MENGERIKAN! Waduk Cirata Berubah Jadi Lautan Bangkai Jutaan Ekor Ikan, Siklus Rutin Setiap Tahun
di Waduk Cirata, Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta pada Kamis (21/10/2021), jutaan ikan dari puluhan kolam ikan jaring apung
Di kolam Jimmi hingga siang ini ikan yang mati mencapai 50 ton. Belum di kolam milik petani ikan lainnya.
"Ini yang terparah, hingga siang ini kami belum menemukan ikan yang masih hidup," kata Jimmi.
Sore harinya sebelumnya satu ton ikan juga mengalami kematian di kolam milik Saepul di kawasan Jangari.
Pagi hari sebelumnya ribuan ikan kembali mengalami mabuk dan mati di kolam jaring apung Cirata blok Jatinengang, Desa Mande, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur.
Seorang petani kolam jaring apung blok Jatinengan, Rizal (30) mengatakan di kolam miliknya sebanyak 100 kilogram ikan atau satu kuintal ikan mas dan bawal mati.
"Kelihatan mabuknya mulai pukul 23.00 WIB, hujan yang mengguyur membuat upweling di dasar genangan sehingga ikan pada mabuk," kata Rizal.
Rizal mengatakan, menjelang subuh ikan sudah mengambang di permukaan. Ia pun lantas mengangkat dan menghitung sekitar 100 kilogram.
Petani ikan jaring apung lainnya, Sudar (31), menyebut ikan yang mati akibat cuaca kali ini sebanyak dua kuintal atau 200 kilogram. Kolam miliknya juga sama berada di blok Jatinengang.
Menjelang siang, para petani masih mendata beberapa kerugian akibat cuaca yang mempengaruhi kondisi air di genangan Cirata.
Baca juga: Banyak Ikan Mati Karena Upwelling, Petani Keramba Jaring Apung di Kuningan Rugi Ratusan Juta Rupiah
Kejadian serupa juga terjadi di perairan waduk Saguling dan Cirata, wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Dalam waktu dua hari terakhir, puluhan ton ikan di perairan waduk Saguling dan Cirata, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendadak mati.
Pemilik Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Saguling, Asep Elep, mengatakan matinya ikan tersebut akibat cuaca dingin dan naiknya air bawah yang bercampur dengan endapan pakan ke permukaan.
"Sehingga membuat ikan yang dibudidayakan di KJA mati akibat kehabisan udara segar. Untuk di tiga blok KJA di sini saja sekitar 8-10 ton yang mati, kalau dengan blok lain bisa puluhan ton," ujarnya saat dihubungi, Rabu (20/10/2021).
Puluhan ton ikan mati itu, kata dia, terjadi di Blok Ugrem, Blok Tangan-tangan, dan Blok Balong, yang terdapat di sekitar 10 RW dan dua desa, yakni Desa Bongas dan Desa Batulayang.
"Kebanyakan ikan yang mati adalah ikan mas dan nila, baik yang sudah siap panen ataupun benih yang baru seminggu datang," kata Asep.