Harga Beras Masih Tinggi Meski Sudah Panen Raya, Kenapa? Ini Penjelasan Pengamat
Target pemerintah untuk menyerap beras hasil produksi petani dalam negeri melalui Perum BULOG tahun 2025 tengah berjalan
Editor:
Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
PANEN RAYA - Presiden RI, Prabowo Subianto, saat memanen padi menggunakan combine harvester dalam rangkaian Panen Raya Serentak 14 Provinsi di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025).
Apalagi, harga beras medium dan premium tetap tinggi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) meski sedang panen raya.
"Presiden Prabowo Subianto sebenarnya telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2025 untuk mengatur pengadaan dan penyaluran beras. Inpres itu membuka outlet luas untuk CBP, termasuk SPHP, bantuan pangan, TNI/Polri/ASN, tanggap darurat, program makan bergizi gratis, hingga bantuan sosial," jelasnya.
Kendati demikian, ia menilai regulasi ini memerlukan aturan turunan agar implementasinya bisa efektif.
"Integrasi kebijakan dari hulu ke hilir mutlak diperlukan. Supaya beras terus mengalir dari gudang dengan prinsip FIFO (first in first out), segar, tidak rusak,” kata Khudori. (*)
Rekomendasi untuk Anda
Baca Juga
Nasib Pengusaha Penggilingan Beras Modal Kecil di Indramayu, Berburu Gabah Dengan Harga Tinggi |
![]() |
---|
Bulog Cirebon Targetkan Salurkan 30 Ribu Ton Beras SPHP Hingga Akhir Tahun 2025 |
![]() |
---|
Di Tengah Isu Mahalnya Harga Beras, di Indramayu Harga Tetap Stabil Tak Ada Kenaikan |
![]() |
---|
Buntut Isu Beras Oplosan Hingga GPM, Omzet Pedagang Beras di Pasar Indramayu Anjlok |
![]() |
---|
Genjot Pendistribusian Beras SPHP di Pasar Indramayu, Bulog: Harga Jual Harus Rp 12.500 Per Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.