Khutbah Idulfitri
Teks Naskah Khutbah Idulfitri 2025, Sederhana Tapi Sangat Bermakna
Berikut naskah teks khutbah Idulfitri yang bisa Anda bawakan di tahun ini.
TRIBUNCIREBON.COM - Tak lama lagi kita umat Islam di seluruh Dunia akan merayakan Hari Raya Idulfitri.
Setelah sebulan menjalani puasa Ramadan, akhirnya kita tiba di hari Idulfitri.
Berikut ini merupakan contoh naskah khutbah Idulfitri.
Teks khutbah Idulfitri ini ditulis oleh Dr H Suwendi MAg (Dosen Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan sudah dimuat di laman resmi Kemenag RI tanggal 10 April 2024.
Khutbah Pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللهُ أَكْبَرُ 9×، اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ أَيَامَ اْلأَعْيَادِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
(أَمَّا بَعْدُ) فَياَ عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى وَذَكَر اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى.
Jamaah Salat Idul Fitri Rahimakumullah
اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ!
Alhamdulillah, pada hari ini kita memasuki hari Idul Fitri 1445 H. Sebagai seorang muslim, hari raya ini patut kita syukuri. Setelah selama satu bulan kita melakukan ibadah puasa, hari ini merupakan momentum bagi kita untuk mengingat kembali kepada fitrah dan hakikat jadi diri kita baik sebagai manusia sekaligus sebagai makhluk Allah SWT.
Di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ الَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ الَّهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Al-Rum [30]: 30)
Ketika menafsirkan ayat di atas, Syekh Ahmad Musthafa al-Maraghi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “fitrah” adalah al-tahayyu liqubul al-haqq wa din al-tawhid (kesiapan mental untuk menerima kebaikan dan agama tauhid).
Menganut penafsiran ini, sesungguhnya manusia ketika lahir diliputi oleh potensi kebaikan-kebaikan. Ia dalam keadaan baik dan berpihak pada kebaikan serta kesucian. Ia memiliki hati suci dan tidak mau untuk dikotori.
Inilah sesungguhnya potensi dasar yang dimiliki oleh manusia. Oleh karenanya, jika ada tekanan terhadap hak-hak kemanusiaan maka sesungguhya ia memiliki potensi untuk melakukan perlawanan. Namun demikian, potensi kesucian yang dimiliki manusia seringkali terkikis oleh gangguan dan rongrongan terutama dari luar dirinya. Kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat sosial lainnya turut memberikan andil terhadap pengikisan potensi kefitrahan. Oleh karena itu, orang yang fitrah sesungguhnya adalah orang yang mampu membentengi diri dari godaan-godaan yang tidak baik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.