MENGERIKAN! Waduk Cirata Berubah Jadi Lautan Bangkai Jutaan Ekor Ikan, Siklus Rutin Setiap Tahun

di Waduk Cirata, Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta pada Kamis (21/10/2021), jutaan ikan dari puluhan kolam ikan jaring apung

Editor: Machmud Mubarok
Tangkap layar instagram @info_maniis_purwakarta
Jutaan ikan mati di kolam ikan jaring apung, waduk Cirata, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Kamis (21/10/2021). 

Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana

TRIBUNCIREBON.COM, PURWAKARTA - Fenomena jutaan ikan hasil budidaya di kolam ikan jaring apung mati karena cuaca buruk, hal itu kerap terjadi setiap tahunnya di saat perpindahan musim kemarau ke musim penghujan.

Seperti halnya terjadi di Waduk Cirata, Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta pada Kamis (21/10/2021), jutaan ikan dari puluhan kolam ikan jaring apung mati terimbas cuaca.

Terkait fenomena tersebut, pembudidaya ikan asal Jatiluhur Muhammad Sobari mengatakan, ia juga pernah mengalami kondisi tersebut.

"Kondisi itu memang seperti siklus setiap tahun, pengaruh cuaca, tapi ada jenis ikan tertentu yang tidak mati," ujar Sobari ketika dihubungi Tribun melalui sambungan telepon, Jumat (22/10/2021).

Baca juga: Ratusan Ton Ikan Mati Mengambang di Jangari Mande Cirata & Waduk Saguling, Petani Rugi Miliaran

Ia mengungkap kondisi tersebut terjadi karena cuaca mendung yang menghambat sinar mata hari menyinari perairan, kondisi itu tentu berpengaruh pada oksigen yang masuk ke wilayah perairan yang ditanami ikan.

"Kalau mendung tidak ada sinar mata hari, jumlah oksigen yang diserap kedalam air juga berkurang, ikan-ikan itu juga mati karena kondisi kurangnya oksigen," kata dia.

Dijelaskan Sobari beberapa ikan masih mampu bertahan dengan kondisi tersebut, "Kalau ikan mujair masih bisa tahan, kecuali ikan mas, dia rawan di cuaca seperti ini. Bisa puluhan ton yanh mati," imbuhnya.

Untuk mengantisipasi dampak lebih parah terhadap fenomena tersebut, Sobari mengatakan, ia mengantisipasi dengan mengurangi jumlah bibit ikan yang ditanam dan mengurangi jumlah pakan yang diberikan perharinya.

"Kalau musim seperti ini biasanya saya tahan dulu, gak nebar bibit ikan mas, biar jumlah pakan juga berkurang. Paling hanya untuk jenis ikan lain seperti mujair, itupun tetap kita kurangi jumlah pakannya," ucapnya.

Sebelumnya, bencana melanda petani ikan kolam jaring apung Jangari Blok Jatinengang, Desa Mande, Kecamatan Mande Cianjur, Rabu (20/10/2021). Ratusan ton ikan mengambang menjadi bangkai dan kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.

Hamparan Cirata di blok Jatinengang berubah menjadi hamparan bangkai ikan dengan bau amis bangkai menyengat.

Jimmi Samianto (29) seorang pemilik kolam jaring apung MLJ, mengatakan kejadian bencana akibat cuaca buruk kali ini merupakan paling parah selama terjadi bencana.

"Di kolam MLJ saja kerugian ditaksir mencapai Rp 700 juta karena 24 kolam dari enam unit semua ikannya mati," ujar Jimmi ditemui siang ini.

Baca juga: Ribuan Ton Ikan Mati di KJA Waduk Darma, Warga Khawatir Cemari Pasokan Air, Ini Kata PAM Tirta

Jimmi mengatakan, hingga siang ini para petani belum menemukan ikan yang hidup di kolamnya. Kegiatan petani hingga siang ini disibukkan dengan membuang bangkai ikan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved