Pemkab Majalengka Akan Gandeng Kejari Majalengka dalam Penanganan Covid-19, Ini Kata Mahasiswaan

"Jangan sampai ada kesan pemerintah daerah menganggap auto kritik sebagai hal "nyinyir"," kata Dani.

Disampaikan dia, kritik harus disikapi dengan arif, karena dinamika yang terjadi di masyarakat dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini luar biasa.

• Tujuh Mamah Muda Ditangkap di Hotel Lantaran Terlibat Prostitusi Online Aceh, Ini Peran-perannya

• Sakit Hati Dilarang Mudik, Seorang Ibu di Purwakarta Membacok Anaknya saat Tengah Tidur

Selain itu, masyarakat juga memiliki karakter yang berbeda-beda dalam setiap menerima seluruh kebijakan yang dibuat pemerintah.

"Masyarakat lagi sangat sensitif. Mungkin dari sudut pandang pemerintah, penanganan Covid-19 di Majalengka sudah dilakukan dengan baik dan benar, tapi belum tentu dari sudut pandang masyarakat. Hal itu lah yang menyebabkan masyarakat bersuara. Misalnya, anggaran penanganan Covid-19 katanya besar, tapi kenapa urusan masker saja sampai minta donasi masker, sampai minta dibantu," ujarnya.

Dirinya juga menyikapi perbedaan yang mendasar dibanding daerah lainnya di Jawa Barat.

Misalnya di Garut, yang mengalokasikan dana sampai Rp 5 miliar hanya untuk pengadaan masker yang dibagikan ke masyarakat.

"Di Majalengka terbalik, malah minta donasi masker ke masyarakat. Di Subang anggaran untuk melakukan rapid tes sampai ribuan, di Majalengka minim. Hal-hal seperti itu yang bikin masyarakat gaduh. Karena informasinya terbuka, masyarakat dengan sangat mudah membuat perbandingan-perbandingan antara daerahnya dengan daerah lain," ungkap Dani.

• Jadwal Lengkap dan Link Live Streaming Belajar dari Rumah TVRI Besok, Kamis 14 Mei 2020

• Strategi Perang Jenderal Sudirman Melawan Belanda,Soal Jawab Belajar dari Rumah di TVRI SD Kelas 4-6