Pemkab Majalengka Bakal Tetapkan Masa Siaga Bencana Musim Hujan Mulai Desember 2023

Pemkab Majalengka bakal menetapkan masa siaga bencana musim hujan dari mulai banjir, longsor, dan pergerakan tanah.

DOK BPBD MAJALENGKA
Sejumlah petugas BPBD Majalengka dan BNPB saat melaksanakan monitoring daerah rawan longsor di Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Sabtu (18/11/2023) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi


TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Pemkab Majalengka bakal menetapkan masa siaga bencana musim hujan dari mulai banjir, longsor, dan pergerakan tanah.


Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Rezza Permana, mengatakan, rencananya masa siaga bencana musim hujan tersebut dimulai pada bulan depan.


"Untuk masa siaga bencana musim hujan ini rencananya dimulai pada 1 Desember 2023 - 31 Mei 2024," ujar Rezza Permana saat ditemui di BPBD Majalengka, Jalan Gerakan Koperasi, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Sabtu (18/11/2023).

Baca juga: BPBD Ungkap Karakteristik Banjir di Majalengka Saat Musim Hujan, Arusnya Deras dan Hanya Lewat


Ia mengatakan, keputusan yang tertuang surat keputusan (SK) Bupati Majalengka tersebut dapat diperpanjang sesuai kebutuhan, dan perkembangan situasi di lapangan.


Sebab, menurut dia, berdasarkan data yang diterima dari BMKG, diperkirakan wilayah Kabupaten Majalengka bakal dilanda curah hujan tinggi hingga 300 mm pada Desember 2023.


Bahkan, potensi curah hujan di wilayah Kabupaten Majalengka diprediksi bakal meningkat hingga 500 mm yang termasuk kategori sangat tinggi pada Januari 2024.


"Saat ini, kami tengah menyusun acuan penetapan masa siaga bencana tersebut sambil berkoordinasi dengan BMKG mengenai perkiraan awal musim hujan di Majalengka," kata Rezza Permana.


Ia menyampaikan, dalam dua hari terakhir BPBD Majalengka pun tengah memonitor wilayah-wilayah rawan bencana hidtrometrologi di Kabupaten Majalengka bersama BNPB.

Baca juga: Lima Tempat Wisata Keren Dekat Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Hammock di Ketinggian 50 Meter


Pihaknya mengakui, dari hasil kajian risiko bencana terdapat 170 desa di 19 kecamatan se-Kabupaten Majalengka yang menjadi daerah rawan longsor, dan pergerakan tanah.


Sementara wilayah rawan banjir saat musim hujan tersebar di 57 desa di 15 kecamatan se-Kabupaten Majalengka yang karakteristiknya berarus deras, tetapi durasinya maksimal empat jam.


"Rata-rata daerah rawan banjir berada di wilayah utara, dan rawan longsor hingga pergerakan tanah tersebar di wilayah selatan Kabupaten Majalengka," ujar Rezza Permana.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved