Sistem Penerimaan Murid Baru

SMK Veteran Kota Cirebon Hanya Dapat 11 Siswa Baru, Guru Bertahan dengan Gaji Minim

Sekolah Tak Lagi Jadi Pilihan: SMK Veteran Cirebon Hanya Dapat 11 Siswa Baru, Guru Bertahan dengan Gaji Minim

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TribunCirebon.com/ Eki Yulianto
Kepala SMK Veteran Cirebon, Wahyu Hidayat 

Dari sebelumnya masih bisa menjaring 40 hingga 50 siswa, kini jumlahnya makin menyusut.

Tahun lalu hanya 30 siswa yang masuk dan tahun ini tinggal sepertiganya.

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Bus vs Truk Tangki di Tol Cipularang, 1 Tewas dan 5 Luka, Kernet Tewas di TKP


Wahyu yang baru menjabat sejak Januari 2025 mengaku sudah melakukan berbagai cara agar sekolah kembali dikenal. 

Namun, usahanya belum membuahkan hasil signifikan.

“Tidak mudah menstabilkan kondisi ini. Saya sudah berusaha mengenalkan kembali SMK Veteran lewat berbagai kegiatan."

"Tapi ya itu, saingan makin banyak, dan aturan juga makin berat bagi sekolah kecil seperti kami,” jelas dia.

Baca juga: DIBANTAI Oxford United, Lampu Mati Jadi Kambing Hitam Kekalahan Telak Arema FC di Jalak Harupat


Dampak dari krisis jumlah siswa ini tidak hanya menyangkut kelangsungan institusi, tapi juga menyentuh urusan perut para guru. 

Di sekolah ini, 28 guru masih bertahan mengajar di tengah ketidakpastian, dengan gaji di bawah Rp 300 ribu per bulan.

“Sedih rasanya. Seorang guru lulusan S1 yang mengabdikan diri mendidik anak bangsa, tapi gajinya tidak sampai Rp 300 ribu. Apakah itu pantas?” kata Wahyu, dengan suara bergetar.

Ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap sekolah swasta kecil.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Hari Ini: Keluarga Sakinah, Mawadah Warahmah Menuju Rumah Tangga Surgawi


Menurutnya, pemerintah selama ini terlalu fokus pada sekolah-sekolah besar dan melupakan lembaga pendidikan kecil yang juga punya peran penting.

“Kami tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Tapi yuk, duduk bareng, cari solusi. Kenapa siswa putus sekolah hanya ditarik ke negeri? Kenapa tidak dibagi ke swasta juga? Supaya adil."

"Kalau sekolah swasta tutup, guru-guru bisa kehilangan pekerjaan, dan itu akan berdampak ke keluarga mereka,” ujarnya. 

Saat Tribun datang ke lokasi, suasana sekolah tetap tertata rapi.

Baca juga: Pelajar SMP di Indramayu Dikeroyok hingga Tewas, 7 Orang Ditangkap, Rata-rata Masih Usia 15-18 Tahun


Buku-buku di ruang guru dan ruang kepala sekolah tersusun dengan baik. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved