Membumikan Budidaya Teripang Pasir Berbasis IMTA di Pesisir Pantura Jabar, Punya Harga Jual Tinggi
Sebagai negara maritim, Indonesia terkenal dengan kekayaan baharinya. Ada banyak biota laut yang hidup di sepanjang perairan Indonesia.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Tidak patah arang, kegagalan tersebut rupanya tidak mematahkan semangat para petambak dan justru sebaliknya.
Pada Mei 2021, para petambak kembali mencoba peruntungan, mereka menebar lagi bibit teripang pasir sebanyak seribu ekor yang didatangkan dari Bali.
Kini, teripang tersebut sudah berusia 5 bulan dan sekitar 1 bulan lagi siap dipanen saat bobotnya sudah berkisar 250 gram.
"Sebenarnya, beberapa sudah ada yang bisa dipanen, ada sebagian yang beratnya sudah sampai 300 gram," ucap dia.
Bangun Kolam Karantina Untuk Tempat Evakuasi Darurat

Community Development Officer PT Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan, Astri Widayati mengatakan, kolam evakuasi ini sengaja dibuat untuk kondisi darurat pada Juni 2021 kemarin.
Kolam evakuasi itu memiliki ukuran 4x8 meter, di atasnya dilapisi terpal biru agar saat hujan turun, kadar garam dan pH perairan kolam tidak rusak.
Saat ini, kolam itu belum pernah dipakai, para petambak berharap cuaca tetap stabil sehingga teripang yang mereka budidayakan tidak perlu dievakuasi.
Di sisi lain, kejadian pada tahun 2020 lalu, kata Astri Widayati, menjadi pelajaran berharga bagi para petambak termasuk dirinya selaku pendamping lapangan yang ditugaskan khusus oleh PT Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan.

"Baik saya maupun petambak teripang, kita di sini sama-sama belajar, contohnya semisal dalam perawatan teripang itu ternyata untuk proses penggantian airnya harus dilakukan dua minggu sekali saat cuaca panas kaya gini, itu kita dapat tidak secara instan, kita tahu itu setelah menjalani program ini," ujar dia.
Budidaya Teripang Pasir dengan Teknologi Terpadu Berbasis IMTA
Teknologi Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) merupakan suatu sistem budidaya yang seimbang dan saling menguntungkan.
Yakni dengan menggunakan komoditas utama yang mempunyai nilai jual lebih tinggi lalu diikuti dengan komoditas penunjang lainnya.
Antar komoditas itu akan saling memanfaatkan nutrien sehingga kualitas air tetap stabil dan komoditas yang dibudidayakan dapat tumbuh dan hidup lebih baik.
Konsep itu coba diterapkan para petambak di empang budidaya teripang pasir di Desa Balongan, mereka menggabungkan tiga komoditas dalam satu sistem budidaya, meliputi teripang pasir, ikan bandeng, dan rumput laut.