Berita Cirebon Hari Ini

Menindak Lonjakan Bencana, Mendagri Tito Karnavian Gerakkan Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan bahwa ia menerima instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto

Tribun Jabar/Kiki Andriana
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Menindak Lonjakan Bencana, Mendagri Gerakkan Langkah Mitigasi Bencana Hidrometeorologi 

TRIBUNCIREBON.COM- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan bahwa ia menerima instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Arahan tersebut diberikan menyusul meningkatnya kasus banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah dalam beberapa minggu terakhir.

Tito menjelaskan, berdasarkan perkiraan BMKG, intensitas hujan pada November hingga Desember 2025 diprediksi sangat tinggi dan berpotensi memicu bencana banjir, tanah longsor, serta angin kencang termasuk puting beliung.

Baca juga: 3 NASKAH Pidato Hari Guru Nasional, Penuh Inspiratif dan Siap Dibacakan 25 November 2025

Wilayah dengan risiko tertinggi berada di bagian selatan Indonesia, mulai dari Sumatera Selatan, Jawa bagian selatan, Bali, NTB, NTT, Maluku, hingga Papua.

Ia menegaskan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah daerah, terutama di wilayah selatan Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk besar, termasuk Jawa Barat dan Priangan Timur, untuk segera melakukan pemetaan kawasan rawan bencana dan menyusun langkah mitigasi. Upaya mitigasi antara lain memperkuat struktur wilayah rawan longsor, memperbaiki infrastruktur jalan yang rentan ambles, serta menyiapkan penanganan darurat guna meminimalkan dampak bencana.

“Belajar dari kejadian di Cilacap dan Banjarnegara, setiap kepala daerah harus mengidentifikasi titik rawan banjir dan longsor akibat curah hujan tinggi, kemudian segera melakukan langkah mitigasi, termasuk penguatan area rawan longsor,” ujar Tito, Selasa (18/11/2025).

Baca juga: NASKAH Doa Upacara Hari Guru Nasional 2025, Penuh Khidmat dan Menyentuh Hati

Ia juga menyampaikan bahwa jika pemerintah daerah mengalami keterbatasan anggaran, penetapan status darurat bencana dapat menjadi dasar bagi BNPB untuk memberikan dukungan pendanaan maupun bantuan operasional termasuk modifikasi cuaca.

Data BNPB sepanjang 2025 mencatat 2.726 bencana terjadi di Indonesia, mayoritas di wilayah selatan. Dampak yang ditimbulkan antara lain kerusakan 33.984 rumah, 623 fasilitas umum, serta 293 kantor dan jembatan. Bencana hidrometeorologi tahun ini juga menyebabkan 377 korban meninggal dan 38 orang hilang.

Untuk diketahui, bencana terbaru terjadi di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap pada 13 November 2025 yang menewaskan 10 orang dan menyebabkan 13 warga hilang. Longsor juga melanda Dusun Situkung, Banjarnegara, pada 16 November 2025 dengan 27 warga masih dinyatakan hilang.

Baca juga: PRAKIRAAN Cuaca Cirebon Hari Ini 19 November 2025: Hujan Ringan dan Suhu Udara Berkisar 25–30°C

Tito menyatakan dirinya akan turun langsung ke Cilacap untuk memimpin apel kesiapsiagaan bencana sekaligus memastikan kesiapan daerah dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Kapusdatin BNPB Abdul Muhari menambahkan bahwa setiap daerah sebenarnya telah mengetahui titik rawan bencananya masing-masing. Tantangan utama saat ini adalah mempercepat implementasi mitigasi. BNPB siap memberi dukungan personel, peralatan pompa, dan fasilitas lain asalkan status siaga darurat telah ditetapkan sebagai dasar penyaluran bantuan.

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved