Badan Geologi Turunkan Tim Analisis, Bencana Pergerakan Tanah di Rongga KBB Picu Bangunan SD Roboh

Bencana pergerakan tanah mengakibatkan 1 rumah rusak berat, 6 rumah rusak ringan, 32 rumah terancam, dan sekolah rusak

Editor: dedy herdiana
ISTIMEWA
Kondisi SDN Babakan Talang, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang ambruk terdampak pergerakan tanah. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam dan Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Badan Geologi pada Kementerian ESDM memaparkan analisis mengenai gerakan tanah yang terjadi di Kampung Pasirgombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Masyarakat di sekitar kejadian diminta untuk terus mewaspadai longsor susulan yang dapat dipicu hujan.

Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan berdasarkan informasi yang dihimpun, pergerakan tanah sudah mulai terjadi pada Minggu tanggal 18 Februari 2024 pukul 22.00 WIB, setelah hujan dengan intensitas tinggi dan lama.

Kondisi akibat pergerakan tanah yang melanda Kampung Cigombong, RT 04/13, Desa Cibedug Kecamatan Rongga, KBB.
Kondisi akibat pergerakan tanah yang melanda Kampung Cigombong, RT 04/13, Desa Cibedug Kecamatan Rongga, KBB. (Istimewa/BPBD KBB)

Baca juga: Pergerakan Tanah di Rongga KBB Ancam 44 Rumah Warga, BPBD Sebut Bakal Dilakukan Kajian Geologi

"Jenis gerakan tanah diperkirakan berupa rayapan yang merupakan jenis gerakan tanah tipe lambat. Gerakan tanah ini dicirikan dengan ditemukannya retakan, nendatan dan amblasan pada permukaan tanah," katanya melalui siaran digital, Jumat (1/3/2024).

Bencana pergerakan tanah mengakibatkan 1 rumah rusak berat, 6 rumah rusak ringan, 32 rumah terancam, dan 1 Fasilitas Umum (SDN Babakan Talang 1) mengalami dinding dan lantai retak-retak hingga roboh serta halaman sekolah mengalami ambles 20 cm.

Ia mengatakan berdasarkan analisis dari data sekunder yang tersedia di badan geologi, secara umum lokasi bencana merupakan perbukitan bergelombang dengan kemiringan lereng landai sampai curam. Ketinggian lokasi gerakan tanah berada di 990 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Sindangbarat Bandarbaru, daerah bencana tersusun oleh Formasi Cimandiri (Tmc) yang terdiri dari perselingan batulempung, batulanau dan batupasir, setempat gampingan dan setempat meliputi endapan lahar yang tersusun dari tuf, breksi andesit dan breksi tuf.

Berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), bulan Februari 2024, Kecamatan Rongga termasuk dalam zona potensi gerakan tanah Menengah - Tinggi. 

"Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," katanya.

Adapun faktor penyebab terjadinya tanah longsor diperkirakan karena kemiringan lereng yang curam, bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan dengan batuan yang bersifat lebih kedap dan berfungsi sebagai bidang gelincir, serta curah hujan yang tinggi sebelum dan pada saat terjadinya bencana.

Mengingat curah hujan yang masih tinggi maka sebagai langkah antisipasi potensi longsoran susulan maka direkomendasikan agar warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi untuk tetap waspada apabila terjadi hujan yang berlangsung lama karena dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Masyarakat disekitar lokasi bencana/bahaya sebaiknya diungsikan dulu ke tempat yang lebih aman

"Warga, aparat maupun tim yang bertugas untuk evakuasi harus mengantisipasi potensi longsoran susulan dan aliran bahan rombakan mengingat daerah tersebut masih rawan longsor serta material longsoran di kaki gunung masih banyak terutama jika turuh hujan," katanya.

Apabila gerakan tanah terus berkembang, maka bangunan yang rusak dan terancam di daerah tersebut perlu direlokasi ke lokasi yang aman. Saluran air permukaan segera dibenahi agar lebih kedap air dan mampu menampung air jika debit air meningkat saat hujan.

"Kami rekomendasikan untuk tidak melakukan pengembangan pemukiman pada area terdampak pergerakan tanah. Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kestabilan lereng, seperti pemotongan lereng, tidak mencetak kolam baru di area longsoran untuk mengurangi penjenuhan lereng dan tidak melakukan penebangan pohon-pohon besar dengan sembarangan," katanya.

Jika muncul retakan di sekitar lereng tersebut agar segera ditutup dengan tanah dan dipadatkan untuk mengurangi peresapan air ke dalam tanah serta mengarahkan aliran air menjauh dari retakan. Kemudian Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved