Korban PHK dari Perusahaan Konfeksi Terpaksa Pulang Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Soreang

ia sekeluarga terpaksa nekat jalan kaki pulang dari Gombong menuju Soreang karena sudah tidak punya apa-apa lagi setelah di-PHK

Editor: Machmud Mubarok
(foto/tribunjabar/andri m dani)
Dani (38) dan Masitoh (36) sembari membawa dua anaknya yang masih balita, nekat jalan kaki pulang mudik dari Gombong ke Soreang Bandung karena kehabisan bekal hidup setelah diPHK di tempat kerjanya di Gombong (Jateng). Mereka berangkat dari Gombong Minggu (2/5) sore dan Jumat (7/5) siang baru sampai di Ciamis. 

Laporan Kontributor Ciamis, Andri M Dani

TRIBUNCIREBON,COM, CIAMIS – Sudah 6 hari ini, Dani (38) berjalan kaki bersama istrinya, Masitoh Aninur Lubis (36) menyusuri jalan nasional jalur selatan. Sembari membawa dua anaknya yang masih balita, Manpa (3 tahun 8 bulan) dan Hanum (1 tahun 5 bulan).

Mereka berangkat dari Gombong (Jateng) pada Minggu (2/5) sore. Tujuannya adalah Jl Jalak Harupat Soreang Kabupatene Bandung, kampung halaman Dani.   

Jumat (7/5) siang menjelang jumatan, Dani sekeluarga sudah sampai di Jl A Yani  Lingkungan Bolenglang Rt 03 RW 05 Ciamis.

Mereka sedang berteduh di bawah pohon rindang di sisi jalan raya jalur selatan tersebut. Kondisi mereka cukup lusuh, mungkin lantaran capek di perjalanan. Mereka menggunakan sandal jepit yang juga lusuh.

“Beginilah sehari-harinya, kalau lagi capek langsung berhenti. Kemudian terus melanjutkan perjalanan lagi,” ujar Dani kepada Tribun dan wartawan lainnya, Jumat (7/5).

Baca juga: Hari Kedua Larangan Mudik, Belasan Truk Mencurigakan Diperiksa Petugas di Pos Penyekatan Majalengka

Baca juga: Pemerintah Akhirnya Larang Mudik di Wilayah Aglomerasi Termasuk Bandung Raya,Siap-siap Diputarbalik

Menurut pengakuan Dani, ia sekeluarga terpaksa nekat jalan kaki pulang dari Gombong menuju Soreang karena sudah tidak punya apa-apa lagi setelah di-PHK dari perusahaan konfeksi rumahan di Gombong tempat ia bekerja.

Di Gombong, Dani tinggal di kontrakan. Setelah tidak bekerja dan tidak punya apa-apa lagi, ia sekeluarga memutuskan untuk pulang ke Soreang Bandung.

“Kami bukan mudik, tapi pulang kampung. Pulang habis, karena di Gombong sudah tidak punya apa-apalagi. Mudah-mudahan di Bandung nanti ada pekerjaan,” ungkapnya.

Karena tidak punya apa-apalagi setelah tidak bekerja, Dani bersama istrinya sepakat pulang ke Bandung dengan berjalan kaki. Berbekal pakaian yang disimpan dalam tas gendong. Masitoh tidak hanya menggendong anaknya yang bungsu Hanum (1 th 5 bulan).

Berangkat dari Gombong Minggu (2/5) sore tersebut Dani hanya membawa bekal uang Rp 120.000.

“Tapi alhamdulillah, selama di perjalanan banyak yang bantu. Ada yang ngasih uang, ada yang ngasih makanan. Kami hanya berjalan di siang hari, kalau malam istirahat,” ujar Masitoh.

Menurut Masitoh, mereka memilih pom bensin (SPBU) untuk istirahat malam sekaligus menumpang mandi.

“Setelah istirahat malam di pom bensin, pagi harinya melanjutkan perjalanan lagi,” katanya.

Selama 6 hari dalam perjalanan dari Gombong sampai di Ciamis Jumat  (7/5) siang tersebut memang banyak yang bantu. “Tapi ada juga yang menyangka kami nipu-nipu. Curiga, terserahlah, ini adalah perjalanan hidup kami. Mohon doanya kami selamat dalam perjalanan,” ujar Masitoh.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved