Materi Khutbah Jumat, Tiga Hal yang Bisa Menyempurnakan Amal, Satu di Antaranya Menyembunyikan Amal
Ada tiga perkara yang menyempurnakan amal. Satu di antaranya menyembunyikannya.
Oleh karena itu shalafush shalih berlomba-lomba untuk menyembunyikan amalan shalih mereka. Ini dia Imam Ahmad, beliau setiap tiga hari khatam Quran, tapi beliau tidak pernah memberitahu siapapun juga. Bahkan istrinya pun tidak tahu.
Ini dia Sufyan ats-Tsauri, beliau di waktu malam shalat tahajud. Kemudian ketika subuh telah masuk maka ia pura-pura bangun seakan-akan ingin memberitahu bahwasannya ia baru bangun saat itu. Dia tidak ingin memperlihatkan amal shalihnya kepada manusia. Tidak pula kita update status di facebook ataupun di media sosial tentang amalan shalih kita.
Semakin kita sembunyikan semakin dekat kepada keikhlasannya, saudaraku. Tapi semakin kita perlihatkan semakin dekat kepada riya’. Dan siapa di antara kita yang bisa menjamin bahwa kita akan selamat dari riya’? Siapa di antara kita yang keimanannya seperti keimanan para Nabi dan keimanan para sahabat Rasulullah? Kalau para sahabat saja yang keimanannya luar biasa, tapi mereka tetap menyembunyikan amal-amal shalih mereka.
Maka saudaraku.. Dengan menyembunyikan amalan shalih, kita lebih ikhlas mengharapkan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kita tidak mengharapkan pujian manusia, tidak mengharapkan pengakuan dari manusia. Kita tidak berharap sebutan manusia bahwa kita orang yang shalih, atau dipuji bahwa kita ahli ibadah. Semua itu kita tidak butuhkan. Yang kita butuhkan hanya pujian Allah saja. Kita tidak butuh kepada pujian manusia.
Di antara cerita tentang salafush shalih yang menyembunyikan amalnya, ada seorang yang sangat zuhud bernama Hatim Al-Asham. Terdengar kepada seorang khalifah bahwa dia seorang yang sangat zuhud dan ahli ibadah.
Maka kemudian sang khalifah pun ingin berkunjung ke rumahnya melihat bagaimana kehidupannya. Ketika Hatim tahu khalifah datang, maka Hatim memperlihatkan seakan-akan ia orang yang serakah dalam makan. Maka ia memperlihatkan makan yang begitu sangat serakah di hadapan sang khalifah, sehingga sang khalifah merasa heran apakah seperti ini orang yang zuhud?
Subhanallah.. Saking mereka menyembunyikan amal shalih mereka, saudaraku.
3. Tidak menganggap banyak amal shalih kita
Kita tidak tahu berapa banyak amal shalih kita yang sudah diterima oleh Allah. Sebanyak apapun amal shalih kita, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan karunia Allah yang Allah berikan kepada kita.
Ketika kita merasa amal kita telah banyak, terkadang kita terkena penyakit ujub di hati kita. Ketika kita merasa bahwasanya amal shalih kita telah banyak, kita merasa telah sampai derajat yang tinggi, sehingga kemudian kita terkena penyakit ujub, dan ujub terhadap amal shalih membatalkan amal tersebut (kata para ulama).
Namun ketika kita menganggap amal kita sedikit, dan selalu kita mengingat kekurangan-kekurangan yang ada pada amal, selalu kita mengingat tentang dosa-dosa kita dan melupakan tentang amalan kebaikan kita, maka kita akan senantiasa menjadi hamba yang tawadhu, akan senantiasa menjadi hamba yang selamat dari ujub dan kesombongan, menjadi hamba yang senantiasa terus menambah kebaikan dan kebaikan.
Adapun kemudian kita sibuk melihat kelebihan diri kita, dan kemudian kita sibuk melihat kekurangan orang lain, disitulah sumber musibah yang akan menghancurkan amalan ibadah kita."
| Teks Khutbah Jumat Pekan Ini: Menghindari Bahaya Hati yang Mati dengan Doa dan Iman |
|
|---|
| Materi Khutbah Jumat Akhir Oktober 2025: Tiga Amalan Baik Istiqamah, Istikharah dan Istighfar |
|
|---|
| Ceramah Khutbah Jumat 31 Oktober 2025: Mempersiapkan Amalan-amalan Sebelum Kematian |
|
|---|
| Ceramah Khutbah Jumat Akhir Oktober: Bahaya Hasad bagi Peradaban Manusia |
|
|---|
| Teks Khutbah Jumat 31 Oktober 2025 Terbaru: Mengenal Lima Ciri Manusia yang Dicintai Allah SWT |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.