Cerita Mudik Jalan Kaki Ternyata Bohong, Keluarga Masitoh Sengaja Hidup di Jalan Demi Bisa Hidup
Masitoh mengakui, dirinya tak mudik dari Gombong ke Cangkuang, tapi ia dan suaminya sengaja melakukan perjalanan untuk menghidupi keluarganya itu.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sebelumnya terdapat berita viral terkait sepasang suami istri dengan membawa dua anak balita, berjalan dari Gombong Jawa Tengah menuju Soreang, Kabupaten Bandung.
Keluarga tersebut mengaku nekad jalan kaki dari Jawa Tengah ke Bandung, lantaran diPHK di tempat kerjanya.
Hari Jumat mereka masih di Ciamis dan Sabtu dini hari mereka telah sampai ke Cangkuang, Kabupaten Bandung.
Suami istri tersebut, yakni Dani Rahmat (39) dan Masitoh Ainun (36) yang membawa kedua anaknya saat menempuh perjalanan.
Kini keluarga tersebut untuk sementara dikarantina di Kantor Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, menerapkan aturan PPKM yang ada.
Masitoh mengakui, dirinya tak mudik dari Gombong ke Cangkuang, tapi ia dan suaminya sengaja melakukan perjalanan untuk menghidupi keluarganya itu.
Berawal dari tempat bekerjanya Dani yang gulung tikar, dan mereka tak bisa apa-apa.
"Mesin jahit diambi bos, jadi bingung kerjaan gak ada. Yang ngajak hidup di jalan saya, kami turun ke jalan yang penting ada buat makan, ada yang ngasih kami terima gak ada yang ngasih kami jalan," ujar Masitoh, saat ditemui di tempat karantinanya, Minggu (9/5/2021).
Menurut Masitoh, sekitar seminggu lalu dirinya kembali melakukan perjalanan.
"Kami dari sini (Cangkuang) ke Cimindi naik angkot, dari Cimindi naik kereta api ke Purwakarta, Purwakarta Bandung, ongkosnya cuman Rp 7 ribu. Lalu dari Purwakarta ke Cikarang, mulai dari Cikarang kami jalan (kaki)," kata Masitoh.
Baca juga: Satu Keluarga Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Bandung, Berhari-hari di Jalan Hanya Bawa Uang Segini
Baca juga: Korban PHK dari Perusahaan Konfeksi Terpaksa Pulang Mudik Jalan Kaki dari Gombong ke Soreang
Masitoh mengatakan, dari Cikarang, menuju Cikampek, Karawang, Subang, Indramayu.
"Di Indramayu kami dapat tumpangan dinaikan ke bus, ditanya tujuannya mau ke mana, kalau sebutin jauh-jauh kasian orang itu, jadi saya sebut yang dekat aja ke tegal ongkos 100 ribu," tuturnya.
Setelah di tegal menurut Masitoh, ia dan keluarganya jalan ke Gombong Jawa Tengah, dari situ balik lagi.
"Jadi muter pergi dari utara pulang lintas selatan," katanya.