Seorang Pria Tewas Tertemper KA Harina di Kanci Kulon Cirebon, Ini Kata Polisi

Ringkasan Berita:

• Seorang pria ditemukan tergeletak tak bernyawa di samping perlintasan rel kereta KM 213 2/3, usai tertemper Kereta Api Harina Nomor 99 yang melaju dari Semarang menuju Bandung
• Korban bernama Mad Fikki Sinambela (36), warga Dusun Rimba Jaya, Campang Lapan, Kabupaten Way Kanan, Lampung

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Suasana siang di Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, sontak berubah mencekam pada Minggu (16/11/2025).

Seorang pria ditemukan tergeletak tak bernyawa di samping perlintasan rel kereta KM 213 2/3, usai tertemper Kereta Api Harina Nomor 99 yang melaju dari Semarang menuju Bandung.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.03 WIB, tepat saat KA Harina melintas di jalur tersebut.

Korban belakangan diketahui bernama Mad Fikki Sinambela (36), warga Dusun Rimba Jaya, Campang Lapan, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Baca juga: Sosok Bojan Hodak di Persib Bandung Menurut Thom Haye

Temuan tubuh korban pertama kali disampaikan oleh petugas Polsuska, Jundi Bagus Vifuadi, saat sedang melakukan pengecekan rutin jalur rel.

“Ketika saksi melakukan pengecekan, ditemukan seseorang tergeletak di pinggir jalur dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Kapolsek Astanajapura, AKP Suwito, saat dikonfirmasi Tribun, Minggu (16/11/2025) malam.

Menurutnya, kondisi korban saat ditemukan sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan pertolongan.

“Dugaan awal, korban terserempet atau tersambar KA Harina yang melintas pada pukul 12.03 WIB."

"Korban mengalami luka berat akibat benturan,” ucapnya.

Saat ditemukan, korban tidak membawa identitas apa pun hingga sempat tercatat sebagai Mr X.

Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim Inafis Polresta Cirebon, identitas korban berhasil dipastikan.

“Setelah proses identifikasi, korban diketahui bernama Mad Fikki Sinambela, berusia 36 tahun, asal Way Kanan, Lampung,” jelas dia.

Baca juga: Pengakuan Pria di Cipacing Sumedang Setelah Habisi Nyawa Kakak Iparnya, Tidak Kabur

Pelaporan pertama disampaikan oleh seorang warga, Nur Sidik Musrianto, seorang karyawan BUMN asal Pekalipan, Kota Cirebon, yang menerima kabar dari warga sekitar dan meneruskan informasi ke Polsek Astanajapura.