Jumlah Warga Miskin di Jabar Berkurang, Ini Kata Kang Emil dan Pengamat

Ridwan Kamil membeberkan beberapa langkah Pemprov Jabar untuk menurunkan jumlah warga miskin.

Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Situasi Penyaluran Bansos Kemensos di Desa Palabuan, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Kamis (5/8/2021). Jumlah warga miskin di Jabar disebut turun. 

Menurutnya sejumlah program besutan Gubernur Jabar Ridwan Kamil seperti Petani Milenial, One Pesantren One Product, hingga kebijakan penetapan struktur skala upah bagi buruh hingga upaya menurunkan jumlah desa tertinggal harus ditunggu secara jangka panjang untuk melihat dampak positifnya.

"Secara teori strategi sektor ketenagakerjaan seperti struktur skala upah yang lebih adil tentu akan berdampak pada penurunan kemiskinan apalagi kemiskinan Jabar banyak di perkotaan. Tapi apakah strategi ini sudah bekerja dan berdampak terhadap penurunan kemiskinan, kembali harus dibuktikan. Fakta tidak adanya desa tertinggal tentu membantu penurunan kemiskinan, tapi harus dilihat dinamika nya,” tuturnya.

Pihaknya menilai jika strategi penurunan angka kemiskinan bisa terus terjadi maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus fokus pada strategi pengentasan kemiskinan di perkotaan.

Alasannya, masyarakat yang paling terdampak krisis Covid-19 dan belum pulih secara ekonomi paling parah terjadi di perkotaan.

“Apa yang harus dilakukan? Fokus ke strategi di perkotaan, kemiskinan di Jabar itu diperkotaan, juga the hardest-hit karena krisis Covid dan belum pulih krisis kemiskinannya,” tuturnya.

Dia menggaris bawahi empat hal yang harus menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengentaskan angka kemiskinan.

Pertama, mengintensifkan upaya untuk mengurangi mis-targeting bantuan sosial agar tidak terjadi kebocoran; kedua memperkuat regulasi investasi yang memihak tenaga kerja bukan investor.

Lalu ketiga, melakukan proteksi daya beli penduduk miskin perkotaan jabar dengan memperlancar supply chain produk-produk bahan pokok agar harganya terjangkau.

“Keempat, program-program pemerintah yang berpotensi mengurangi kemiskinan evaluasi dengan baik dan ilmiah, yang gak berdampak hentikan, yang jalan di upscale,” tuturnya.

Menurutnya fakta adanya penurunan angka kemiskinan pada 2022 lalu harus menjadi momentum agar Jawa Barat melahirkan program-program yang berdampak besar dan terukur.

Baca juga: Cerita Sunengsih Rela Mundur Secara Sukarela dari Penerima Bansos di Indramayu: Takut Miskin Beneran

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved