KH Abbas Abdul Jamil, Calon Pahlawan Nasional dari Cirebon, TP2GP Temukan Bukti Perjuangan

Harapan masyarakat Kabupaten Cirebon untuk memiliki tokoh pahlawan nasional semakin dekat menjadi kenyataan. 

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
CALON PAHLAWAN NASIONAL - Bupati Cirebon, Imron saat menerima kunjungan perwakilan TP2GP Kemensos RI, Edi Suharto. Sosok KH Abbas Abdul Jamil atau yang akrab disapa Kiai Abbas, kini resmi masuk dalam daftar Calon Pahlawan Nasional (CPN) yang sedang diverifikasi oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI). 


TP2GP juga telah melakukan verifikasi lapangan guna menilai otentisitas perjuangan KH Abbas. 


Verifikasi dilakukan tidak hanya melalui dokumen dan buku sejarah, tetapi juga lewat artefak dan situs-situs bersejarah yang masih dijaga oleh masyarakat.


“Kami melihat langsung bagaimana perjuangan beliau itu masih hidup, masih berdenyut di tengah masyarakat."


"Ada buku, ada dokumen, ada artefak, bahkan perjuangan beliau masih dilanjutkan oleh masyarakat di sini,” katanya. 


KH Abbas sendiri dikenal luas sebagai ulama kharismatik dari Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, yang turut terjun langsung dalam perjuangan kemerdekaan, termasuk Perang 10 November 1945 di Surabaya.


Ia juga merupakan tokoh pembaharu pendidikan pesantren dengan memperkenalkan sistem klasikal madrasah sejak era 1920-an.


KH Mustahdi Abdullah Abbas, cicit dari Kiai Abbas menegaskan bahwa gelar pahlawan bukan untuk kebutuhan pribadi, melainkan untuk generasi bangsa.


“Gelar Pahlawan Nasional tidaklah penting bagi sosok Kiai Abbas."


"Namun hal tersebut menjadi penting bagi kita semua sebagai ikhtiar merawat spiritnya, menjaga semangatnya dan menumbuhkan sikap kebangsaan dan kepahlawanan beliau di dalam diri kita dan anak cucu kita,” ujar Mustahdi.


Senada, Penjabat Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren, KH Aris Ni'matullah menyebut, perjuangan Kiai Abbas lahir dari keikhlasan.


"Kiai Abbas sendiri tidak berkenan dengan gelar Pahlawan Nasional itu."


"Seperti orang tua yang memberikan jiwa raganya untuk anak, tentu tidak ada harapan mendapatkan balasannya."


"Kita sebagai santrinya tentu ingin menempatkan beliau dalam posisi yang sebenarnya,” ucap Aris.


Anggota Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD), Mohammad Fathi Royyani menyampaikan, dokumen pengusulan sudah sangat memadai.


"Secara dokumen, pengusungan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional sudah memenuhi kriteria."

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved