Abah Sarji Meninggal Dunia
FAKTA Unik Wafatnya Abah Sarji, Sulit Mati Karena Punya Ilmu Batara Karang hingga Muncul Monyet Liar
Ada fakta keunikan meninggalnya Abah Sarji kini menjadi sorotan, selain disebut sulit mati karena punya ilmu Batara Karang, kerap melihat makhluk gaib
Saat ditemui di saungnya, ia mengaku selama tinggal di sini tak pernah mengenakan kaos atau sejenisnya.
"Iya Abah gak pernah pakai kaos dan gak merasa dingin," tutur Abah Sarji saat berbincang pada Kamis (18/3/2021).
Abah Sarji mengaku selama hidup di saung ini, tiap malam tidak lepas melaksanakan dzikir dan minta pengampunan dosa selama hidup.
"Iya kalau tiap malam, dzikir membaca sebisa-bisa, apa saja. Seperti Astaghfirullah, La ilaaha Illallah dan itu sekuatnya," kata Abah Sarji.
Menyinggung soal arwah gentayangan, Abah Sarji tak memungkiri selama tinggal di TPU sering melihat makhluk halus.
"Kalau makhluk halus itu sering keluar dari dalam kuburan. Awalnya terkejut melihat gumpalan asap hitam pekat keluar dari kuburan dan itu biasanya, terjadi pada makam yang belum tujuh hari," kata Abah Sarji.
Menurutnya kemunculan arwah gentayangan itu sebetulnya untuk memberikan peringatan kepada yang hidup agar lebih meningkatkan beribadah.
"Abah juga pernah mencoba melihat langsung ke makamnya pada pagi hari untuk melihat apakah ada lubang atau tidak dari bekas asap keluar semalam. Nah, anehnya pada pagi hari lubang di makam yang malah tidak ada sama sekali," katanya.
Baca juga: Ini Identitas Pemeran Video Syur Bogor Rekam Adegan Mulai Check In hingga Lakukan, Bukan Suami Istri
Baca juga: Gisel Tak Mampu Menyembunyikan Kesedihannya Saat Video Porno Detik-19 Tersebar, Ngaku Auto Nangis
Abah Sarji mengungkap tidak bosen memberikan pesan kepada siapapun yang masih hidup untuk banyak beribadah, karena usia alam sudah tua dan banyak kerusakan alam oleh ulah tangan manusia.
"Siapa yang datang ke saung, Abah suka berpesan untuk meningkatkan ibadah. Kemudian yang sering datang itu pak Kesra kadang suka kasih Abah roko," ujarnya.
Selama hidup di dekat makam, Abah Sarji mengaku tidak pernah masuk angin atau mengalami kesakitan pada raganya.
"Iya tidak pernah masuk angin dan biasa saja. Usia 102 tahun semua masih normal, tapi kaki saja merasa tak kuat jalan dan kalau mau ke air suka ngesot serta jalan juga pakai tongkat," ujarnya.
Abah Sarji mengaku sengaja tinggal di sana karena ingin menghabiskan sisa hidupnya dekat kuburan.
"Iya saya memilih tinggal di sini sudah lima tahun dan saung dari bahan baku bekas, geribik dan tempat tidur seadanya," ungkap Sarji.
Alasan Sarji milih bertempat tinggal sekarang, sebagai bentuk penebusan dosa semasa hidup sebelumnya.
"Iya, itung - itung nebus dosa Abah sewaktu hidup jaman dahulu. Juga Abah minta kepada kawula muda agar cepat malik atau ingat, sebab usia alam sudah tua," katanya.
Baca juga: MENGENAL Betty Elista atau Belista, Pedangdut yang Diduga Kecipratan Duit Hasil Korupsi Edhy Prabowo
Baca juga: Hari Ini Aurel Hermansyah Bakal Jalani Proses Siraman, Krisdayanti Tak Bakal Hadir, Kenapa ya?
Di samping itu, kata Abah Sarji, ia menghabiskan waktu di sekitar lahan TPU tidak lain sebagai usaha dan dorongan untuk beribadah lebih meningkat.
"Iya setiap waktu dan malam malam hari, Abah tidak lepas berdoa dan zikir minta pengampunan terhadap Gusti Allah," ujarnya.
Mengenai kebutuhan makan minum dan keperluan lainnya, Sarji mengaku bahwa setiap hari suka ada yang mengirim makanan.
"Kiriman itu datang dari anak atau cucu. Biasanya bawa makanan dan rokok kaya gitu," ujar Sarji yang tak pernah mengenakan pakaian selama lima tahun terakhir.
Sementara itu, Dedi warga setempat mengatakan kondisi Abah Sarji yang hidup di Kawasan TPU jatuh sekitar 5 tahunan.
"Sudah lima tahun Abah Sarji tinggal di saung. Padahal anak,cucu dan istrinya masih ada. Nah, untuk istrinya memang sudah ripuh dan tidak bisa jalan apalagi mendengar, karena sudah tua juga," ungkap Dedi.
Mengenai saung tempat tinggal Abah Sarji, kata Dedi, rencana warga akan memindahkan dari tempat semula. Hal itu menyusul dengan lingkungan Saung sangat gelap pada malam hari.
"Kalau masalah pemindahan saung emang mau. Tempat tidak jauh dari situ dan Abah Sarji juga mau, tapi belum ada bahan-bahannya," kata Dedi.
Abah Sarji Wafat, Sejumlah Monyet Liar Muncul
Abah Sarji meninggal dunia di usia 102 tahun karena tidak nafsu makan selama lebih sepekan terakhir.
"Abah, meninggal tadi jam 10 an, sebelumnya Abah memang tidak masuk nasi dan makanan lainnya. Selama lebih satu Minggu, Abah hanya mau minum saja," kata Ridwan yang juga cucu dari Abah Sarji saat ditemui di lokasi rumah duka, di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, (4/8/2021).
Irwan menyebut sebelum mengemhembus nafas terakhir, Abah Sarji sempat berkomunikasi dan makan agar - agar dulu. Namun selang beberapa waktu berikutnya, detak jantung dan kondisi badan Abah Sarji terdiam secara menyeluruh.
"Iya, tadi sebelum meninggal. Abah makan agar - agar, saat itu ada Bapak saya dan saudara lainnya di dalam Saung. Tidak lama dari waktu saat bersamaan tadi, Abah sudah tidak bernafas lagi, Innalilahi Wa Inna Ilaihi Raji'un," ujar Irwan lagi.
Irwan menceritakan, kondisi terpuruk Abah Sarji hingga menutup usia. Itu diketahui sejak beberapa bulan terakhir, setelah Abah Sarji jatuh saat hendak duduk di Pos Ronda yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Ada lebih satu bulan, Abah jatuh saat mau duduk di Pos Ronda. Nah, dari sana Abah sudah tidak nafsu makan seperti biasa. Hanya dua sendok bubur ayam dan banyak minum air putih saja.
Untuk jatuh, sebenarnya itu sudah biasa pada waktu dulu - dulu juga, namun kemarin jatuh malah sampai kesakitan dan meninggal," kata Irwan seraya bermohon maaf untuk kematian Abah Sarji saat menjalani kehidupan sebelumnya.
Dari musibah jatuh tersebut, Irwan mengaku mendapat giliran untuk menemani Abah Sarji, terutama pada malam hari. Pasalnya, Abah Sarji diketahui sudah tidak tidur malam seperti pada umumnya.
"Ya semenjak Abah memilih tinggal di Saung dekat pemakaman, Abah tidak tidur malam seperti dulu. Jadi, pas Abah mengalami kesakitan dari jatuh itu, saya dan Bapak kena giliran jaga malam untuk menemani Abah," ujarnya.
Pantauan di lokasi rumah duka, sejumlah warga terus berdatangan untuk melakukan takjiah. Terlebih diketahui semasa hidupnya Abah Sarji merupakan sosok warga yang baik antar sesama dan di lingkungan masyarakat sekitar.
"Iya banyak datang itu untuk melayad atau takjiah. Ya mungkin karena kebaikan Abah semasa hidupnya," katanya.
Diketahui sebelumnya, proses pemakaman Abah Sarji cukup menyita perhatian warga. Sehingga tidak sedikit warga dan saudara serta keluarga, larut dalam prosesi pemakaman tersebut.
"Tadi banyak warga dan saudara yang ikut memakamkan Abah," katanya.
Tak hanya, bersamaan dengan kejadian wafatnya Abah Sarji, sejumlah monyet liar mucul di pemukiman lingkungan warga.
"Kematian Abah Sarji, monyet pun pada keluar. Itu lihat disana ! (Bangunan eks asrama STIKU)," ungkap Rohimat saat ditemui dekat bangunan eks asrama Mahasiswa STIKU di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan Jawa Barat, Rabu (4/8/2021).
Dia mengatakan, sosok Abah Sarji diketahui sangat baik terhadap warga dan lingkungan alam sekitar.
Semasa hidupnya, Abah Sarji kerap memberi makanan pada monyet liar yang berada dekat pemukiman tersebut.
"Iya sewaktu hidup, Abah Sarji emang suka ngasih makan monyet - monyet liar juga," ujarnya.
Kabar duka demikian jelas sangat sedih dan telah hilang sosok orang tua di desa setempat. "Ya sedihlah, Bah Sarji orang baik," katanya.
Sekedar informasi, Abah Sarji mulai banyak dikenal itu tinggal di Saung dekat tempat pemakaman umum desa setempat.
Tindakan itu dilakukan sebagai penebus dosa di waktu hidup hingga tidak jarang melihat arwah gentayangan atau mahluk gaib pada umumnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/cirebon/foto/bank/originals/abah-sarji-banjir-bantuan-mulai-televisi-dan-perangkat-rumah-tangga-hingga-jersey-persib1.jpg)