Polemik Tambang Pasir di Cirebon

Jeritan Pekerja Galian C Argasunya Cirebon: Sudah Menganggur, Anak Mau Sekolah, Solusinya Gimana?

Penutupan galian C di kawasan Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon berdampak langsung terhadap kehidupan ratusan pekerja

|
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
PEKERJA GALIAN C - Agus Wawan, salah satu pekerja yang terdampak dari penutupan galian c di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon 


Ia membenarkan, bahwa sekitar 150 pekerja datang dalam aksi tersebut sebagai perwakilan.


Diperkirakan, ada sekitar 500 orang yang menggantungkan hidup dari aktivitas galian C.


“Tadi kami sampaikan kepada warga, agar menunjuk perwakilan untuk menyampaikan aspirasi yang akan kami teruskan ke pimpinan atas."


"Mereka juga menanyakan, kalau alih profesi, ke mana arah profesinya. Karena pekerja galian ini beragam, dari tukang gali, tukang angkut, calo pasir, sampai yang punya mobil,” ujarnya.


Diketahui, Pemerintah Kota Cirebon telah menutup lokasi pertambangan pasir galian C di Kelurahan Argasunya pasca peristiwa longsor di Blok RT 2 RW 10, Kedung Jumbleng, pada Rabu (18/6/2025) pagi.


Peristiwa tersebut menyebabkan dua orang pekerja, Riyan dan Dani, tertimbun material longsor.


Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, yang turun langsung ke lokasi menyatakan, bahwa tambang tersebut sudah lama dilarang karena membahayakan.


Namun, masih ada warga yang nekat beraktivitas.


“Kita sudah berulang kali melarang karena berbahaya."


"Tapi warga masih curi-curi. Ke depan, kita sepakat ini aktivitas ilegal dan harus ada tindakan tegas. Akses masuk ke lokasi juga akan ditutup,” ujar Edo.

 

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved