Antipasi Kelangkaan Pupuk di Kuningan, Prajurit TNI Bareng HKTI Lakukan Hal Ini
Untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk di Kuningan, ini yang dilakukan Kodim 0615/Kuningan dan HKTI.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sebagai upaya mengatasi ancaman permasalahan kelangkaan pupuk untuk kebutuhan petani di sejumlah daerah di Indonesia, TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 bekerja sama dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kuningan, melakukan kegiatan sosial dengan melibatkan sejumlah petani di Kuningan, Selasa (25/7/2023).
Bentuk kegiatan itu melalui praktek langsung pelatihan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik yang bertempat di Desa Sukaraja, Kecamatan Ciawigebang.
Menurut Dandim 0615/Kuningan, Letkol Inf Bambang Kurniawan, pelatihan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik ini merupakan salah satu sasaran non-fisik dari program TMMD ke-117.
"Untuk sasaran kegiatan TMMD selain program fisik, kami juga melakukan kegiatan pembinaan para petani dalam program ketahanan pangan melalui pelatihan pembuatan pupuk organik," ujarnya.
Mengenai pengerjaan pembangunan berlangsung membuat jalan usaha tani sepanjang 1,6 kilometer yang menghubungkan dua desa, termasuk Desa Sukaraja.
"Dengan jalan baru ini, diharapkan hasil pertanian dapat disalurkan lebih cepat dan memberikan kemudahan bagi petani," katanya.
Letkol Inf Bambang Kurniawan mengatakan situasi yang menunjukkan kelangkaan pupuk yang signifikan di Indonesia, terutama dengan hanya terpenuhi 3,5 juta ton dari total kebutuhan pupuk sebesar 13,5 juta.
"Tentu memiliki banyak penyebab, termasuk terjadinya perang Rusia-Ukraina yang mengurangi pasokan pupuk karena keduanya merupakan produsen pupuk besar," ujarnya.
Rohaendi, Sub Koordinator Bidang Pangan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kuningan, menyoroti pentingnya berdaya guna dengan menggunakan pupuk organik dari sampah rumah tangga sebagai alternatif.
"Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, DKPP bekerjasama dengan HKTI dalam mengadakan pelatihan ini dan mendorong masyarakat untuk menggunakan sampah sebagai sumber pupuk organik, yang berdampak pada ketahanan pangan," katanya.
Di tempat sama, Hanyen Tenggono, Ketua HKTI Kuningan, menyatakan HKTI hadir memberikan solusi bagi para petani dan mendukung aspirasi dari kalangan petani hingga ke pemerintahan pusat.
"Selain jembatan antara petani dengan pemerintah, HKTI sendiri telah mengalokasikan lahan seluas 1,1 hektare sebagai pusat penelitian bibit-bibit untuk membantu petani di daerah," ujarnya.
Pelaksanaan pelatihan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik ini diselenggarakan secara gratis.
"Tujuannya, sebagai upaya mensejahterakan para petani dan memajukan sektor buruh tani. Hal ini adalah komitmen HKTI dalam memberikan kontribusi nyata bagi pertanian dan masyarakat di Kuningan," katanya.
Baca juga: Mantan Wakil Gubernur Jabar Lantik Pengurus DPC HKTI Kuningan, Numan Abdul Hakim Ungkap Begini
Perjuangan Petani di Cirebon Ingin Legalkan Temuan Pupuk Organik yang Bikin Hasil Panen Melimpah |
![]() |
---|
Pupuk Organik Buatan Usman Bikin Sawah di Cirebon Hasilkan 1,2 Ton Padi per Seperempat Hektare |
![]() |
---|
Melihat Hasil Panen Padi Dengan Pupuk Organik Ciptaan Usman di Cirebon, Ini Metode yang Dipakai |
![]() |
---|
Dualisme HKTI Berakhir, Mantan Ketua PAN Udin Kusnedi Jadi Ketua HKTI Kuningan, Ini Komentar Hanyen |
![]() |
---|
Kodim Kuningan Bangun Permanen Pengelolaan Air Bersih di Wilayah Perbatasan, Ini Tujuannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.