Sinergi Multipihak Untuk Mendorong Transisi Energi di Indonesia

“Transisi energi berisiko menimbulkan dampak negatif jangka pendek berupa kenaikan harga.

Dan transisi menuju ekonomi hijau tidaklah mudah karena juga akan berimplikasi terhadap sumber daya,” kata Sri Mulyani dalam acara HSBC Summit 2022 Powering The Transition to Net Zero secara Virtual, Rabu (14/9/2022).

Dari pernyataan tersebut, bisa disimpulkan bahwa ada sejumlah tantangan untuk transisi energi bisa tercapai khususnya soal pendanaan yang besar dan kondisi perekonomian masyarakat.

Oleh karena itu, untuk bisa mewujudkan transisi energi ini butuh sinergi multipihak dari mulai individu, CSO hingga pemerintah.

Lalu, apa yang bisa dilakukan?

Baik individu dan masyarakat sebenarnya sudah mulai melakukan kebiasan atau kegiatan untuk mengatasi perubahan iklim yang ekstrem seperti menghemat penggunaan alat rumah tangga seperti AC, beralih dari menggunakan kendaraan bahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik dan menanam pohon atau tanaman.

Tentunya, hal yang penting adalah setiap individu dan masyarakat harus meningkatkan pengetahuan sehingga lebih sadar tentang kondisi saat ini dan mengapa transisi energi itu perlu dilakukan.

Bagi CSO atau lembaga-lembaga yang berkosentrasi di bidang lingkungan hidup khususnya bisa melakukan penelitian-penelitian dan mengadakan seminar untuk mengedukasi masyarakat tentang transisi energi.

Dan pemerintah bisa membuat regulasi atau kebijakan-kebijakan serta memberikan data-data yang mendukung untuk mendorong terwujudnya transisi energi.

Jurnalis dan media juga memiliki peran penting dalam meliput dan membuat artikel untuk mengedukasi masyarakat tentang transisi energi. Serta bisa menjadi perantara untuk memperkenalkan dan menjelaskan kebijakan atau kegiatan terkait transisi energi yang disiapkan pemerintah kepada masyarakat, sehingga Indonesia bisa mencapai target Net Zero Emission (NZE). (Tribuncirebon.com/Mutiara Suci Erlanti)