Berita Cirebon Hari Ini

Sejarah Masjid Mahar Syisidik Cirebon yang Nyaris Jatuh ke Sungai, Berdiri Sejak Tahun 1880

Masjid Mahar Syisidik di Blok Wanantara, Kabupaten Cirebon tetap menyimpan sejarah panjang dan filosofi mendalam

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
MASJID MAHAR SYISIDIK - Masjid Mahar Syisidik di Blok Wanantara, Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon 

Ringkasan Berita:
  • Masjid Mahar Syisidik di Blok Wanantara, Kabupaten Cirebon tetap menyimpan sejarah panjang dan filosofi mendalam
  • Masjid yang berdiri sejak 1880 itu bukan sekadar tempat ibadah, melainkan pusat kegiatan keagamaan dari tiga pesantren besar yang tumbuh di sekelilingnya

 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Di tengah kondisi bangunan yang kini nyaris ‘gantung’ di bibir Sungai Cipager, Masjid Mahar Syisidik di Blok Wanantara, Desa Kubang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon tetap menyimpan sejarah panjang dan filosofi mendalam yang sudah dijaga lebih dari satu abad.


Masjid yang berdiri sejak 1880 itu bukan sekadar tempat ibadah, melainkan pusat kegiatan keagamaan dari tiga pesantren besar yang tumbuh di sekelilingnya.


Sekretaris DKM Masjid Mahar Syisidik, Muhammad menyampaikan, masjid bersejarah ini masih aktif digunakan setiap hari oleh ratusan jemaah.

Baca juga: Kondisi Terkini Korban Kecelakaan Maut di Tol Cipali KM 72B: 15 Masih Dirawat, 3 Jalani Operasi


“Masjid ini benar-benar bersejarah. Di bawahnya pun ada gua tempat iktikaf para kiai dan santri zaman dulu."


"Makanya kami dari pihak DKM menginginkan segera mungkin untuk membangunnya lagi. Jangan sampai ambruk,” ujar Muhammad saat ditemui di halaman masjid, Rabu (19/11/2025).


Menurutnya, masjid tersebut menjadi pusat pembinaan tiga pesantren, yakni Yayasan Miftahussiddiq, Yayasan Baitussalam dan Yayasan Idhofusshaini.


Karena itu, aktivitas ibadah berjalan sangat intens.


“Digunakan sekali, bahkan Subuh saja lebih dari 100 jemaah."


"Itu baru Salat Subuh. Apalagi Zuhur, Jumat, dan kegiatan lain,” ucapnya.


Muhammad menjelaskan, Masjid Mahar Syisidik dibangun oleh Mbah Nur Said bersama putranya, Mbah Syamsuri, pada tahun 1880.


Setiap bagian bangunannya mengandung simbol spiritual.


“Awalnya ada delapan tiang, menunjukkan delapan penjuru mata angin."


"Pintu masuknya ada tujuh, menunjukkan hari."

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved