Polemik Tambang Pasir di Cirebon

Jeritan Pekerja Galian C Argasunya Cirebon: Sudah Menganggur, Anak Mau Sekolah, Solusinya Gimana?

Penutupan galian C di kawasan Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon berdampak langsung terhadap kehidupan ratusan pekerja

|
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
PEKERJA GALIAN C - Agus Wawan, salah satu pekerja yang terdampak dari penutupan galian c di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon 


Mereka diterima langsung oleh Lurah Argasunya, Mardiansyah, didampingi Ketua LPM, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan perangkat kelurahan lainnya.


Audiensi digelar di salah satu ruangan kantor kelurahan, dengan menghadirkan perwakilan pekerja.


Sementara ratusan lainnya menunggu di luar sambil membawa harapan akan dibukanya kembali aktivitas tambang.


“Kami datang ke kantor Kelurahan Argasunya ini merasa keberatan jika galian C ditutup."


"Saya mohon kepada pemerintah, khususnya Kelurahan Argasunya, untuk menyampaikan aspirasi kami agar aktivitas galian dibuka kembali,” ujar Suhedi, salah satu perwakilan pekerja galian saat diwawancarai media, Senin (23/6/2025). 


Suhedi mengaku telah bekerja selama 35 tahun di lokasi tersebut dan menggantungkan hidupnya dari hasil menggali pasir secara manual.


Ia menyebut, saat ini para pekerja sudah menganggur hampir sepekan tanpa penghasilan, terlebih saat kebutuhan meningkat menjelang tahun ajaran baru sekolah.


“Ekonomi sekarang susah. Anak-anak mau masuk sekolah, butuh biaya. Sekolah memang gratis, tapi uang jajan? Kalau anak gak dikasih uang jajan, mereka gak mau sekolah. Ini PR pemerintah juga,” ucapnya.


Ia juga menanggapi pernyataan soal bahaya dan ilegalnya galian C tersebut.


“Kami sudah tahu resikonya, karena sudah puluhan tahun kerja di sini. Tapi ketika sudah ditutup, solusinya apa? Kalau disuruh alih profesi, ke mana? Kami kebanyakan tamat SD saja jarang."


"Ini bukan soal kami saja, kami perjuangkan juga untuk masa depan anak-anak kami,” jelas dia. 


Sementara itu, Lurah Argasunya, Mardiansyah mengatakan, bahwa pihaknya hanya bisa menampung dan menyampaikan aspirasi warga ke pemerintah kota.


Ia pun menjelaskan, bahwa penutupan galian sudah berlangsung sejak lama, terlebih pasca peristiwa longsor yang menewaskan dua pekerja tambang.


“Ya, saya atas nama keluarga besar Kelurahan Argasunya bersama Ketua LPM, Babinsa, Bhabinkamtibmas menerima aspirasi warga hari ini."


"Perihal penutupan galian, memang sudah ada spanduk larangan sejak kejadian longsor yang menewaskan dua orang dan bahkan jauh sebelumnya,” kata Mardiansyah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved