Petani di Perbatasan Cirebon-Indramayu Rugi Saat Panen, Akademisi UMC Singgung Soal Ego Wilayah

Keluhan petani di wilayah perbatasan Kabupaten Cirebon dan Indramayu soal buruknya infrastruktur pertanian

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
PETANI DI PERBATASAN - Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Dr Surnita Sandi Winata buka suara soal petani di wilayah perbatasan Kabupaten Cirebon dan Indramayu 


Sebelumnya, para petani di Desa Tegal Mulya, Dusun Klampok, Kecamatan Kerangkeng, Kabupaten Indramayu dan Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon mengeluhkan buruknya infrastruktur jalan pertanian.


Mereka menilai hal ini menghambat mobilitas dan produktivitas pertanian, terutama saat musim hujan.


“Pembangunan infrastruktur selama ini terkesan hanya mementingkan wilayah administratif masing-masing. Padahal, petani di perbatasan sangat saling bergantung,” ujar Casudi, Sekretaris Paguyuban Rembug Tani.


Senada, Ketua Paguyuban Rembug Tani, Dedi Abas, menambahkan bahwa petani menjadi korban dari kebijakan yang tidak berpihak. 


Ia mencontohkan kondisi jalan poros sepanjang lima kilometer yang hanya sebagian telah dibeton.


“Masih ada 2,5 kilometer yang belum dibeton, padahal jalan ini adalah akses utama."


"Ketika hujan, jalan jadi licin dan sulit dilalui kendaraan. Kami juga hanya punya jembatan bambu yang rawan kejahatan,” ucap Dedi.


Atas kondisi ini, Paguyuban Rembug Tani mendesak agar pemerintah eksekutif dan legislatif di dua daerah segera duduk bersama untuk mencari solusi.


“Kami berharap ada perhatian serius agar kesejahteraan petani di perbatasan bisa meningkat,” jelas dia. 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved