Sidang PK Sudirman

Kejamnya Siksaan yang Dialami Sudirman Dipaksa Ngaku Pembunuh Vina, Disetrum Hingga Kemaluan Dibakar

Sudirman menceritakan kekejaman dan penyiksaan yang dialaminya saat dipaksa mengaku membunuh Vina dan Eky.

Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Sidang Peninjauan Kembali (PK) Sudirman, salah satu terpidana dalam kasus pembunuhan Vina, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Rabu (2/10/2024). 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Sudirman menangis saat menjalani pemeriksaan di sidang Peninjauan Kembali (PK) kasus Vina Cirebon.

Ia mengungkapkan tindak kekerasan yang dilakukan oknum polisi kepadanya agar mengaku telah membunuh Vina dan Eky.

Hal ini terjadi saat sidang PK Sudirman di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jawa Barat, Rabu (2/10/2024).

Mulanya Sudirman menceritakan ketika ditangkap polisi  terkait kasus pembunuhan Vina dan Eky, pada 31 Agustus 2016.

"Sebelum ditangkap, saya habis main ke rumah kakak saya, terus setelah itu adek saya SMS suruh jemput sekolah. Pulang saya mau jemput, nah Jaya manggil saya mau pinjem motor untuk mengambil gitar, terus saya pinjamin," kata Sudirman. Dipantau dari Breaking News KompasTV.

"Beberapa menit polisi datang langsung menendang motor. Jaya juga langsung ditangkap, dibawa ke mobil semua menuju ke Polres (Cirebon)," sambungnya.

Ia menyebut saat sampai di Polres Cirebon, ia disiksa untuk dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan Vina dan Eky.

Kekerasan yang diterimanya, mulai dari disetrum hingga ditembak peluru karet.

"Waktu itu saya disetrum, dimasukkin colokan, ditembak (peluru) karet ini nya (menunjuk punggungnya) lalu ditendangi disuruh mengaku," ungkapnya.

"Pas itu saya sudah enggak ngakuin, (polisi) bilangnya 'sudah ngakuin saja, teman kamu sudah ngakuin' bilangnya gitu, saya tetap enggak ngakuin," ucapnya.

Sudirman pun akhirnya mengaku tak tahan lagi dengan kekerasan dari polisi terhadapnya.

"Waktu itu masih mukulin polisinya. Baru saya ngakuin," ujarnya.

Tak sampai disitu, ia kemudian disuruh polisi untuk menuliskan nama-nama temannya.

"Pas itu 'sudah catat nama teman-teman kamu'. Saya yang kenal delapan orang," ucapnya.

Usai menuliskan delapan orang temannya. Polisi lalu menyuruh Sudirman untuk menuliskan tiga nama lainnya yakni Dani, Pegi, dan Andi.

Seperti diketahui, tiga nama tersebut sebelumnya merupakan buron dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky.

"Sudah delapan orang dicatat, kata polisinya 'sudah tiga orang lagi yang namanya Dani, Pegi, sama Andi' bilangnya gitu," ungkapnya.

Sudirman juga mengaku disuruh menunjukkan batu yang menjadi salah satu barang bukti dalam kasus tersebut.

Namun ia mengaku sejatinya tak mengetahui batu yang dimaksud.

"Saya dikeluarin nyari barang bukti, pas itu saya kaget, padahal pas di tempat barang bukti itu bukan dari arahan saya, dari polisi sendiri. Pas itu 'sudah kamu tujunkin tu batu itu yang gede', saya enggak mau waktu itu dipaksa untuk nunjukkin," katanya.

Selanjutnya, ia mengatakan dibawa polisi ke Flyover Talun, Cirebon, dan disuruh polisi untuk menunjuukan lokasi ditemukannya Vina dan Eky.

Saat itu kepada polisi, ia mengaku tidak mengetahui terkait tempat Vina dan Eky ditemukan.

"Baru itu, saya di Polsek Talun, terus balik lagi ke Polres. Polisi lagi gergaji kayu bambu di ruang penyidik, enggak tahu buat apa itu," ujarnya.

Kemudian, ia mengaku di bawa ke ruang sel dan mendapatkan kekerasan hingga disuruh squat jump sebanyak 100 kali.

Sudirman tak kuasa menahan air matanya saat menceritakan penyiksaan yang dialaminya tersebut.

"Di ruang sel, baru saya kemaluan dibakarin, suruh squat jump 100 kali kalau enggak kuat dipukulin," ujarnya sambil mengusap air matanya.

"Terus pas sudah dianiaya kaya gitu, dikasih makan, kaya ngasih makan ayam disebarin gitu pak, kalau enggak makan sama dipukulin juga," imbuhnya.

Tak kuasa menahan air mata, Sudirman pun tampak berhenti sejenak dan menenangkan diri.

Setalah itu, ia mengaku dipaksa untuk menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

"Pas itu saya di ruangan penyidik disuruh bikin BAP, saya enggak mau, saya dipukulin terus sama polisi. Saya disuruh tanda tangan. Pas itu saya melihat saudara Eko ditendang, dipukulin, hidungnya ditendang sampai berdarah, suruh ngakuin," ucapnya.

"Saya lihat di papan ada nama-nama teman saya, saya juga kaget, ada nama teman saya sebagai peran ini ini, saya enggak tahu lupa nama perannya," ujar Sudirman.

Baca juga: Hari Kedua Sidang PK Sudirman di PN Cirebon, Keluarganya Setia Menanti di Pengadilan

Artikel ini sudah tayang di Kompas.TV.

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved