Tragedi Longsor Tambang di Cirebon

Sudah Pernah Longsor, Kenapa Masih Diberi Izin Tambang? Ini Kata ESDM Soal Tragedi Gunung Kuda

Sudah Pernah Longsor 2015, Kenapa Masih Diberi Izin Tambang 2020? Ini Kata ESDM Soal Tragedi Gunung Kuda Cirebon

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TribunCirebon.com/ Eki Yulianto
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, Bambang Tirto Yuliono 

Dua pekerja bernama Tabrodi dan Edi Odong tewas tertimbun, bersama dua ekskavator dan lima dump truck lainnya.

Baca juga: Izin Tambang 3 Perusahaan Ini Resmi Dicabut, Begini Kondisi Tragedi Longsor di Cirebon


Kemudian, longsor kembali terjadi pada Kamis, 30 September 2021.

Saat itu, masyarakat dikejutkan oleh video material batu alam dan kapur berhamburan, namun tidak ada korban jiwa.

Pada Senin, 19 Juni 2023, longsor besar kembali terjadi. 

Pengelola tambang, Koperasi Al Jariyah, bahkan mengakui bahwa longsor tersebut merupakan bagian dari metode penambangan mereka, dengan teknik “undercutting” atau pengerukan dari bawah tebing.

Baca juga: Dari Dokumen yang Diabaikan hingga 19 Nyawa Melayang: Kronologi Tambang Maut Gunung Kuda Cirebon


Dua tahun berselang, Selasa, 11 Februari 2025, longsor kembali terjadi.

Namun tidak menimbulkan korban karena pekerja telah diliburkan.

Hingga akhirnya, tragedi paling mematikan terjadi Jumat, 30 Mei 2025, pukul 10.00 WIB. 

Longsor menimbun tujuh dump truck, tiga ekskavator, dan puluhan pekerja.

Baca juga: 6 Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 2 Juni 2025, Yogya Ciledug dan Pabrik Gula Karangsembung


Hingga berita ini ditulis, 19 orang tewas, belasan luka-luka, dan 6 lainnya masih tertimbun.

Pihak kepolisian telah menetapkan tersangka dari unsur pengelola tambang.

Sementara itu, proses evakuasi dan pencarian korban masih berlangsung.

 


 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved