Membumikan Budidaya Teripang Pasir Berbasis IMTA di Pesisir Pantura Jabar, Punya Harga Jual Tinggi
Sebagai negara maritim, Indonesia terkenal dengan kekayaan baharinya. Ada banyak biota laut yang hidup di sepanjang perairan Indonesia.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Sebagai negara maritim, Indonesia terkenal dengan kekayaan baharinya. Ada banyak biota laut yang hidup di sepanjang perairan Indonesia.
Salah satu yang menjadi primadona adalah teripang atau yang lebih dikenal dengan sebutan timun laut. Istilah tersebut diberikan untuk hewan invertebrata Holothuroidea yang dapat dimakan.
Belakangan ini, budidaya teripang menjamur di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di daerah pesisir.
Kendati demikian, teripang rupanya masih asing di Kabupaten Indramayu, pamornya kalah terkenal dengan budidaya udang vename dan ikan bandeng.
Namun siapa sangka, hewan yang masuk dalam filum Echinodermata ini ternyata memiliki kandungan gizi dan nilai ekonomis yang tinggi.
Di Kabupaten Indramayu sendiri, hanya terdapat satu kelompok petambak saja yang eksis membudidayakan biota laut tersebut, lokasinya berada di Desa/Kecamatan Balongan.
Para petambak di sana membudidayakan Teripang Pasir (Holothuria scabra) di empang seluas 1.657 m² sejak tahun 2020.
Pagi itu, Wati (53) tampak sibuk menyortir satu per satu teripang yang ada di dalam keramba di empang budidaya.
Teripang Pasir yang ukurannya masih kecil, ia pindahkan ke keramba yang lebih luas dengan ukuran 2x3 meter.
Sedangkan teripang yang sudah lumayan besar, dipindahkan ke keramba yang lebih kecil berukuran 2x1 meter.

"Karena kalau di keramba yang lebih besar, pertumbuhan teripang bisa lebih cepat," ujar Wati, Sabtu (30/10/2021).
Wati sendiri merupakan satu dari 8 petambak budidaya Tripang Pasir yang tergabung dalam Kelompok Tani Kesambi Barokah di Desa Balongan.
Ia sempat tidak menyangka, empang miliknya yang sebelumnya digunakan untuk budidaya udang vename (Litopenaeus vannamei), sekarang bertransportasi menjadi tempat budidaya teripang pasir, komoditas yang masih asing baginya.
Saat pandemi sekarang, usaha apapun yang bisa menghasilkan pendapatan lebih akan Wati lakukan untuk tetap bertahan di zaman yang tidak mudah ini.