditangani lebih cepat. Jika si pasien tidak memiliki penyerta penyakit lainnya,” katanya.
Sehingga tidak sedikit di sejumlah daerah, kata dia, penanganan pasien terpapar Covid-19 ini memiliki ruang khusus dalam perawatan.
“Tujuannya, untuk memberikan ekstra pelayanan dan bebas dari polusi lingkungan yang hawatir bisa melakukan penyebaran dari pada virus tersebut,” katanya.
• Dinkes Prediksi Kasus DBD di Kabupaten Cirebon Tak Sebanyak Tahun Lalu
• 11 Warga Kabupaten Cirebon Meninggal Akibat DBD, Kasusnya Lebih Banyak Dibanding Covid-19
Jadi, masih kata Devi yang juga eks petugas medis Puskesmas Pancalang ini menuturkan penyakit memang sangat mengancam keselamatan hidup.
“Namun jika dilakukan perbandingan antara kadar jenis penyakit satu dengan lainnya, tentu memiliki selisih jauh berbeda. Dan hal ini perlu dilakukan melalui antisipasi dengan gaya hidup sehat,” katanya.
Untuk melakukann pencegahan penyebaran DBD, kata Devi, ini bisa dilakukan dengan cara bersih-bersih lingkungan.
“Juga diusahakan tidak terjadi genangan air pada tempat tertentu, yang dianggap bisa menimbulkan jentik nyamuk berbahaya. Nah, kaitannya dengan masa Pandemi Covid-19 sekarang, ini ada kebaikan bagi lingkungan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup sehat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kuningan Susi Lusiyanti mengatakan, untuk kasus DBD di Kuningan tidak mengalami peningkatan jumlahnya.
“Paling dibawah seratus ya,” kata Susi.
• UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia Hari ini, Bertambah 1.031 Kasus Baru, Total 41.431 Kasus
• Dexamethasone Disebut Obat Penyembuh Corona, Ini Daftar Obat Berbasis Dexamethasone di Indonesia
Susi menerangkan, sosialisasi pencegahan DBD dan bahaya Covid-19 saat ini, getol dilakukan terhadap lapisan masyarakat.
“Namun mengenai teknik penyampaian dalam materi kesehatan dan pencegahan DBD maupun Covid-19, itu tidak mengumpulkan banyak masyarakat,” katanya.
Terus sebagai antisipasi pemerintah dalam menekan penyakit DBD di lingkungan masyarakat.
“Kita lakukan penyemprotan asap untuk membasmi jentik bibit nyamuk berbahaya tersebut,” katanya.
Menurutnya kasus DBD di Kecamatan Darma, sempat muncul namun sampai saat ini mengalami penurunan dan kembali sehat seperti biasanya.
“Memang ada terjangkit namun, yang terjangkit tersebut sekarang sudah sembuh,” katanya. (*)
• Ini Daftar Kota/Kabupaten yang Berada di Zona Hijau dan Boleh Membuka Kembali Sekolah
• Ojek Online Bisa Kembali Antar Penumpang di Zona Kuning & Hijau Covid-19, Ini Syaratnya