Kasus Bunuh Diri di Kuningan
Kasus Seorang Mahasiswa Nekat Gantung Diri Bikin Prihatin Anggota DPRD Kuningan, Begini Komentarnya
Kasus mahasiswa Kuningam alias ADJ (26), yang nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri mendapat komentar dari Anggota DPRD Kuningan
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kasus mahasiswa Kuningam alias ADJ (26), yang nekat mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri mendapat komentar dari Anggota DPRD Kuningan, yakni Susanto sekaligus Politisi PKB Kuningan.
"Saya dengarnya miris, kok bisa aksi itu dilakukan level terpelajar? " ungkap Susanto kepada Tribuncirebon.com, Kamis (4/3/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS: Mahasiswa di Kuningan Nekat Gantung Diri, Diduga Tak Direstui untuk Nikah
Baca juga: Orang Tua Mahasiswa Bikin Pernyataan Anaknya yang Tewas Gantung Diri Tidak Perlu Diautopsi
Mengamati kasus demikian, kata dia, ini bukan merupakan kesalahan lingkungan keluarga korban semata. Melainkan ada kurangnya pendidikan karakter yang terjadi di Kabupaten Kuningan, seperti penerapan pendidikan parenting yang biasa pemerintah berikan kepada masyarakat sekitar.
"Artinya dengan kasus ini, tentu menjadi evaluasi bagi kami di pemerintah. Apalagi taglen atau visi misi Kuningan ini merupakan daerah yang Mandiri, Agamis, Sejahtera dan Pinunjul.
Nah, melihat kalimat Agamis di atas dengan terjadinya kasus demikian, jelas bertolak belakang alias tidak sepaham. Lalu, selama ini kampanye Kuningan Agamis itu dimana dan bagaimana bentuknya?" kata Susanto.
Susanto menyebut kasus demikian itu sesungguhnya tidak boleh terjadi di daerah berbasis Agamis. Sebab, dalam ketentuan dan keyakinan secara beragama bahwa tindakan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri itu tidak boleh alis kurang baik.
"Iya, sekarang agama ataupun keyakinan apa yang membolehkan tindakan bernilai kejahatan hingga merugikan pribadi itu terjadi di biarkan. Oke, mungkin tindakan ini diketahui terjadi di Jepang dengan istilah Harakiri, namun untuk belakangan ini tidak ada sama sekali terjadi serupa," katanya.
Mengambil benang merah dari kejadian, kata Susanto, ini tidak lepas dari kejiwaan dan keyakinan orang tersebut, sehingga nekat melakukan tindakan demikian.
"Untuk masalah kejiwaan atau psikolog, kita di PKB ada bagiannya untuk menerima konseling atau pembina mental untuk masyarakat umum," ujarnya.
Baca juga: Dua Anak di Indramayu Jadi Pencuri Motor, Kepergok Polisi Saat Beraksi, Ngaku Mencuri Buat Jajan
Baca juga: Pamer Mobil Camry Berpelat Nomor Dinas TNI Ternyata Palsu, Wanita Ini Ditangkap POM TNI di Bandung
Selain itu, sebagai pengimbang pemerintah, Susanto meminta leading sektor di pemerintahan bisa melakukan pembinaan mental warga di setiap lingkungan. Praktek ini bisa melalui Bagian Kesra di Setda Kuningan, atau Tim Penggerak PKK yang memiliki sumber anggaran tidak sedikit untuk masalah sosial lingkungan.
"Kami minta pemerintah lebih peka, dan tidak bosen melakukan pembinaan terhadap warga Kuningan. Ini kejadian tentu bikin malu kita semua sebagai penyelenggara negara, apalagi korban merupakan warga terpelajar," katanya.
Terpisah, meski curah hujan dengan insitas sedang tidak menyurutkan semangat warga untuk melangsungkan upacara prosesi pemakaman di tempat pemakaman umum, Blok Karanganyar, Kelurahan Cigintung,Kuningan, Jawa Barat, Kamis (4/3/2021).
Termati di lokasi TPU setempat, jenazah korban yang dibawa menggunakan mobil ambulan tampak di iringi sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua lainnya.
Sesaat tiba di lokasi, petugas kifayah bareng warga dan keluarga bergegas mengeluarkan jenazah dari mobil untuk dimakamkan. Terlihat penuh kehati - hatian warga alias pengiring jenazah itu tampak dari raut wajah mereka masing - masing.