Video Macan Tutul di Atas Pohon Mendadak Bikin Heboh Warga Kuningan, Ini Penjelasan Kepala Damkar

Beredar video ada macan tutul di kawasan hutan sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana, Kuningan

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Ist/tangkapan video WAG
Foto tangkapan video macan tutul di atas pohon di Kuningan, Kamis (18/11/2021). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Beredar video ada macan tutul di kawasan hutan sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir ( TPSA Ciniru) yang terletak di Desa Ciniru, Kecamatan Jalaksana, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2021).

Saat dikonfirmasi, Kepala UPT Damkar Kuningan Khadafi mengaku bahwa video itu benar beredar di kalangan.

Pihaknya pun telah mendapat pemberitahuan dari warga tentang adanya seekor macan tutul.

"Betul, video itu dapat kiriman dari warga untuk selalu berhati-hati. Disebarluaskan video itu untuk informasi bagi bapak/ibu diwilayah beradanya macan tutul dimaksud, sedang dipantau oleh warga sekitar, dan sangat disarankan untuk tidak dilakukan penembakan/dibunuh karena hewan/satwa dilindungi," ungkap Khadafi dalam keterangan kepada wartawan.

Alasan tidak boleh dibunuh satwa karnivora itu, kata dia mengklaim bahwa sosok Macan Tutul itu sedang dilakukan pengawasan bersamaan dilakukan koordinasi dengan pihak BKSDA (Balai Kawasan Sumber Daya Alam) Cirebon.

"Tadi diketahui atas pelapor dari Bapak Nana sekaligus pengawas hutan lindung setempat. Bahwa hewan pemakan daging itu sedang dilakukan pengawasan," katanya.

Baca juga: Kondisi Raja Gunung Ciremai, Macan Tutul Bernama Slamet Ramadhan Dipantau Lewat Kamera Pengintai

Kejadian Macan Tutul gentayangan di lingkungan hutan kawasan TPSA itu sejak hari Kamis tanggal 18 November 2021 sekitar pukul 13.00 WIB.

"Kejadian itu pada hari Kamis dan kami baru dapat informasi dari penjaga wilayah hutan lindung di Desa Ciniru Kecamatan Jalaksana. Sampai saat ini masih dilakukan pantauan di sekitaran lokasi hutan lindung dimaksud," katanya. 

Slamet Ramadan

Masih ingat dengan Slamet Ramadhan, seekor Macan Tutul yang ada berada di kawasan Gunung Ciremai?. Kini kondisinya makin sehat dan membaik.

Hal itu dikatakan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Teguh saat dihubungi ponselnya tadi, Selasa (5/9/2021).

Teguh mengatakan, belum lama ini hasil laporan dan evaluasi kondisi Slamet Ramadhan yang terekam kamera trap itu terlihat baik.

"Kondisi badannya sehat dan ada perkembangan dalam pertumbuhan pada tubuhnya," kata Teguh.

Baca juga: GEGER! Macan Tutul Terekam Kamera di Hutan Gunung Sanggabuana, Diduga Pemangsa Hewan Ternak Warga

Sehatnya Slamet Ramadhan, Teguh mengklaim menunjukkan bahwa ekosistem di kawasan Gunung Ciremai masih bagus. Hal ini juga dirasakan hewan lindung lainya, seperti Elang Jawa.

"Ya ekosistem di Gunung Ciremai masih bagus. Selain pertumbuhan Slamet Ramadhan juga baik, Elang Jawa pun demikian. Artinya konsumsi atau ekosistem yang dibutuhkan hewan lindung masih bagus," katanya.

Di samping itu, Teguh mengatakan bahwa untuk pengembangbiakan hewan lindung di kawasan Gunung Ciremai. Kondisinya masih dalam kajian dan melihat keberadaan lingkungan habitatnya.

"Untuk Slamet Ramadhan di sana ada dua ekor, dan semuanya pejantan. Untuk perkembangbiakan, kita akan kordinasi dengan BKSDA dalam menanyakan soal betinanya dari Macan Tutul tersebut," katanya.

Baca juga: Macan Tutul Muncul di Gunung Sanggabuana, Mangsa Empat Ekor Kambing Milik Warga Cisarongge

Terlepas dengan kondisi satwa lindung, Teguh menambahkan untuk pelaksanaan kerja dalam pengawasan kawasan Gunung Ciremai tentu berjalan lancar. "Ya untuk para pendaki, kita tetap kordinasi dengan pemerintah daerah Kuningan dan Majalengka. Sebab ini masih kaitan dengan Pandemi Covid19," katanya. 

Macan Tutul di Gunung Sanggabuana

Seekor macan tutul (panthera pardus sp) penghuni Gunung Sanggabuana tertangkap kamera perangkap berada di hutan Gunung Sanggabuana, Karawang.

Kucing hutan besar bercorak totol-totol itu diduga sebagai pemangsa puluhan hewan ternak milik warga.

Penampakan macan tutul ini diunggah di akun Instagram Dedi Mulyadi, anggota DPR RI. Kemunculan macan tutul ini juga membuat geger warga yang selama ini tidak yakin ada macan tutul di hutan Gunung Sanggabuana.

"Teka-teki tentang siapa penjaga Sangga Buana terjawab sudah. Macan tutul nampak di layar kamera yang terpasang. Jagalah hutan untuk hidup harmoni," unggah Dedi pada Minggu (19/9/2021),

Beberapa hari sebelumnya, Dedi Mulyadi mendatangi lokasi kampung tempat puluhan hewan ternak mati. Kematian hewan-hewan ternak itu diduga karena dimangsa macan tutul.

Baca juga: Macan Tutul Muncul di Gunung Sanggabuana, Mangsa Empat Ekor Kambing Milik Warga Cisarongge

Baca juga: Sebanyak 3 dari 20 Unit Kamera Pengintai Macan Tutul di Kawasan Gunung Ciremai Kuningan Hilang

Kehadiran Dedi juga berhasil mencegah warga untuk memasang perangkap racun untuk macan tutul itu.

Akhirnya dipasanglah kamera pemantau di beberapa titik di hutan Gunung Sanggabuana. Akhirnya penampakan macan tutul itu pun muncul.

Diberitakan sebelumnya, Seekor macan tutul di Pegunungan Sanggabuana, Kecamatan Tegalwaru, Karawang diduga memakan sejumlah ternak milik warga.

"Berdasarkan penelusuran petugas lapangan dari info masyarakat ada kejadian itu," kata Asper Perhutani BKPH Pangkalan Ika Cuhaya saat dihubungi Tribun Jabar, Rabu (15/9/2021).

Cuhaya mengatakan, dari penelusuran BKPH Perhutani kejadian itu terjadi pada tanggal 10 September 2021. "Diperkirakan sore atau petang hari kejadiannya," katanya.

Cuhaya menyebutkan, dari laporan yang diterima kejadian itu terjadi di blok Cisarongge di lokasi tanah miliki Warman.

Baca juga: Domba Mati Misterius di Ciamis Dipastikan Dimangsa Macan Gunung Sawal, Warga Diminta Waspada

Baca juga: Macan Gunung Sawal Ciamis Diduga Masuk Permukiman dan Mangsa Kambing Milik Warga

"Dari keterangan warga, kita dapat informasi ini dari bapak Entis warga Sinapeul. Saat ini kita juga masih mengumpulkan informasi," katanya.

Ia mengatakan, macan tutul tersebut sedikitnya memangsa empat ekor kambing ternak milik warga.

Macan Tutul di Gunung Sawal

Sebelumnya, macan tutul juga turun gunung dari Gunung Sawal dan memangsa beberapa ternak milik warga.

Seekor kambing milik warga Blok Leungsir RT 02 RW 01 Dusun Sindanglaya Desa Ciakar Cipaku Ciamis dengan kondisi leher luka terkoyak.

Diduga dimangsa macan Gunung Sawal.

“Kambing tersebut ditemukan mati di kandang dengan luka di leher. Diduga dimangsa dimangsa binatang buas. Tapi belum diketahui pasti pemangsanya. Warga menduga macan,” ujar Kades Ciakar, Kamil Hasan kepada Tribun Rabu (8/9) malam.

Dugaan tersebut diperkuat setelah ditemukan jejak binatang buas, diduga macan di pemukiman wearga dan sekitar kebun dekat kandang milik warga.

“Kejadian semacam ini jarang terjadi, makanya warga khawatir,” katanya.

Menuut Kades Kamil Hasan, kambing dimangsa binatang buas tersebut adalah milik Ahmad Mistar, yang lokasi kandangnya masih di lingkungan pemukiman dekat hutan Gunung Sawal.

Kambing milik Mistar tersebut sudah mati tergeletak di kandang Sabtu (4/9) pagi lalu. Diduga setelah dimangsa binatang buas diniharinya.

Untuk mengantasipasi terjadinya kejadian serupa menurut Kades Kamil, warga sekitar hutan Gunung Sawal sekarang menggiatkan ronda malam, patroli sekitar kampung.

Dan menyiapkan bunyi-bunyian (kentongan) bila ada jal yang mencurigakan, guna mengusir binatang buas yang turun gunung.

Baca juga: Sembilan Ekor Kukang, Seekor Domba dan Enam Ekor Anjing Raib, Diduga Dimangsa Macan Gunung Sawal

Kejadian Tahun Lalu

Seekor domba dan enam ekor anjing di Dusun Buniasih Desa Cihaurbeuti Kecamatan Cihaurbeuti Ciamis raib diduga dimangsa macan Gunung Sawal, Jumat (11/9).

Seekor domba yang diduga dimangsa macan tersebut saat ditemukan warga yang tersisa hanya badan dan kakinya, sementara kepalanya sudah raib.   

Sementara  pertengahan Agustus lalu sembilan ekor kukang yang tengah dipersiapkan untuk dilepasliarkan, raib dari kandang habituasinya di Blok Pojok di Dusun Pasir Tonggoh Desa Pasir Tamiang Kecamatan Cihaurbeuti. Yang tersisa hanya bercak darah, bulu dan seripihan kulit.

Hanya seekor kukang yang selamat, tersisa di kandang habituasi berupa  petak lahan hutan yang dikurung pakai jala tersebut.

“Dari sepuluh ekor kukang penghuni kandang habituasi (persiapan pelepas liaran) hanya seekor yang tersisa. Sembilan ekor lainnya raib,  hanya terlacak bekas darah, serpihan kulit dan sisa bulu. Kejadiannya sekitar pertengahan Agustus, jauh hari sebelum si Abah dilepasliarkan,” ujar Ilham Purwa, Koordinator Kader Konservasi BKSDA Ciamis kepada Tribun Senin (14/9).

Raibnya 9 ekor kukang penghuni kandang habituasi yang sedang menjalani adaptasi untuk dilepasliarkan tersebut menurut Ilham diduga dimangsa oleh macan.

“Tapi bukan si Abah. Si Abah (macan tutul penguasa Gunung Sawal) baru dilepasliarkan Selasa (25/8). Sedangkan kejadian raibnya 9 kukang tersebut jauh hari sebelumnya,” katanya.

Sembilan ekor kukang dimangsa beruntun dalam beberapa hari.

Lokasi kandang habituasi yang semula dihuni 10 ekor kukang yang dipersiapkan untuk dilepasliarkan tersebut katanya masih satu  blok dengan lokasi pelepasliaran Si Abah – macan tutul penguasa Gunung Sawal – Selasa (25/8) lalu yakni di Blok Pojok, Dusun Pasir Tonggoh Desa Pasir Tamiang Cihaurbeuti.

Kukang menurut Ilham termasuk hewan yang sering menjadi pemangsaan macan tutul. “Dalam siklus rantai makanan, macan tutul memang predator kukang,” ujar Ilham.

KPU: Seluruh Bapaslon di Pilkada Indramayu 2020 Penuhi Syarat Pencalonan

Sempat Alami Lonjakan, Kasus Positif Covid-19 di Majalengka Stagnan Selama 2 Hari

DN Aidit Ternyata Cuma Anak Bawang, Ini 2 Sosok PKI Sesungguhnya, Ditugasi Langsung Stalin di Moskow

Jumat (11/9) lalu menurut Ilham ada informasi tentang adanya seekor domba berikut enam ekor anjing yang diduga dimangsa binatang buas di Dusun Buniasih Rt 03 RW 02 Desa Cihaurbeuti dan di Desa Pasir Tamiang.

“Apakah pelakunya si Abah atau macan lainnya atau binatang buas lainnya belum bisa dipastikan. Mengingat sebelum Si Abah dilepas liarkan ada macan lainnya yang diduga memang kukang.  Kejadiannya masih dimonitor,” katanya.

Saat ini kata Ilham, pihak BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis lagi memasang kamera pengintai di beberapa titik di lokasi kejadian . Dan juga piket lokasi sejak Sabtu (12/9).

Piket lokasi tersebut melibatkan 3 personel Polhut BKSDA, warga setempat yang juga kader konservasi dan mitra BKSDA .  Rondanya dilakukan secara bergantian .

Menurut Ilham info awal adanya  9 ekor kukang,  seekor domba dan 6 ekor anjing yang diduga dimangsa oleh macan juga diperoleh dari mitra dan kader konservasi  yang juga warga setempat.

“Bukti otentik jenis binatang buas yang telah memangsa belasan hewan tersebut masih menunggu hasil rekamanan kamera trap yang sudah mulai dipasang di bebarapa titik,”ujar Ilham Purwa.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved