Napi Lapas Kelas IIB Indramayu Disiapkan Jadi Peternak Maggot Agar Tak Ulangi Perbuatan Jahatnya
Napi Lapas Kelas IIB Indramayu belajar buddaya maggot agar saat keluar dari penjara, para warga binaan bisa memiliki keterampilan dalam bekerja
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Warga binaan di Lapas Kelas IIB Indramayu kini memiliki kesibukan tersendiri.
Mereka diajarkan untuk melakukan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF).
Dengan harapan, saat keluar dari penjara, para warga binaan bisa memiliki keterampilan dalam bekerja dan tidak lagi mengulangi perbuatan kejahatan.
Kepala Sub Seksi Kegiatan Lapas Indramayu Kelas II B, Ade Yosman mengatakan, di sisi lain, budidaya maggot yang dilakukan para narapidana juga turut membantu dalam mengurai sampah organik yang ada di lingkungan lapas.

"BSF ini dapat mengurai sampah organik baik dari buah-buahan dan sayuran busuk, kemudian menghasilkan Maggot," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (13/3/2022).
Ade Yosman menyampaikan, metode budidaya maggot yang dilakukan para narapidana ini mengadopsi sistem pertanian terintegrasi berbasis pengolahan lingkungan.
Budidaya tersebut pun masih terbilang baru dilakukan para narapidana di Lapas Kelas II B Indramayu.
Kendati demikian, pihaknya optimis, budidaya tersebut bakal memiliki progres bagus kedepannya.
Mengingat, kandungan yang dimiliki maggot sangat bagus untuk pakan ikan maupun burung.
Baca juga: Di Singaraja Indramayu, Maggot Dipakai untuk Kurangi Sampah, Warga Juga Bisa Setor Sampah Jadi Uang
Terlebih, di Kabupaten Indramayu terdapat banyak petambak ikan, sehingga kebutuhan maggot sebagai pakan diyakini memiliki permintaan yang tinggi.
Sementara itu, Kepala Lapas Indramayu Kelas II B, Beni Hidayat menambahkan, budidaya maggot ini menjadi salah satu upaya dari Lapas Kelas II B dalam membina warga binaannya.
Sehingga, saat kelak kembali ke masyarakat, mereka bisa menjadi sosok pribadi yang berbeda dan memiliki keterampilan bekerja.
Ia juga yakin, berbekal keterampilan tersebut, mereka bisa bekerja sebagaimana masyarakat pada umumnya dan tidak lagi mengulangi perbuatan kejahatan.
"Dalam budidaya ini, kita bekerjasama dengan Pertamina RU VI Balongan melalui CSRnya yang diperuntukkan pada program pembinaan bagi warga binaan," ujar dia.
Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Pemuda di Kuningan Mulai Bisnis Maggot Kering dan Budidaya Ayam Kampung