Berita Cirebon Hari Ini

Disdik Cirebon Angkat Bicara Soal Dugaan Keracunan MBG: Kami Tak Punya Wewenang Untuk Evaluasi SPPG

Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon angkat bicara soal insiden dugaan keracunan yang menimpa 20 murid SDN 2 Setu Wetan

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
DIDUGA KERACUNAN MBG - Sejumlah murid SDN 2 Weru Wetan saat masih menjalani perawatan di Puskesmas Plered setelah diduga keracunan menu MBG. Hingga rabu sore kemarin, sudah tidak ada murid yang menjalani perawatan di puskesmas alias sudah pulang ke rumah masing-masing 
Ringkasan Berita:
  • Disdik Cirebon angkat bicara soal insiden dugaan keracunan MBG yang menimpa puluhan murid SDN 2 Setu Wetan
  • Disdik Cirebon masih menyelidik faktor penyebab keracunan yang menimpa puluhan murid
  • Disdi Cirebon mengatakan tidak punya hak kewenangan untuk mengevaluasi SPPG
 

 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon angkat bicara soal insiden dugaan keracunan yang menimpa 20 murid SDN 2 Setu Wetan, Kecamatan Weru, setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) berupa soto ayam, Selasa (4/11/2025).


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah penyebab mual yang dialami puluhan murid itu berasal dari menu MBG atau faktor lain.


"Kami masih belum bisa memastikan faktor penyebab dari dugaan keracunan menu MBG,” ujar Ronianto kepada media, Rabu (5/11/2025).


Ia menuturkan, menu MBG yang disalurkan bukan hanya untuk satu sekolah, melainkan ke banyak penerima di wilayah lain.

Baca juga: 20 Murid Diduga Keracunan, Korwil Pendidikan Weru Cirebon: Orang Tua Korban Tak Mau Lagi Terima MBG


Namun, hanya murid di SDN 2 Setu Wetan yang dilaporkan mengalami mual dan muntah.


“Karena kan itu MBG ngasihnya bukan hanya satu, tapi banyak orang."


"Tapi hanya 20 itu yang mengalami mual dan sejauh ini baru di sekolah itu saja,” ucapnya.


Terkait adanya rencana evaluasi penyedia makanan, Ronianto menegaskan, bahwa Disdik tidak memiliki kewenangan langsung terhadap penyedia jasa pengolahan gizi (SPPG).


"Kami tidak punya hak kewenangan untuk mengevaluasi SPPG, karena itu menjadi kewenangannya BGN,” jelas dia.


Menurutnya, peran Dinas Pendidikan terbatas pada pemantauan pelaksanaan program di sekolah-sekolah penerima manfaat.


Sementara aspek higienitas dan keamanan pangan menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan.


"Kami hanya bisa memantau pelaksanaan di sekolah-sekolah."


"Artinya, sebagai penerima manfaat terbanyak memang leading sector-nya di Disdik, tapi pengawasan soal higienisme dan sebagainya ada di Dinas Kesehatan,” katanya.

Baca juga: Persib Bandung vs Selangor FC, Bojan Hodak: Kami Tak Berada Dalam Tekanan


Meski begitu, ia memastikan, bahwa para murid yang menjadi korban dugaan keracunan akan mendapat penanganan penuh dari pemerintah tanpa biaya.


"Yang pasti para korban akan menjadi tanggungan pemerintah."


"Dinas Kesehatan yang akan meng-cover."


"Kami pastikan anak-anak itu mendapat perawatan sampai sembuh tanpa biaya, gratis,” ujarnya.


Sebelumnya, polisi bergerak cepat menindaklanjuti kasus dugaan keracunan yang menimpa 20 murid SD setelah menyantap soto ayam dari program MBG.


Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni mengatakan, pihaknya langsung turun ke sekolah dan puskesmas begitu menerima laporan adanya anak-anak yang mengalami gejala mual dan muntah.


“Kami dari kepolisian, setelah menerima informasi mengenai anak-anak di SDN 2 Setu Wetan yang setelah makan soto tersebut mengalami mual-mual, kami langsung ke sekolah dan ke puskesmas,” ujar Sumarni.


Sebanyak 20 murid sempat dirawat di Puskesmas Plered.


Dari jumlah itu, tujuh anak masih dirawat sementara 13 lainnya sudah diperbolehkan pulang.


Namun informasi yang diterima pada Rabu kemarin, semua murid sudah pulang ke rumah masing-masing.


Dari delapan sekolah penerima manfaat program MBG, hanya satu sekolah, yakni SDN 2 Setu Wetan, yang melaporkan adanya gejala mual setelah makan siang.


Polisi pun sudah mengecek dapur penyedia MBG dan mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium.


“Kami mengambil sampel soto tersebut untuk dicek di lab."


"Kami mohon waktu untuk hasilnya,” ucapnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni, membenarkan ada 20 siswa yang mengalami pusing, mual, dan muntah setelah makan MBG.


“Dugaannya sementara karena habis makan MBG."


"Habis makan itu keluar gejala pusing, mual, muntah,” jelas Eni.


Dari hasil sidak, dapur penyedia menu MBG dinilai bersih dan sesuai standar, meski ada laporan dari orang tua soal aroma daging ayam suwir yang agak asam.


"Daging suwirnya cukup bau. Makanya sampelnya diambil, mudah-mudahan besok hasilnya keluar,” katanya.


Program MBG hari itu didistribusikan ke sekitar 3.000 siswa di delapan sekolah dasar, namun sejauh ini hanya satu sekolah yang melaporkan adanya gejala serupa.


“Belum ada laporan tambahan. Mudah-mudahan jangan ada lagi,” tutup Eni.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved