Kasus Bunuh Diri di Kuningan

BREAKING NEWS: Mahasiswa di Kuningan Nekat Gantung Diri, Diduga Tak Direstui untuk Nikah

Seorang Mahasiswa di Kuningan, DJA (26), nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribun Jogja - Tribunnews.com
Ilustrasi Gantung Diri 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Seorang Mahasiswa di Kuningan, DJA (26), nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri

. Kejadian yang menghebohkan itu terjadi di Perumahan Taman Ciharendong Kencana, Kuningan, Jawa Barat, Kamis (4/3/2021).

Data terhimpun Tribuncirebon.com menyebut bahwa korban di temukan di salah satu kamar rumah korban.

Kemudian, korban yang diketahui melangsungkan aksi nekat itu diketahui oleh Ibu korban pada waktu sekitar jam 8 pagi.

Baca juga: Jenis-jenis Penyakit yang Sering Dialami Kucing, Segera Bawa ke Dokter Jika Kondisi Memburuk

Selang beberapa waktu, Ibu korban, Nuryanti langsung terkejut dan mengabarkan kepada suaminya dilanjut mendapat pemeriksaan dari petugas Inafis kepolisian Kuningan.

Saat ditemui di lingkungan sekitar, Yono (60) membenarkan ada seorang yang nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

"Iya, katanya gantung diri," ujar warga tadi.

Mengenai penyebab korban meninggal sebelum minta nikah. Yono mengatakan, soal kabar itu belum bisa memastikan sebab akibatnya.

Namun kabar beredar demikian dan sekarang lokasi rumah duka masih banyak di kunjungi petakziah.

Baca juga: Dua Perempuan Datangi Tempat Penuh Lampu Mengira Itu Kafe, Ternyata Kantor Polisi: Ini Kafe kan?

"Kalau penyebab kematian apalagi informasi korban minta nikah itu gak tahu persis. Cuma sekarang, di rumah korban masih berlangsung melakukan kifayah," ujarnya.

Termati di lokasi rumah duka, Babinsa Kelurahan Cigintung, yakni Serma Aceng Johar mengatakan bahwa kejadian ini murni bukan kekerasan.

"Namun untuk memastikan dan mendapat pemeriksaan jasad korban itu dilakukan petugas kepolisian," katanya.


"Iya ada, cuma laporan belum dibuat," ungkap Agus. 
Tidak Akan Diautopsi

Kematian mahasiswa bernama Dede Janu Aryanata (26), warga Perumahan Taman Ciharendong Kencana, Kuningan, yang diduga gantung diri, langsung mendapat respons orang tua korban, Nanang (65).

Dalam pernyataan tertulisnya, Nanang (65) mengakui anaknya meninggal murni akibat bunuh diri dan tidak akan dilakukan autopsi. Pernyataan itu mendapat bubuhan tanda tangan dengan dilengkap materi 6000.

Selain itu, pernyataan itu juga ditandatangani oleh petugas Trantib Kelurahan Cigintung, Agif dan Ketua RT setempat, Saiful Gani.

"Atas kejadian yang menimpa terhadap almarhum tersebut di atas, dan kematiannya saya anggap merupakan takdir dari Allah SWT dan saya tidak akan menuntut kepada siapapun juga, " ujar Nanang dalam kutipan pernyataan tersebut, Kamis (4/3/2021).

Pemakaman Diguyur Hujan

 Meski curah hujan dengan insitas sedang tidak menyurutkan semangat warga untuk melangsungkan upacara prosesi pemakaman di tempat pemakaman umum, Blok Karanganyar, Kelurahan Cigintung,Kuningan, Jawa Barat, Kamis (4/3/2021).

Termati di lokasi TPU setempat, jenazah korban yang dibawa menggunakan mobil ambulan tampak di iringi sejumlah kendaraan roda empat dan roda dua lainnya.

Sesaat tiba di lokasi, petugas kifayah bareng warga dan keluarga bergegas mengeluarkan jenazah dari mobil untuk di makamkan. Terlihat penuh kehati - hatian warga alias pengiring jenazah itu tampak dari raut wajah mereka masing - masing.

Kondisi itu di mungkinkan akibat lokasi TPU yang berada di dataran lebih tinggi alias di atas jalan lingkungan warga setempat.

Mardo Sungkono (65) saat berada di lokasi pemakaman tadi menyebut prosesi pemakaman tetap berjalan. "Iya tadi semua berjalan dengan tertib dan pemakaman juga di lakukan berdasarkan syariat Islam," ungkap Mardo Sungkono yang akrab di sapa Pak Sungkono.

Sungkono yang juga Ketua RW02 di Lingkungan Karanganyar, Kelurahan Cigintung ini mengatakan, untuk mengenal siapa korban itu tidak tahu persis, karena korban merupakan tetangga RW yang masih dalam Kelurahan Cigintung.

"Meski kita beda alamat domisili, namun kita bantu mengawal prosesi pemakaman warga tetangga tersebut," ujar Sungkono.

Tidak banyak warga mengiringi prosesi pemakaman, kata Sungkono ini dapat di lihat dari beberapa alasan, yakni memang tidak boleh berkerumun di masa Pandemi Covid19 dan kebetulan waktunya hujan berlangsung.

"Ya bisa karena hujan dan tak boleh berkerumun jadi prosesi pemakaman dilakukan ala kasarnya. Yang penting tidak kurang dari penilaian secara hukum kewajiban kifayah," ungkapnya.

Baca juga: INI Macam-macam Suara Kucing dan Artinya, Penting Buat Para Pemula Yang Baru Pelihara Kucing

Baca juga: Baru Terjadi Gempa Bumi Magnitudo 4,6 Mengguncang Toli-toli Sulawesi Tenggara

Baca juga: Dua Pemain Asing Persib Bandung Nick Kuipers dan Wander Luiz Belum Terlihat Berlatih di Lapangan

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved