Viral
Tetangga Sebut Dani dan Masitoh Kerap Merekayasa Cerita untuk Mendapat Iba dari Orang Lain
Tetangga dari ibu Dani di Soreang, Ujang Kasoma (52), Dani dan istrinya kerap merekayasa cerita demi mendapat iba orang lain.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Viral Dani Rhamat (39) dan istrinya Masitoh Ainun (36) beserta kedua anaknya yang masih balita, mengaku mudik jalan kaki dari Gombong Jawa Tengah ke Kabupaten Bandung hanya berbekal Rp 120 ribu.
Dalam berita sebelumnya mereka mengaku berangkat ke Bandung untuk kembali ke kampungnya karena kerjanya di Jawa Tengah di PHK.
Tujuannya tersebut yakni Kampung Bojong Sayang, RW 1, RT 3, Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, yang merupakan rumah dari ibunya Dani.
Menurut Ketua RT setempat, Sumarna (50), ibunya memang sudah lumayan lama di daerah tersebut.
Baca juga: Cerita Mudik Jalan Kaki Ternyata Bohong, Keluarga Masitoh Sengaja Hidup di Jalan Demi Bisa Hidup
Baca juga: Ibu di Soreang Sangat Malu Dengar Anaknya Mudik Jalan Kaki dari Gombong Viral, Ini Faktanya
"Dani kembali lagi ke sini, sebelumnya sudah lama gak ada, satu minggu ke belakang masih ada (di rumah ibunya)," kata Sumarna, saat berada di Kantor Desa Pananjung, Minggu (9/5/2021)
Sumarna mengatakan, memang Dani dulu kerja di konveksi tapi bukan di Jawa Tengah.
"Anjeunna ngadamel di Konveksi, di sini, ngajaitnya di Parahiangan Kencana," tuturnya.
R mengatakan yang tercatat sebagi warganya, hanya ibunya saja, sedangkan Dani hanya singgah.
"Dia hanya singgah di sini kerja di sini," ucap dia.
Sumarna mengungkapkan, sudah lama Dani dan keluarganya tak ada di Bojong Sayang, setahunya pulang mereka pulang ke Medan (kampung halaman Masitoh).

"Sepengetahuan saya pergi di sini ya ke Medan lagi, seminggu lalu ada di sini dan pergi lagi," ucapnya.
Tahu-tahu, kata Sumatna, ke sini lagi dan viral (jalan kaki dari Jawa Tengah Ke Bandung).
"Dengan kejadian ini ibunya ya malu," katanya.
Seorang tetangga dari ibu Dani, Ujang Kasoma (52), Dani dan istrinya kerap merekayasa cerita demi mendapat iba orang lain.
"Demi mendapatkan materi, ia menjual rasa iba itu. Seminggu sebelumnya ada di sini dan bertengkar dengan keluarganya," katanya.
Ibunya Sangat Malu
Orang tua dan adik Dani Rahmat (39) yang mengaku terpaksa mudik jalan kaki bersama istrinya Masitoh Ainun Lubis (36) dan kedua anaknya yang masih balita, dari Gombong, Jawa Tengah menuju Bandung, sangat malu.
Ibu dari Dani, Lilis Suryani (56) mengaku, sangat malu karena anaknya Dani dan keluarganya belakangan viral diperbincangkan di media sosial.
"Ibu mah, isin pisan meni dugi kakitu (malu banget sampai seperti itu) kalau bisa gak usah viral. Ibu gak pernah nyuruh seperti itu," kata Lilis, saat ditemui di rumahnya yang sederhana, di Kampung Bojong Sayang, RW 1, RT 3, Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Minggu (9/5/2021).
Lilis mengungkapkan, meski ia tak mampu tapi masih punya harga diri tidak, seperti itu. Hal yang dilakukan Dani dan Masitoh.
Baca juga: Cerita Mudik Jalan Kaki Ternyata Bohong, Keluarga Masitoh Sengaja Hidup di Jalan Demi Bisa Hidup
Baca juga: Satu Keluarga Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung, Berhari-hari di Jalan Hanya Bawa Uang Segini
"Walau saya sudah tua, dan tak punya apa-apa, saya masih mampu kerja, menjahit," kata Lilis, yang terlihat berkaca-kaca.
Memang di rumah bagian belakangnya, terdapat mesin jahit.
Di rumah sederhana berdinding bilik berukuran sekitar 6x4 meter itu Lilis dan anaknya tinggal.
Lilis mengungkapkan, Dani dan Istrinya minggu lalu, sempat datang kerumahnya, namun kembali pergi.
"Lalu dia pergi lagi, gak tau seperti itu, saya taunya mau ke kontrakkannya saja," tuturnya.
Tiba-tiba, kata Lilis, dapat kabar viral yang dilakukan oleh anak pertamanya itu.
Lilis mengatakan, bukan tak menasihati anak pertamanya, tapi setiap dinasehati kerap salah tanggap, dan melawannya.
"Jadi setiap ke sini ia kerap bawa masalah saja. Saya sudah capek, mengurusnya harus bagaimana," tuturnya.
Adik Dani, Fitria Anisa (18), mengatakan sebelum keberangkatan Dani, istri, dan anaknya, ia sempat cekcok dengan istrinya Dani.
"Saya gak terima ibu saya, digituin (dibentak-bentak). Memang setiap kali ke sini kerap membuat masalah," kata Fitria.
Baca juga: Cewek ABG Dipaksa Pacarnya Mencuri Rumah Mewah Kosong di Tasikmalaya, Miris Dia Ditinggal Lari
Baca juga: Satgas Covid-19 Indramayu Bakal Menentukan Desa Mana yang Boleh Gelar Salat Idulfitri di Masjid
Lilis yang meneteskan air matanya, saat itu berharap ada uluran dari pemerintah supaya bisa memulangkan anak beserta istrinya ke Medan.
"Semoga pemerintah membantu memulangkan mereka, sebab bukannya saya tidak sayang, tapi sudah capek karena kerap membuat masalah," ucapnya.
Memang kata Fitria, terakhir sebelum keluarga kakaknya itu pergi, sempat bilang mau ngegembel.
Fitria tak menghiraukan ucapan kakaknya, saat itu, tiba-tiba belakangan keluarga kakaknya itu viral.
"Saya dan ibu tidak tahu seperti itu, saya kira balik lagi ke kontrakannya, yang saya tahu mereka ngontrak, tau-tau viral," ucapnya.
Cerita Mudik Jalan Kaki Bohong
Sebelumnya terdapat berita viral terkait sepasang suami istri dengan membawa dua anak balita, berjalan dari Gombong Jawa Tengah menuju Soreang, Kabupaten Bandung.
Keluarga tersebut mengaku nekad jalan kaki dari Jawa Tengah ke Bandung, lantaran diPHK di tempat kerjanya.
Hari Jumat mereka masih di Ciamis dan Sabtu dini hari mereka telah sampai ke Cangkuang, Kabupaten Bandung.
Suami istri tersebut, yakni Dani Rahmat (39) dan Masitoh Ainun (36) yang membawa kedua anaknya saat menempuh perjalanan.
Kini keluarga tersebut untuk sementara dikarantina di Kantor Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, menerapkan aturan PPKM yang ada.
Masitoh mengakui, dirinya tak mudik dari Gombong ke Cangkuang, tapi ia dan suaminya sengaja melakukan perjalanan untuk menghidupi keluarganya itu.
Berawal dari tempat bekerjanya Dani yang gulung tikar, dan mereka tak bisa apa-apa.
"Mesin jahit diambi bos, jadi bingung kerjaan gak ada. Yang ngajak hidup di jalan saya, kami turun ke jalan yang penting ada buat makan, ada yang ngasih kami terima gak ada yang ngasih kami jalan," ujar Masitoh, saat ditemui di tempat karantinanya, Minggu (9/5/2021).
Menurut Masitoh, sekitar seminggu lalu dirinya kembali melakukan perjalanan.
"Kami dari sini (Cangkuang) ke Cimindi naik angkot, dari Cimindi naik kereta api ke Purwakarta, Purwakarta Bandung, ongkosnya cuman Rp 7 ribu. Lalu dari Purwakarta ke Cikarang, mulai dari Cikarang kami jalan (kaki)," kata Masitoh.
Baca juga: Satu Keluarga Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung, Berhari-hari di Jalan Hanya Bawa Uang Segini
Baca juga: Korban PHK dari Perusahaan Konfeksi Terpaksa Pulang Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Soreang
Masitoh mengatakan, dari Cikarang, menuju Cikampek, Karawang, Subang, Indramayu.
"Di Indramayu kami dapat tumpangan dinaikan ke bus, ditanya tujuannya mau ke mana, kalau sebutin jauh-jauh kasian orang itu, jadi saya sebut yang dekat aja ke tegal ongkos 100 ribu," tuturnya.
Setelah di tegal menurut Masitoh, ia dan keluarganya jalan ke Gombong Jawa Tengah, dari situ balik lagi.
"Jadi muter pergi dari utara pulang lintas selatan," katanya.
Menurutnya, dirinya melakukan perjalanan seperti itu sudah satu tahun.
"Setahun sebenarnya kami sudah keliling Jawa Tengah, Jawa Timur Jawa Bararat. Cuma tidak hanya sambil diam tapi sambil cari kerja. Tapi itu memang yang namannya cari kerja susah," katanya.
Masitoh memaparkan, selama satu tahun keliling Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, itu jalan kaki kalau ada yang kasih numpang kendaraan, ya numpang, ibarat jalan-jalan geratis.

"Kalau tidur ada pom bensin, ya pom bensin, ada di mesjid kan di jawa tak dikunci," tuturnya.
Hal tersebut dilakukan, kata Masitoh, saat anaknya yang kecil berusia 4 bulan, dan sekarang sudah berusia 1,6 tahun.
"Tinggal di mertua gak mungkin rumahnya kecil sempit, untuk kontrakan harus jalan hidup harus jalan, daripada mencuri, kan gitu kan," ujar Masitoh.
Masitoh mengatakan, dirinya masih warga Medan, namun kartu identitasnya hilang karena tasnya dicuri orang saat berada di Cimahi, begitu juga dengan kartu identitas suaminya.
"Semua tas saya diambil orang di Cimahi dipikir mereka apa ya, padahal cuma baju saya, suami, dan anak serta surat-surat itu KTP dan lainnya," tuturnya.
Masitoh mengaku, dirinya tberdomisili di Medan, Lubuk Pakam, Komplek Peteran.
Dengan adanya kejadian viral tersebut, kaka dan orang tuanya menjadi shook, bahkan kakaknya yang paling besar si Medan sampai darah tinggi.
"Setelah gak ada penyekatan lagi, insya Alloh kami balik ke Medan, mau ngurusin orang tua di sana," ucapnya.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Perintahkan Kuli Bangunan Mabes AD Pulang, Ternyata Tujuan KASAD Baik
Baca juga: Kisah Sedih Kakak Adik di Garut yang Berlebaran Tanpa Orang Tua, Bapak Ibunya Tewas di Septic Tank