Penutupan Jalan Bandung

Polisi Lempar Barier kepada Pengendara Bandel yang Memaksa Masuk Saat Penutupan Jalan di Bandung

Editor: Mumu Mujahidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung mulai melakukan penutupan di Jalan Dipati Ukur, Jumat (4/12/2020).

Bandung Raya Siaga Covid-19

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan Bandung Raya Siaga 1 Covid-19. Hal ini disebabkan dua daerah besar di Bandung Raya, yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat kembali berstatus zona merah atau kawasan berisiko tinggi penyebaran Covid-19.

Selain pertimbangan dua zona merah tersebut, katanya, angka keterisian tempat tidur perawatan pasien Covid-19 di semua rumah sakit di Bandung Raya sudah sangat kritis, yakni rata-rata mencapai 84,19 persen.

"Wilayah Bandung Raya kami nyatakan sedang Siaga 1, bukan Jawa Barat ya, tapi wilayah Bandung Raya, karena minggu ini dua wilayah besarnya zona merah, yaitu KBB dan Kabupaten Bandung. Kemudian wilayah Bandung Raya ini keterisian rumah sakit sudah melebihi standar WHO maupun nasional yang di angka 70 persen, sekarang Bandung Raya ini sudah 84,19 persen," kata Ridwan Kamil di Markas Kodam III Siliwangi, Selasa (15/6).

Baca juga: BOR Rumah Sakit di Kota Cirebon Capai 81 Persen, Meningkat Setiap Harinya

Baca juga: Kota Cirebon Bergerak ke Zona Merah, Wali Kota Nasrudin Azis Bilang Kasus Covid-19 Terus Bertambah

Baca juga: Ngeri, 79 Orang Positif Covid-19, Gedung Sate Kembali Ditutup sampai 25 Juni 2021, Semua Pegawai WFH

Dengan dua indikator tersebut, katanya, maka seluruh wilayah Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi, diinstruksikan untuk memberlakukan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah kembali selama sepekan ke depan. 

WFH ini yakni pegawai yang hadir secara fisik di kantor hanya 25 persen, sesuai instruksi dari Mendagri. Sedangkan sisanya yang 75 persen segera menyesuaikan diri untuk bekerja dari rumah, dengan pengecualian-pengecualian yang sudah pernah dilakukan pada masa WFH sebelumnya.

"Sekolah tatap muka kita tunda dulu ya khususnya yang zona merah pasti itu mah tidak boleh. Dan kedisiplinan, kita ada di 75 persen kalau tidak salah, Preesiden menginstruksikan ke angka 90 persen. Maka kami terus akan menggiatkan, tadi instruksi ke TNI dan Polri untuk melakukan turun lagi ke lapangan mengingatkan, shock terapi juga, agar kedisiplinan meninggi. Jangan sampai kita lagi Siaga 1 tapi kedisiplinan malah turun," katanya.

Semua daerah zona merah, katanya, diharapkan mengikuti instruksi untuk membatasi kegiatan termasuk kegiatan ibadah. Karena kalau sudah Siaga 1 zona merah, tuturnya, masyarakat harus paham untuk beribadah bisa dimaksimalkan dulu di rumah sampai situasi tidak lagi zona merah.

Daerah yang ditetapkan Siaga 1, katanya, adalah berdasarkan kajian zonasi per kota dan kabupaten. Adapun daerah lain yang memiliki sejumlah kecamatan zona merah dengan pertambahan kasus mengkhawatirkan, bisa difokuskan melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

Contohnya, katanya, jika Pemerintah Kabupaten Garut menemukan peningkatan kasus signifikan di satu kecamatan atau desa, bisa dilakukan fokus penanganan secara mikro di tingkatan tersebut.

"Silakan mereview, tidak seluruh Garutnya, karena dalam catatan kami tidak seluruhnya. Jadi dia bisa melakukan yang namanya pengetatan di zona-zona merah di wilayah Garut, tapi tidak semua, sesuai dengan zonasi zonasi berbasis kecamatan atau kelurahan," katanya.

Tapi khusus untuk Bandung Raya, katanya, karena kombinasi dari keterisian rumah sakit dan zona merahnya berbasis kota dan kabupaten, maka seluruh wilayah harus dalam satu keterkendalian.

Diduga Sudah Masuk Bandung

Sementara itu, Ridwan Kamil mengatakan tim peneliti tengah  melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) terhadap sejumlah sampel Covid-19 di Bandung untuk mendeteksi apakah terdapat virus Covid-19 varian Delta asal India yang beredar di Bandung.

"(Varian Delta) belum ada. Menurut laporan Menteri Kesehatan, varian Delta atau yang dari India baru ada di Jawa Tengah dan terduga di Jakarta. Yang Bandung sedang dites whole genome sequencing-nya, hasilnya belum keluar," kata Ridwan Kamil di Markas Kodam III Siliwangi, Selasa (15/6).

Walaupun hasilnya belum keluar, Ridwan Kamil merasa bahwa varian tersebut memang sudah beredar di Bandung. Namun demikian, ia masih menunggu hasil resminya.

"Jadi per door stop ini belum ada data. Feeling saya ada ya, tapi harus kita tunggu secara resmi," katanya.

Kalaupun memang varian baru ini ada di Jawa Barat, perlakuannya sama saja. Hanya 5M jawabannya, kata Ridwan Kamil. Hanya kedisiplinan jawaban untuk mencegahnya, yakni menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Daya mematikannya tidak terlalu tinggi, ada catatannya. Tapi daya tularnya 2,4 kali lipat. Jadi kata Pak Menkes ibaratnya yang sekarang 1000 cc, tipe varian itu 3000 cc, jadi kecepatan menularnya tinggi, makanya lompatannya terduga dari sana juga," katanya.

Seperti dilansir kompas.com, virus corona varian Delta mendominasi penularan Covid-19 yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah. Hal tersebut diketahui dari hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) yang dilakukan oleh tim dari FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), yang dirilis Senin (14/6/2021).

Mengutip laman Kemenkes, Senin (14/6/2021) penelitian tersebut dilakukan sebagai respons terhadap lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, yang terjadi setelah libur Idul Fitri.

Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi mengatakan, dari total 37 sampel yang diteliti, sebanyak 34 sampel telah keluar hasilnya. Sementara, 3 sampel tidak keluar hasilnya.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan 28 dari 34 sampel atau sekitar 82 persen, merupakan varian Delta (B.1.617) yang pertama kali terdeteksi di India. Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia, dan sudah terbukti pada populasi di India dan di Kudus.

Virus corona varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi, yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli virus corona SARS-CoV-2. 
 

Berita Terkini