Bencana Alam di Kuningan
Antispasi Bencana Alam di Kuningan, Begini Cara Pj Bupati Iip Hidayat Bareng BPBD Lakukan Hal Ini
Antispasi Bencana Alam di Kuningan, Pj Bupati Bareng BPBD Lakukan Hal Ini
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Sejumlah desa di Kuningan merupakan daerah terancam musibah bencana alam.
Terlebih ketika curah hujan berlangsung itu membuat petugas pencegahan bencana Kuningan menyiapkan tenaga dan tim evakuasi bencana alam.
Latar belakang itu membuat Pj Bupati Kuningan H Iip Hidajat bareng petugas BPBD melakukan pencegahan dan deteksi dini terhadap daerah ancaman bencana, melalui aplikasi simulasi edukasi bencana alias Siedun 2024.
Baca juga: Mengintip Rumah Tinggal Nenek Sarniti di Kuningan, Bocor saat Hujan hingga Tak Ada Pasokan Listrik
"Ya, untuk Desa Gewok di Kecamatan Garawangi menjadi satu dari 15 Desa yang menjadi lokasi pembentukan forum pengurangan risiko bencana program Siedun (simulasi edukasi bencana) tahun 2024. Kegiatan berlangsung di Aula Balai Desa Gewok," kata Iip disela kegiatan tersebut, Selasa (9/7/2024).
Program Siedun merupakan inisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan yang berupaya membangun kemandirian dan ketangguhan masyarakat dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
"Apapun bentuk pencegahan terhadap bencana harus di bentuk, sehingga penanganan relatif cepat dan kami apreasiasi BPBD yang telah membuat aplikasi Siedun," ujarnya.
Baca juga: "Tak Pernah Tinggalkan Doa Selama di Tahanan", Begini Aktivitas Pegi Setiawan Selama Jalani Hukuman
Iip Hidajat mengungkapkan bahwa semua masyarakat harus terlibat dalam penanggulangan risiko bencana alam, salah satunya adalah dapat menjaga lingkungan dengan membuang sampah ditempatnya.
“Semua jenis bencana terjadi karena dua faktor, diantaranya yaitu faktor alam dan non alam. Untuk faktor alam kita tidak bisa memprediksinya, tetapi faktor non alam yang disebabkan faktor manusia, dapat kita antisipasi dengan menjaga lingkungan seperti penanggulangan sampah atau reboisasi hutan yang gundul," katanya.
Mengenai pembentukan forum ini dapat mengedukasi seluruh lapisan elemen masyarakat terkait kebencanaan, sehingga dapat diregenerasikan ke generasi penerus sehingga masyarakat Kabupaten Kuningan ke depan akan lebih siap dan antisipatif.
Baca juga: Menengok Peresmian Bendungan Cipanas Indramayu, Wapres KH Maruf Amin Sampaikan Ini Manfaatnya
"Kepada warga dan para perangkat desa agar mempersiapkan lokasi seperti pos jaga untuk menyimpan peralatan penanggulangan kebencanaan. Desa di Kabupaten Kuningan lokasinya banyak yang jauh, kami takutkan jika ada bencana seperti kebakaran akan susah di jangkau oleh damkar karena jaraknya yang jauh," ujarnya.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kuningan, Indra Bayu permana menyebutkan bahwa program siedun merupakan program kompetitif jalur BKK yang di danai oleh Banprov Jawa Barat dengan melibatkan total 15 Desa di 11 Kecamatan yang merupakan refresentasi desa rawan berbagai jenis bencana dari yang berlokasi terjauh hingga di daerah perbatasan.
Baca juga: Ibu Bayi Kembar 5 di Indramayu Dapat Jaminan Perawatan dari Pemkab, Nina Agustina Sampaikan Hal Ini
“Penunjukan 15 desa ini merupakan refresentasi dari banyak desa yang menjadi desa rawan bencana di Kuningan. Ke depan, kami ingin lebih dari 50 persen desa di kabupaten Kuningan dapat membentuk forum pengurangan risiko bencana," katanya.
Kepala BPBD Kuningan menyebut output dari kegiatan sosialisasi dan konsolidasi aplikasi Siedun ini membuat desa-desa menjadi kepanjangan tangan dari BPBD dalam menanggulangi bencana.
"Karena, penanggualangan kebencanaan adalah tanggung jawab bersama, bukan saja BPBD, TNI, Polri, tetapi seluruh perangkat desa dan masyarakat," katanya.
Baca juga: "Nazar Saya untuk Musala atau Masjid", Ternyata Ini Nazar Pegi Setiawan Usai Bebas
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.