Diskominfo Majalengka Sebut 100 Hari Kerja Eman-Dena Telah Jawab Keresahan Warga yang Mendesak
100 hari kerja pasangan Eman-Dena merupakan respons nyata terhadap berbagai keresahan dan aspirasi masyarakat dengan skala prioritas mendesak
Penulis: Adhim Mugni Mubaroq | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Adim Mubaroq
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - 100 hari kerja pasangan Bupati Majalengka, Eman Suherman dan Wakil Bupati Majalengka, Dena M. Ramdhan merupakan respons nyata terhadap berbagai keresahan dan aspirasi masyarakat dengan skala prioritas mendesak.
Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Majalengka, Sidharta mengatakan, program 100 hari kerja adalah bentuk konkret dari janji politik dan niat pengabdian pasangan Eman-Dena sejak masa kampanye.
Ia menyebut, berbagai persoalan utama yang diangkat masyarakat saat Pilkada menjadi fondasi bagi penyusunan program prioritas di awal masa jabatan.
Baca juga: Motor Pak Cheri di Jatiluhur PurwakartaDicuri Lagi, Korban Sudah 4 Kali Kehilangan Motor
“Program 100 hari adalah jawaban pasangan Eman dan Dena atas keresahan dan keinginan masyarakat. Aspirasi ini sudah dihimpun dan ditampung sejak proses Pilkada lalu,” ujar Sidharta di kantornya, Jumat (30/5/2025).
Ia menjelaskan, sejumlah isu krusial yang menjadi perhatian dalam 100 hari kerja tersebut antara lain pelayanan kesehatan, infrastruktur jalan, penciptaan lapangan kerja, praktik pungli, gangguan keamanan, dan penanganan masalah sosial.
“Semua isu itu dijawab melalui inovasi dan program prioritas. Misalnya, peningkatan akses layanan kesehatan, perbaikan jalan-jalan yang rusak, pelatihan bagi pencari kerja yang langsung dihubungkan dengan dunia industri, serta langkah konkret pemberantasan pungli di titik-titik layanan publik,” paparnya.
Sidharta menuturkan, selain menjawab kebutuhan teknis masyarakat, program 100 hari Eman-Dena juga mengandung nilai-nilai pembentuk budaya kerja dan kepemimpinan baru di Majalengka.
Hal itu diwujudkan melalui gerakan-gerakan sosial yang digagas langsung oleh kepala daerah.
“Pasangan Bupati dan Wabup Eman-Dena juga memperkenalkan sejumlah gerakan moral seperti Gerakan Salat Dhuha sebelum memulai kerja, serta Gerakan Bersih Jumat yang melibatkan ASN dan masyarakat. Ini adalah bentuk teladan yang ingin dibangun dari awal,” jelasnya.
Ia menyebut, gerakan-gerakan tersebut menjadi simbol dari gaya kepemimpinan yang mengedepankan keteladanan, kedekatan dengan rakyat, dan upaya membangun etos kerja dari bawah.
Baca juga: Ikuti Arahan Dedi Mulyadi, Bupati Eman Siap Laksanakan Jam Malam Bagi Pelajar di Majalengka
“Program 100 hari ini adalah sinyal awal tentang arah kepemimpinan yang ingin dibangun. Kepemimpinan yang responsif, inklusif, dan berbasis nilai,” ujar Sidharta.
Pemerintah Kabupaten Majalengka juga telah merencanakan agenda khusus untuk memperingati 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Majalengka, yang jatuh pada 3 Juni 2025, termasuk pelaksanaan Festival Pelayanan Publik sebagai bentuk akuntabilitas kepada masyarakat.
Raperda RTRW 293 Halaman Diserahkan Bupati Majalengka ke DPRD, Ini Pokok Perubahannya |
![]() |
---|
Bantu Peternak, Dosen dan Mahasiswa Polindra Luncurkan Mesin Pelet Ayam Hasil Inovasi |
![]() |
---|
Sekda Aeron Randi Terpilih Jadi Ketua Korpri Majalengka Periode 2025–2030 |
![]() |
---|
Pemkab Majalengka Alokasikan Rp 45,6 Miliar Untuk Rehabilitasi 280 Ruang Kelas Rusak Berat |
![]() |
---|
Ketua Viking Alengka Optimis Banyak Pemain Baru Jadi Kekuatan Persib Untuk Hadapi 2 Kompetisi Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.